Resiliensi merupakan kemampuan terpenting yang dihadapi dalam mengelola manajemen risiko, karena harus beradaptasi untuk tetap teguh dalam situasi sulit dalam aspek seni, alam maupun budaya. Resiliensi dalam pariwisata adalah suatu sistem untuk menyerap gangguan, mempertahankan fungsinya, dan memulihkan keadaan menjadi lebih baik setelah adanya gangguan. Pembangunan resiliensi ini digunakan untuk mengembangkan strategi mitigasi dan adaptasi dalam mengidentifikasi dan menganalisis risiko dengan model manajemen pariwisata. Proses manajemen risiko pariwisata merupakan pengukuran efektivitas fleksibilitas strategi dalam memperbaiki keberlanjutan, berjalan sistematis dengan tujuan mengidentifikasi, menilai dan mengelola berbagai risiko. Adapun tahapan dalam penelitian, yaitu: pengumpulan sumber risiko, identifikasi faktor risiko, identifikasi tingkat kerentanan, identifikasi tingkat ancaman, identifikasi tingkat kapasitas, analisis risiko dan penentuan risiko prioritas. Proses pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan pengisian kuesioner oleh beberapa narasumber yang terlibat dalam manajemen operasional PT NuArt Sculpture Park. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat faktor-faktor risiko yang mendapatkan nilai prioritas untuk dimitigasi secara berkelanjutan, yaitu: risiko operasional, risiko kerusakan lingkungan, risiko ketidakterlibatan pemangku kepentingan dan risiko beban kerja yang tinggi. Tingkat risiko pada pengembangan NuArt Sculpture Park termasuk ke dalam kategori sedang. Proses manajemen risiko dalam penelitian ini dapat diterapkan untuk membangun resiliensi objek wisata. Ini akan membantu pihak yang berkepentingan dalam membuat keputusan manajemen pariwisata.