Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Kajian Missio Dei terhadap Tanggung Jawab Orang Percaya Berdasarkan 2 Korintus 5:18-20 Rezky Alfero Josua; Well Therfine Renward Manurung; Eirenne Gracella Jeain Angela Imbir; Sumbut Yermianto
Integritas: Jurnal Teologi Vol 5 No 1 (2023): Integritas: Jurnal Teologi
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Jaffray Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47628/ijt.v5i1.171

Abstract

Missio Dei is the revelation of God himself as the one who loves the world. In this mission of God, God is both the Sender and the Sent One. Mission is not centered on the Church, but on God. With the sub-hermeneutic qualitative method: Exegesis, this article finds a missio Dei study of the responsibilities of believers based on 2 Corinthians 5:18-20. First, believers must do His work. Second, believers must spread His work. Third, believers must invite the reconciliation of others with Him in order to realize the goal of missio Dei, which is to establish Shalom (peace, no division, no loss and completeness) through the reconciliation that has occurred for believers, so that the faith community or Church as an agency of missio Dei must continue to carry out these three responsibilities to all people to receive reconciliation with God.
Hikmat berdiri Sebagai Hukum Perjanjian: Solusi Alternatif untuk Penyelesaian Sengketa Keuangan menurut Amsal 6:1-5 Well Therfine Renward Manurung; Farel Yosua Sualang
TELEIOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 3, No 2 (2023): Teologi dan Pendidikan Kristiani
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Transformasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53674/teleios.v3i2.63

Abstract

Abstract: Proverbs is a book which contains wisdom and is a very important book in the Old Testament besides the other books of wisdom. An important piece of wisdom in Proverbs 6:1-5 is the practical advice regarding an inexperienced person becoming a guarantor for others, thereby exposing himself to risks such as financial ruin, poverty or even debt. This research uses qualitative terms such as: analysis from the perspective of biblical theology, exegesis with an interpretative approach (interpretative design), specifically thematic study, in order to explore and obtain the meaning of words and the implementation of the phrases "fellow insurer", "agreement", "entangled and caught", "words of mouth", "escape" in a financial dispute. This article presents new insight on the concept of insurers, such as: Firstly, the concept of insuring is a risky concept for someone who becomes an insurer because an insurer will be under the power of the debtor. Secondly, liability is a form of insuring because it is a taking on of obligation and not a physical standing-in. Thirdly, the concept of insuring must pay attention to the factors of agreement and the competence of the parties to the agreement. Fourthly, an insuring agreement must provide a financial dispute resolution option, so that the parties can make a new agreement. Insurances that have occurred can be canceled with an agreement mechanism where the lender and the recipient of the loan release their rights and obligations.Abstrak: Amsal merupakan kitab hikmat sangat penting di dalam Perjanjian Lama selain kitab-kitab hikmat lainnya. Hikmat penting dalam Amsal 6:1-5 adalah pengaturan praktik menanggung utang sesama oleh seseorang yang tidak berpengalaman, sehingga kemudian membawa risiko bagi dirinya seperti kehancuran finansial, kemiskinan atau bahkan perbudakan utang. Penelitian ini menggunakan kaidah kualitatif yang meliputi: pengkajian dari sudut pandang teoligi biblika, eksegesis dengan pendekatan interpretative (interpretative design) khususnya studi tematik, sehingga pada akhirnya dapat menggali dan memperoleh makna kata serta implementasi frasa “penanggung sesama”, “persetujuan”, “terjerat dan tertangkap”, “perkataan mulut”, “lepaskan diri” dalam suatu sengketa finansial. Artikel ini memberi pemahaman yang baru mengenai konsepsi penanggungan, yaitu: pertama, konsepsi penanggungan merupakan suatu konsep yang beresiko bagi seseorang yang menjadi penanggung karena seorang penanggung akan berada dibawah kuasa dari pemberi hutang. Kedua, kewajiban merupakan wujud dari penanggungan karena dalam konsepsi ini yang terjadi adalah substitusi pihak yang melakukan kewajiban bukan penanggungan badan (fisik). Ketiga, konsepsi penanggungan harus memperhatikan faktor kesepakatan dan kecakapan para pihak dalam melakukan persetujuan. Kempat, dalam suatu persetujuan penanggungan harus menyediakan opsi penyelesaian sengketa keuangan, sehingga para pihak dapat melakukan persetujuan baru. Penanggungan yang telah terjadi dapat dibatalkan dengan mekanisme kesepakatan di mana pihak pemberi dan penerima pinjaman melepaskan hak dan kewajiban mereka.
STUDI ANALISIS TERHADAP ARTI MENGHUJAT ROH KUDUS MENURUT MATIUS 12:31, MARKUS 3:29 DAN LUKAS 12:10 Andris Kiamani; Well Therfine Renward Manurung; Rudi Siburian; Yusak Christian; Yason Kenelak
DA'AT : Jurnal Teologi Kristen Vol. 5 No. 1 (2024): DA'AT Jurnal Teologi Kristen
Publisher : Program Studi Teologi, Fakultas Teologi, Institut Agama Kristen Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51667/djtk.v5i1.1288

