Pemahaman teologi seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungannya, dan salah satunya adalah era digital dan paradigma postmodernisme yang meniadakan meta narasi dan menentukan kebenaran berdasarkan pilihannya sendiri. Hal ini tentunya sangat berpengaruh kepada gereja dan pertumbuhannya. Kecenderungan manusia yang mengabaikan kebenaran objektif perlu disikapi secara serius oleh gereja dan para teolog terutama kaum injili yang mempunyai kecenderungan untuk lebih bersikap defensif dan berhadapan langsung dengan paradigma postmodernisme ini. Penelitian yang dilakukan dengan pendekatan kualitatif deskripsi ini mencoba untuk melihat fenomena ini dan bagaimana teologi injili dapat menjadi jawaban dalam era masyarakat dan postmodernisme ini. Penelitian ini menyusun teologi injli yang relevan yang dapat berkomunikasi dengan gaya bahasa paradigma postmodernisme dan menghasilkan teologi sahabat dan teologi berpengalaman untuk menjawab kebutuhan tersebut. Terkait dengan era digital maka upaya yang harus dilakukan adalah membuat massif konten-konten pengajaran alkitabiah sekaligus relevan dan mengembangkan pola pengajarang dan pemuridan yang berkualitas.