The ceremony of baptism is an act of faith that declares one to be a disciple of Christ. The method of implementation that is required to be relevant to the context of society 5.0 as it is today creates differences. One of them is the implementation of online baptism, whether it is in accordance with biblical teachings or has begun to deviate. This research was conducted with the aim of seeing how the theological meaning of baptism and its relation to remain relevant to the conditions of society 5.0. The results of the study explain that the church must still have a biblical theological view while utilizing technological advances that make the preaching of the gospel more massive, online baptism can be carried out while still upholding biblical principles and not reducing theological meaning by changing the process, and the implementation of online baptism makes the news algorithm about the testimony of one's conversion more massive, which means more people witness the beauty of life in Jesus Christ.AbstrakUpacara pelaksanaan baptisan merupakan salah satu tindakan iman yang menyatakan sebagai murid Kristus. Metode pelaksanaan yang dituntut untuk relevan dengan konteks masyarakat 5.0 seperti sekarang ini menimbulkan perbedaan. Salah satunya adalah pelaksanaan baptisan secara online, apakah sesuai dengan ajaran Alkitab atau sudah mulai melenceng. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat bagaimana makna teologis dari baptisan dan kaitannya untuk dapat tetap relevan dengan kondisi masyarakat 5.0. Hasil dari penelitian memaparkan bahwa gereja harus tetap mempunyai pandangan teologi yang alkitabiah sekaligus memanfaatkan kemajuan teknologi yang membuat pemberitaan Injil semakin massif, baptisan online dapat dilakukan dengan tetap memegang teguh prinsip alkitabiah dan tidak mengurangi makna teologis dengan mengganti prosesnya, dan pelaksanaan baptisan online membuat algoritma pemberitaan tentang kesaksian pertobatan seseorang menjadi lebih massif, yang berarti lebih banyak orang yang menyaksikan keindahan hidup dalam Yesus Kristus.