Abstract

Roh Kudus adalah pribadi ketiga dari Allah Tritunggal , meskipun dalam Perjanjian Baru tidak secara eksplisit menyebut Roh Kudus itu Allah namun Roh Kudus memiliki posisi yang sejajar dengan Allah. Tidak jarang terjadi penyimpangan-penyimpangan terhadap Roh Kudus, sebagaimana yang sering kenal dengan ungkapan atau perilaku penghujatan terhadap Roh Kudus. Adanya pendapat yang berbeda mengenai arti menghujat seperti menolak pertolongan, menolak memberikan pengakuan atau kesaksian, meninggalkan iman, perilaku orang Kristen yang tidak sopan dan perilaku menolak tanda perjanjian, sehingga hal tersebut menimbulkan penafsiran yang berbeda dan membingungkan. Metode penelitian  hermeneutik digunakan untuk memperoleh hasil yang maksimal. Sehingga penelitian ini menemukan bahwa menghujat Roh Kudus adalah dosa yang sangat serius dan tidak akan diampuni. Dosa ini terjadi ketika seseorang menolak atau menentang Roh Kudus, mengaitkan pelayanan Yesus dengan kuasa setan, juga dihubungkan dengan ketidakpercayaan terhadap Yesus sebagai Mesias sebagai Anak Allah. Dosa menghujat Roh Kudus dianggap sebagai penolakan terhadap pekerjaan-Nya yang menyebabkan seseorang kehilangan kesadaran akan dosa dan keinginan untuk bertobat.
Implementasi Teologis Frasa “Mengutus” dalam Yohanes 17:18; 20:21 bagi Gereja dari Perspektif Missio Dei Manurung, Well Therfine Renward; Kiamani, Andris; Meichella Yosepha Eunike; Reynhard Leonard Ohoitimur; Samuel Sukanta Ginting
Jurnal Salvation Vol. 4 No. 2 (2024): Januari 2024
Publisher : STT Bala Keselamatan Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56175/salvation.v4i2.106

