Saat ini semakin mudahnya pengaksesan internet dan cepatnya laju media sosial membuat setiap individu di dunia ingin segera mengetahui perkembangan informasi. Fear of missing out (FOMO) atau perasaan takut tertinggal berisiko dialami remaja yang tergolong belum cukup mampu untuk meregulasi diri mereka. FOMO yang mungkin dialami para remaja berisiko membuat remaja lalai terhadap tanggung jawab, bersikap konsumtif, terpapar oleh konten kejahatan atau pelecehan seksual hingga menurunnya kesehatan mental dan fisik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara regulasi diri dengan FOMO pada remaja usia 12 -18 tahun. Metode kuantitatif non-eksperimental dilakukan dengan menyebarkan kuesioner penelitian yaitu Short Self Regulation Questionnaire dan Fear of Missing Out Scale dengan teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling. Didapatkan data penelitian dari 386 partisipan dan diolah menggunakan teknik Spearman Correlation untuk mengetahui hubungan regulasi diri dan fear of missing out para remaja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis penelitian diterima, yaitu terdapat hubungan negatif yang signifikan antara regulasi diri dan fear of missing out (r = -0.176 dan nilai p = 0.001 < 0.05) pada remaja. Data tambahan juga menganalisis mengenai perbedaan regulasi diri berdasarkan keaktifan remaja berinteraksi dengan orang tua dan berdasarkan jenis kelamin. Hasil analisis tambahan menunjukkan remaja yang aktif berinteraksi dengan orang tua memiliki regulasi diri yang lebih tinggi dibandingkan remaja yang kurang aktif berinteraksi dengan orang tua dan regulasi diri remaja perempuan lebih baik dibandingkan regulasi diri remaja laki-laki.