Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

HUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DAN POLA ASUH DENGAN PENANGANAN SIBLING RIVALRY PADA USIA 3-5 TAHUN DI DESA LAMPAHAN BARAT : The Relationship Between Birth Distance And Parenting With Sibling Rivalry Handling At The Age Of 3-5 Years In West Lampahan Village Yuliana; Idawati, Idawati; Sahara , Tuti; Rahayu, Lisnawati; Fahmi Ningsih, Aulia
Jurnal Ilmiah Kebidanan (Scientific Journal of Midwifery) Vol. 10 No. 1 (2024): JIKeb | Maret 2024
Publisher : LPPM - STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33023/jikeb.v10i1.2044

Abstract

In Indonesia, 75% of children experience sibling rivalry. The child’s reaction appears to be more agressive, misbehaves, hits, fusses, experiences descriptions, often unnecessary cries, and is more dependent on their mother. Based on case studies of siblings that have occurred to injure and even cause death to other siblings, the highest trigger is due to the parenting style of parents who often distinguish the treatment of their children, so it is a concern to do handling. A preliminary survey that was carried out in Desa Lampahan Barat on 30 mothers who had children aged 3-5 years with more than one child obtained 70% of the mothers revealed that their children felt sibling rivalry. The population in the research was 30 respondents who were taken as samples by using the total sampling methode. This research was Quantitative through cross-sectionsl design. The result showed that 19 respondents (63,3%) were authoritative parenting. It found that 20 respondents (66,7%) were close to birth spacing. In brief, there was a correlation between birth spacing and parenting with sibling rivalry management in aged 3-5 years children. Therefore, a researcher expected that respondents should monitor their birth spacing and create parenting properly
Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Cara Menyikat Gigi Menggunakan Media Boneka Bergigi Terhadap Peningkatan Pengetahuan Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Siswa Kelas III di SD Negeri 2 Kota Bakti Kabupaten Pidie Sari, Novita; Mu'alim, Azhar; Mufida, Nurlela; Rahayu, Lisnawati; Irwayu, Farisha
BEST Journal (Biology Education, Sains and Technology) Vol 8, No 1 (2025): Juni 2025
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/best.v8i1.10808

Abstract

Rendahnya pengetahuan siswa kelas III mengenai pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan sehingga penyuluhan kesehatan yang efektif dapat meningkatkan pengetahuan akan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan cara menyikat gigi menggunakan media boneka bergigi terhadap peningkatan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada siswa kelas III di SD Negeri 2 Kota Bakti Kabupaten Pidie. Metodologi dalam Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan desain one group pre-test dan post-test, tempat penelitian dilakukan di SD Negeri 2 Kota Bakti Kabupaten Pidie 9 November 2024. Populasi dalam penelitian adalah semua siswa kelas III yang berjumlah 58 orang dengan teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling sebanyak 58 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan lembar kuesioner pengetahuan sebagai pre-test, selanjutnya intervensi dilakukan penyuluhan dengan metode interaktif menggunakan media PPT dan boneka bergigi untuk menarik perhatian dan memudahkan pemahaman siswa dan terakhir diberikan lembar kuesioner pengetahuan yang sama sebagai post-test. Hasil Penelitian: Menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut yang signifikan setelah dilakukan penyuluhan, didapatkan bahwa t-hitung sebesar 7,655 lebih besar dari pada t-tabel 2,002 dengan nilai P-Value 0,000 (< 0,05). Kesimpulan: Bahwa t-hitung lebih besar dari t-tabel maka Ha diterima yaitu ada pengaruh penyuluhan kesehatan cara menyikat gigi menggunakan media boneka bergigi. Saran: diharapkan kepada guru dan petugas kesehatan dapat menggunakan media boneka bergigi sebagai alat penyuluhan kesehatan dan orang tua perlu dilibatkan dalam upaya meningkatkan kesadaran kesehatan gigi dan mulut pada anak-anak