Abstract

Abstract: The church is a fluid fellowship of believers (liquid church). An organism created by Jesus Christ Himself as a tangible manifestation of Christ in the world to do His work: calling sinners and proclaiming the gospel of God as an expression of God's love to the world. This research is motivated by the lack of research that explains the relationship between sending and missio Dei, as well as the limitation of mission to evangelism and church growth, the lack of attention to the importance of dialogue and engagement with society, and the neglect of the complex social and political context in which mission is carried out. This research uses a qualitative method with an interpretative approach (interpretative design) so as to find the meaning and implementation of the phrase "sending" in John 17:18; 20:21: First, the model of sending in John 17:18; 20:21 is parallel, but different in terms of time and to whom the vision is conveyed. this approach is in line with the Theocentric which makes God the starting point of life, His goals, plans, and programs. Second, the church, or fellowship of believers and Great Commission, is the means or instrument of missio Dei. Third, as one form of God's involvement in the world, believers and church members must be actively in preaching the gospel and continuously involved in the Great Commission of the Lord Jesus. The Holy Spirit plays an active role in continuing to assist and participate in this process. Fourth, the role of mission is very important in the initial process of preaching the gospel so engagement and compassion are required. Fifth, formulate a strategy for planning, developing tasks, and understanding His calling as a messenger in delivering the gospel. Abstrak: Gereja adalah suatu persekutuan orang-orang percaya yang selalu bergerak dengan cair (liquid church). Suatu organisme yang diciptakan oleh Yesus Kristus sendiri sebagai perwujudan nyata dari Kristus di dunia untuk melakukan pekerjaan-Nya: memanggil orang-orang yang berdosa dan memberitakan Injil Allah sebagai suatu pernyataan kasih Allah kepada dunia. Penelitian ini dilatar belakangi oleh minimnya penelitian yang menjelaskan keterkaitan antara pengutusan dan missio Dei, serta pembatasan misi hanya kepada penginjilan dan pertumbuhan gereja, kurangnya perhatian terhadap pentingnya dialog dan keterlibatan dengan masyarakat, serta pengabaian terhadap konteks sosial dan politik yang kompleks di mana misi dilakukan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan interpretative (interpretative design) sehingga dapat menemukan makna dan implementasi teologis frasa “mengutus” dalam Yohanes 17:18; 20:21: Pertama, model pengutusan dalam Yohanes 17:18 ; 20:21 paralel, tetapi berbeda pada sisi waktu dan kepada siapa visi tersebut disampaikan, pendekatan ini sejalan dengan Teosentris yang menjadikan Allah sebagai titik awal kehidupan, tujuan, rencana, dan program-Nya. Kedua, gereja, atau persekutuan orang-orang percaya dan Amanat Agung, adalah sarana atau alat missio Dei. Ketiga, sebagai salah satu bentuk keterlibatan Allah di dunia, orang-orang percaya dan anggota gereja harus terlibat secara aktif dalam pemberitaan injil dan berkelanjutan dalam Amanat Agung Tuhan Yesus. Keempat, peran pengutusan sangat penting dalam proses awal pemberitaan Injil sehingga diperlukan keterlibatan dan belas kasihan. Kelima, merumuskan strategi perencanaan, pengembangan tugas, dan pemahaman akan panggilan-Nya sebagai utusan dalam menyampaikan kabar Injil.
Analisa Teologis Titus 2:11-15 Serta Aplikasinya Dalam Misiologi Terhadap Jaminan Keselamatan Andris Kiamani; Well Therfine Renward Manurung; Andreas Kongres P.Simbolon
SAINT PAUL'S REVIEW Vol. 3 No. 2 (2023): December
Publisher : STT Saint Paul Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56194/spr.v3i2.42

Abstract

Untuk dapat memahami konsep teologis Rasul Paulus, khususnya dalam wawasan teologis serta aplikasinya dalam misiologi, perlu sekali untuk melihat dan mempelajari latar belakang kehidupan dan pelayanan Rasul Paulus. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya peneliti yang memisahkan peran penting dari misiologi dalam aplikasinya dan hanya berfokus kepada pengetahuan teologis. Sehingga melalui latar belakang kehidupan Paulus yang berkaitan dengan pengertian teologis Rasul Paulus, dapat ditarik aplikasi misiologi terhadap pentingnya jeminan keselamatan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, kepustakaan, pada penulisan karya ilmiah ini. Dalam pembahasannya, peneliti memaparkan tentang analisa konteks historis hengenai wawasan teologis serta, analisa konteks kontemporer yang berkaitan dengan aplikasi Misiologi. Sehingga dapat memberikan suatu orientasi pemahaman mengenai peranan langsung teologi Rasul Paulus dalam aplikasi misiologi terhadap kepastian akan kepemilikan kehidupan yang kekal adalah hal sangat penting bagi manusia, sejak kejatuhan manusia ke dalam dosa Allah melihat bahwa, dosa adalah masalah yang sangat serius yang harus diselesaikan.
Analisis Tematik tentang Surga, Neraka, dan Tribulasi: Kajian Eskatologi sebagai Implikasi bagi Anak Muda Manurung, Well Therfine Renward; Pattinaja, Aska Aprilano; Kiamani, Andris
Jurnal Abdiel: Khazanah Pemikiran Teologi, Pendidikan Agama Kristen dan Musik Gereja Vol 8 No 1 (2024): Volume 8 Nomor 1 Tahun 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Abdiel

