Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pengaruh Pendidikan Agama Kristen Dalam Keluarga Kristen Terhadap Kepribadian Anak Di GMIT Jemaat Sublele Klasis Fatuleu Barat Yohanis Pandie, Remegises Danial
Jurnal Pendidikan Indonesia : Teori, Penelitian, dan Inovasi Vol 3, No 5 (2023): Jurnal pendidikan Indonesia: Teori, Penelitian, dan Inovasi
Publisher : Penerbit Widina, Widina Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59818/jpi.v3i5.689

Abstract

This study aims to determine the effect of Christian Religious Education in Christian families on children's personality in GMIT Jemaat Sublele. Where, the lack of time and attention from parents who are busy working reduces the time to interact, pray together, or discuss Christian values in the family. As a result, children lack attention and support in their spiritual and moral development, so that children are easily influenced by the environment, which leads to negative actions such as fighting, saying dirty words, fighting parents, skipping school, alcohol, smoking and other delinquent acts. This study, using a quantitative approach with a population and sample of 74 children. The results illustrate that there is a positive and significant influence between the variables of Christian Religious education in Christian families on children's personality in GMIT Congregation Sublele West Fatuleu Klasis. The results of the simple linear regression test with a constant of 10.748 show that if the PAK variable in the family is zero or fixed, it will increase the child's personality by 10.75%. The PAK variable in the family of 10.75% shows that if variable X increases by one unit, the child's personality will be 0.644 or 64.4% while 35.6% is influenced by other factors. It is known that the tcount value of variable X is 12.573 ttable 1.666. So, it can be concluded that, the value of the first hypothesis (H0) is rejected.ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pendidikan Agama Kristen dalam keluarga Kristen terhadap kepribadian anak di GMIT Jemaat Sublele. Di mana, kurangnya waktu dan perhatian dari orang tua yang sibuk bekerja mengurangi waktu untuk berinteraksi, berdoa bersama, atau membahas nilai-nilai Agama Kristen dalam keluarga. Akibatnya, anak-anak kurang mendapatkan perhatian dan dukungan dalam pengembangan spiritual dan moral mereka, sehingga anak mudah terpengaruh dengan lingkungan, yang berujung pada tindakan negatif seperti berkelahi, mengeluarkan kata-kata kotor, melawan orang tua, bolos sekolah, alkohol, merokok dan tindakan kenakalan lainnya. Penelitian ini, menggunakan pendekatan kuantitatif dengan populasi dan sampel sebanyak 74 orang anak. Hasil penelitian menggambarkan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan anatara variabel pendidikan Agama Kristen dalam keluarga Kristen terhadap kepribadian anak di GMIT Jemaat Sublele Klasis Fatuleu Barat. Hasil Uji regresi linear sederhana dengan konstanta sebesar 10,748 menunjukan bahwa jika variabel PAK dalam keluarga bernilai nol atau tetap, maka akan meningkatkan kepribadian anak sebesar 10,75%. Variabel PAK dalam keluarga 10,75% menunjukan bahwa jika variabel X meningkat satu satuan maka kepribadian anak sebesar 0,644 atau sebesar 64,4% sedangkan 35,6% dipengaruhi oleh factor lain. Diketahui nilai thitung dari variabel X adalah 12,573 ttabel 1,666. Jadi, dapat disimpulkan bahwa, nilai hipotesis pertama (H0) diterima artinya terdapat pengaruh variabel X terhadap variabel Y atau ada pengaruh variabel PAK dalam keluarga terhadap variabel kepribadian anak.
PEMIKIRAN FRIEDRICH NIETZSCHE: TUHAN TELAH MATI DAN IMPLIKASINYA BAGI PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN Yohanis Pandie, Remegises Danial
The Way: Jurnal Teologi dan Kependidikan Vol. 10 No. 2 (2024): Oktober 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Bethel The Way Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54793/teologi-dan-kependidikan.v10i2.149

Abstract

This article aims to analyze Friedrich Nietzche's thoughts on God is dead. Nietzche said that humans have killed God with attitudes and behaviors that do not reflect the life of Jesus.Nietzsche's critique goes beyond simply acknowledging the absence of God; it confronts the implications of the absence of human existence. He argues that the death of God necessitates a radical reassessment of values, since the moral framework that has governed society is no longer tenable. In the context of Christian education, Nietzsche's assertion calls for a reassessment of the pedagogical approaches used in teaching religious concepts. However, many authors consider Nietzche's criticism as a form of rebellion and denigration of Christianity. The research method used is a literature study. The results of the study show that Nietzche's criticism contributes to thinking related to critical thinking, multicultural education and the development of Christian educators' abilities in implementing each learning, so that Christian doctrinal fascism does not occur. Nietzsche's statement about the death of God presents both challenges and opportunities for Christian religious education.
Program Cerdas Cermat Alkitab sebagai Upaya Meningkatkan Pengetahuan, Persahabatan dan Prestasi Tingkat SMA/SMK se-Jakarta Utara Yohanis Pandie, Remegises Danial; Ruth Anna Marietta Sianturi; Romika; Nofedin Waruwu; Lawrence Christian
BOKEP VIRAL 2025 Vol. 2 No. 1 (2024): Desember
Publisher : Lembaga Penelitian dan Publikasi Ilmiah, Yayasan Yuta Pendidikan Cerdas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62282/devotion.v2i1.19-29