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37368/ja.v8i1.724

Abstract

Tema eskatologi adalah salah satu tema yang sangat menarik dan terus dibahas sampai hari ini. Berbagai interpretasi dan perspektif dalam memahami tema ini sehingga menjadi suatu kajian menarik. Tetapi realita yang terjadi adalah, bagi anak muda tema ini menjadi tema yang kurang diminati karena berisi hal-hal yang sulit dipahami dan abstrak dalam perspektifnya. Akhirnya ada banyak anak muda yang kehilangan kesempatan mempelajari tema ini secara komprehensif, sehingga tidak mempersiapkan diri dengan baik untuk menjaga hidup di akhir zaman ini. Mengapa harus anak muda? Karena Indonesia akan memasuki bonus demografi, di mana usia potensial dan produktif adalah anak-anak muda. Menjawab realita yang ada, maka artikel ini ditulis untuk mengkorelasikan tema-tema penting dalam Wahyu dengan implikasinya bagi anak muda. Berdasarkan metode kualitatif dalam analisa tematik dan studi literatur, artikel ini menemukan bahwa: pertama, tema surga, neraka dan tribulasi adalah tema yang dapat menarik perhatian anak muda; kedua, tema-tema eskatologi menguatkan anak muda untuk berdiri di atas dasar yang tepat; dan ketiga, tema-tema eskatologi ini, merupakan tema utama yang harus disadari dan diakui kebenarannya oleh anak muda untuk dapat mempersiapkan diri dengan baik. Ini merupakan jawaban bagi para pemimpin rohani dalam mempersiapkan pengajaran tentang tema eskatologi kepada setiap anak muda.
Eksistensi Yesus sebagai Tuhan dan Manusia: Kajian Teologis dalam Berapologetika Kiamani, Andris; Pattinaja, Aska Aprilano; Manurung, Well Therfine Renward
YADA : Jurnal Teologi Biblika dan Reformasi Vol. 2 No. 1 (2024): YADA: Jurnal Teologi Biblika dan Reformasi
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Providensia Adonay

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tantangan kekristenan hari ini adalah kesulitan untuk mempertahankan argumen imandalam berapologetika. Kecenderungan perdebatan yang menjebak banyak orang awammaupun rohaniawan adalah tentang eksistensi Yesus sebagai Tuhan dan manusia.Penulisan artikel ini bertujuan untuk menjawab problematika ini, dengan mengkaji nilaiteologis mengenai pribadi Yesus Kristus dan pelayanan-Nya, yang membuktikan bahwaDia adalah Tuhan yang berkuasa tetapi juga manusia. Beberapa penelitian terdahulu hanyamemberikan penjelasan umum mengenai hubungan keterkaitan Yesus yang adalah manusiadan juga Tuhan, tetapi tidak memberikan perspektif yang lebih mendalam tentang konteksdimaksud sebagai dasar berapologetika. Berdasarkan metode penulisan kualitatif denganpendekatan studi literatur, maka artikel ini menjelaskan beberapa hal, yakni pertama,eksistensi Yesus sebagai Tuhan kelahiran Yesus membuktikan Dia sebagai Tuhan; kedua,eksistensi Yesus sebagai manusia; ketiga, pelayanan Tuhan Yesus membuktikan eksistensiNya sebagai Tuhan dan manusia; dan keempat, jaminan hidup kekal yang diberikanmenguatkan eksistensinya sebagai Tuhan. Hasil penelitian ini menjadi fondasi imankepercayaan setiap orang percaya dalam berapologetika agar bisa berargumen dan bertahandalam menghadapi berbagai serangan.
Implementasi Teologis Frasa “Mengutus” dalam Yohanes 17:18; 20:21 bagi Gereja dari Perspektif Missio Dei Manurung, Well Therfine Renward; Kiamani, Andris; Eunike, Meichella Yosepha; Ohoitimur, Reynhard Leonard; Ginting, Samuel Sukanta
Jurnal Salvation Vol. 4 No. 2 (2024): Januari 2024
Publisher : STT Bala Keselamatan Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56175/salvation.v4i2.29

Abstract

Abstract: The church is a fluid fellowship of believers (liquid church). An organism created by Jesus Christ Himself as a tangible manifestation of Christ in the world to do His work: calling sinners and proclaiming the gospel of God as an expression of God's love to the world. This research is motivated by the lack of research that explains the relationship between sending and missio Dei, as well as the limitation of mission to evangelism and church growth, the lack of attention to the importance of dialogue and engagement with society, and the neglect of the complex social and political context in which mission is carried out. This research uses a qualitative method with an interpretative approach (interpretative design) so as to find the meaning and implementation of the phrase "sending" in John 17:18; 20:21: First, the model of sending in John 17:18; 20:21 is parallel, but different in terms of time and to whom the vision is conveyed. this approach is in line with the Theocentric which makes God the starting point of life, His goals, plans, and programs. Second, the church, or fellowship of believers and Great Commission, is the means or instrument of missio Dei. Third, as one form of God's involvement in the world, believers and church members must be actively in preaching the gospel and continuously involved in the Great Commission of the Lord Jesus. The Holy Spirit plays an active role in continuing to assist and participate in this process. Fourth, the role of mission is very important in the initial process of preaching the gospel so engagement and compassion are required. Fifth, formulate a strategy for planning, developing tasks, and understanding His calling as a messenger in delivering the gospel. Abstrak: Gereja adalah suatu persekutuan orang-orang percaya yang selalu bergerak dengan cair (liquid church). Suatu organisme yang diciptakan oleh Yesus Kristus sendiri sebagai perwujudan nyata dari Kristus di dunia untuk melakukan pekerjaan-Nya: memanggil orang-orang yang berdosa dan memberitakan Injil Allah sebagai suatu pernyataan kasih Allah kepada dunia. Penelitian ini dilatar belakangi oleh minimnya penelitian yang menjelaskan keterkaitan antara pengutusan dan missio Dei, serta pembatasan misi hanya kepada penginjilan dan pertumbuhan gereja, kurangnya perhatian terhadap pentingnya dialog dan keterlibatan dengan masyarakat, serta pengabaian terhadap konteks sosial dan politik yang kompleks di mana misi dilakukan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan interpretative (interpretative design) sehingga dapat menemukan makna dan implementasi teologis frasa “mengutus” dalam Yohanes 17:18; 20:21: Pertama, model pengutusan dalam Yohanes 17:18 ; 20:21 paralel, tetapi berbeda pada sisi waktu dan kepada siapa visi tersebut disampaikan, pendekatan ini sejalan dengan Teosentris yang menjadikan Allah sebagai titik awal kehidupan, tujuan, rencana, dan program-Nya. Kedua, gereja, atau persekutuan orang-orang percaya dan Amanat Agung, adalah sarana atau alat missio Dei. Ketiga, sebagai salah satu bentuk keterlibatan Allah di dunia, orang-orang percaya dan anggota gereja harus terlibat secara aktif dalam pemberitaan injil dan berkelanjutan dalam Amanat Agung Tuhan Yesus. Keempat, peran pengutusan sangat penting dalam proses awal pemberitaan Injil sehingga diperlukan keterlibatan dan belas kasihan. Kelima, merumuskan strategi perencanaan, pengembangan tugas, dan pemahaman akan panggilan-Nya sebagai utusan dalam menyampaikan kabar Injil.
MANIFESTASI KARAKTER ALLAH MELALUI BUAH ROH SEBAGAI IMPLIKASI PENERIMAAN ROH KUDUS OLEH ORANG PERCAYA ANALISIS TEMA PNEUMATOLOGI DALAM KITAB GALATIA 5:22-23 Well Therfine Renward Manurung; Aska Aprilano Pattinaja; Andris Kiamani
EKKLESIA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol. 2 No. 2 (2024): Mei 2024
Publisher : STT Ekklesia Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63576/ekklesia.v2i2.67