Abstract

Program Cerdas Cermat Alkitab ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan siswa tentang nilai-nilai Alkitab, memperkuat persahabatan antar pelajar, serta mendorong prestasi akademik dan non-akademik di tingkat SMA/SMK se-Jakarta Utara. Latar belakang program ini didasarkan pada kebutuhan akan kegiatan edukatif berbasis spiritual yang mampu membangun karakter siswa dalam konteks keragaman sosial dan budaya. Metode pelaksanaan melibatkan kompetisi berbasis tim yang berlangsung dalam beberapa tahap, mulai dari babak penyisihan hingga final, dengan format yang interaktif dan partisipatif. Program ini tidak hanya menguji pengetahuan Alkitab, tetapi juga melatih keterampilan komunikasi, kerja sama, dan pengambilan keputusan. Hasil program diharapkan mencakup peningkatan pemahaman siswa terhadap nilai-nilai Alkitab, terjalinnya relasi yang lebih erat antar pelajar lintas sekolah, serta meningkatnya motivasi belajar melalui penghargaan yang diberikan kepada peserta berprestasi. Dengan melibatkan lebih dari 20 sekolah di Jakarta Utara, program ini menjadi sarana strategis untuk memperkuat kolaborasi lintas institusi pendidikan. Diharapkan, program ini dapat menjadi model kegiatan yang berdampak positif terhadap perkembangan spiritual dan sosial siswa di wilayah urban.
Manusia Baru Bagi Remaja Kristen berdasarkan Kolose 3:5-17 dan Implikasinya Bagi Pendidik Kristen Halawa, Agnes Monica; Yohanis Pandie, Remegises Danial
Edukris: Jurnal Pendidikan Agama Kristen Vol. 1 No. 01: Februari 2025
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Bethel The Way

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54793/ek.v1i01.180

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pemahaman remaja Kristen tentang konsep manusia baru menurut Kolose 3:5-17 dan implikasinya bagi pendidik Kristen dalam pembinaan remaja. Melalui pendekatan kualitatif deskriptif, data dikumpulkan melalui wawancara dengan pendidik, pendeta, dan remaja Kristen dari gereja dan sekolah Kristen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun remaja memahami konsep manusia baru secara teologis, penerapan nilai-nilai Kristiani dalam kehidupan sehari-hari sering terhambat oleh pengaruh budaya modern dan tekanan sosial. Pendidik Kristen memiliki peran kunci dalam membantu remaja mengatasi tantangan ini dengan memberikan contoh hidup yang konsisten dengan ajaran Kristus, serta menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan karakter spiritual. Implikasi bagi pendidik Kristen meliputi pentingnya pemahaman mendalam tentang konsep manusia baru, menjadi teladan dalam hidup sehari-hari, serta mengintegrasikan nilai-nilai Alkitab dalam pembelajaran holistik yang mencakup aspek intelektual, emosional, dan sosial. Penelitian ini menyarankan agar pendidik Kristen mengembangkan pendekatan pembinaan yang lebih aplikatif dan terintegrasi, melibatkan keluarga dan gereja dalam mendukung remaja menjadi manusia baru yang sejati.
Exploring The Relevance Of Pantheism With The Halaika Beliefs Of The Inner Boti Tribe Yohanis Pandie, Remegises Danial
Jurnal Sosiologi Agama Vol. 19 No. 1 (2025)
Publisher : Program Studi Sosiologi Agama Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/jsa.2025.191-02

Abstract

This article is a development of the Simlitabmas research grant from the Indonesian Ministry of Education and Culture that I did in 2022 in Boti Village, Ki'e District, South Central Timor Regency and has been published in book form and as my thesis during college. The research that I raised at that time was the Cultural Feudalism of the Boti Tribe According to the Perspective of Paulo Freire's Theory of Liberating Education and Its Implementation in Christian Religious Education. In developing this article, I focus on the essence of halaika through the sociology of religion in order to find its scientific concept and see its relevance to pantheism. The Qualitative Ethnographic Method was used to see the cultural side and the halaika belief side of the Boti Dalam tribe. Literature study was used to add to the literature review related to pantheism. The results of the study show that both have relevance in terms of the meaning of nature as a source of life for humans. Where, nature is a place for humans to live and maintain their lives. In addition, both also believe that behind the existence of nature and human life there is something that envelops them in the limitations of their understanding regarding things that they cannot do. Nature also provides an understanding that what is visible is God who is in the invisible, so that the existence of nature and God becomes an inseparable unity for both.