Abstract

Abstract: The Holy Spirit is a gift and serves as a helper for every believer. Through the work of the Holy Spirit, the fruit of the Spirit emerges as a manifestation of God's character in the life of the believer. In many literature studies, research on the Holy Spirit (pneuma) often only focuses on practical contexts, but research on the impact of the Holy Spirit (pneuma) on believers often does not get enough attention. This research uses thematic analysis and literature study as an effort to find a better understanding of how the Holy Spirit works in the life of believers and how it affects the expression of God's character in them. The results of this study show that the acceptance of the Holy Spirit has implications, namely: first, it is a sign or proof of faith in Jesus Christ. The Holy Spirit is seen as a gift from God for those who believe. The consequence of acceptance of the Holy Spirit is that believers will always be led by the Holy Spirit. Second, acceptance of the Holy Spirit will bring about changes (transformation) in line with God’s will, meaning God’s character will be reproduced in the life of the believer. Third, the fruit of the Spirit is God’s character reproduced in the life of believers by Jesus Christ or through the work of the Holy Spirit. These findings are expected to be a reference for scholars and servants of God in learning about the Holy Spirit and also to prepare teaching materials for the congregation. Abstrak: Roh Kudus merupakan anugerah dan berperan sebagai penolong bagi setiap orang percaya. Melalui karya Roh Kudus, buah Roh muncul sebagai manifestasi karakter Allah dalam diri orang percaya. Dalam banyak penelitian literatur, penelitian mengenai Roh Kudus (pneuma) sering kali hanya terfokus pada konteks praktika, namun penelitian terhadap dampak Roh Kudus (pneuma) bagi orang percaya seringkali tidak mendapatkan perhatian yang cukup. Penelitian ini menggunakan analisis tematik dan studi literatur sebagai upaya untuk menemukan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana cara Roh Kudus bekerja dalam kehidupan orang percaya dan bagaimana hal itu mempengaruhi ekspresi karakter Allah dalam diri mereka. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerimaan Roh Kudus memiliki implikasi, yaitu: pertama, merupakan tanda atau bukti dari iman kepada Yesus Kristus. Roh Kudus dipandang sebagai hadiah dari Allah bagi mereka yang percaya. Penerimaan Roh Kudus akan menimbulkan konsekuensi bahwa orang beriman akan selalu dipimpin oleh Roh Kudus. Kedua, penerimaan Roh Kudus akan membuat perubahan (transformasi) yang sejalan dengan kehendak Allah, artinya karakter Allah akan direproduksi dalam kehidupan orang percaya. Ketiga, buah Roh merupakan karakter Allah yang direproduksi dalam kehidupan orang percaya oleh Yesus Kristus maupun melalui pekerjaan Roh Kudus. Temuan ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi para sarjana dan pelayan Tuhan dalam pembelajaran mengenai Roh Kudus (pneuma) dan juga untuk mempersiapkan materi pengajaran bagi jemaat.
Analisis Kata Harpazontes Berdasarkan Yudas 1:23 dan Implementasinya Terhadap Penginjilan Pattinaja, Aska Aprilano; Kiamani, Andris; Manurung, Well Therfine Renward
JURNAL LUXNOS Vol. 11 No. 1 (2025): LUXNOS: JURNAL SEKOLAH TINGGI TEOLOGI PELITA DUNIA EDISI JUNI 2025
Publisher : STT Pelita Dunia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47304/ar5dvf06

Abstract

Outreach is a term that is very often heard in the evangelistic movement. The term is generally translated as trying to win lost souls. Interestingly, Jude 1:23 is often used in the context of soul winning with an emphasis on the word harpazontes. The purpose of this study is to put the right perspective on the word harpazontes and its implications from an evangelistic point of view. By using a qualitative method with a hermeneutic exegesis study to conduct a theological study of the word harpazontes, this article finds three results of the analysis of the word harpazontes, namely: first, the context of this word refers to the act of seizing souls who have repented only to become shaky and go back astray; second, the context of this word is different from the word "reaching" which refers more to new souls who have not heard of salvation; and third, in its implementation, every believer must also be vigilant and careful in service so as not to fall into sin. This research is a reference for information and opens insights into every evangelistic movement to continue to have compassion for souls and dare to snatch them from the fire.