Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALISIS KONFLIK KERUSUHAN ETNIS LAMPUNG DAN BALI BERDASARKAN KONSEP PENAHAPAN KONFLIK Azzahra, Farrelia; Faijah, Anisa Safaatul; Adiansah, Wandi
Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik Vol 5, No 1 (2023): Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkrk.v5i1.44114

Abstract

Keberagaman menjadi ciri dari kekayaan negeri. Keberagaman tersebut tentu saja menjadi kekuatan, namun tidak bisa dipungkiri, kekayaan juga muncul sebagai ancaman perpecahan. Perpecahan tersebut seringkali dipicu oleh konflik-konflik yang terjadi karena berbagai perbedaan di dalam masyarakat. Konflik tidak bisa dipisahkan dari kehidupan bermasyarakat oleh karena itu, perlu adanya alat untuk membantu mengurangi dampak buruk dari konflik itu sendiri. Kabupaten Lampung Selatan adalah salah satu kabupaten multikultural. Yang mana di daerah tersebut terdapat keanekaragaman suku dan budaya. Ada beberapa suku yang mendiami kabupaten tersebut seperti suku Lampung, Jawa, Sunda, Bali dan ada beberapa suku Batak oleh karena itu Lampung Selatan sering disebut sebagai kabupaten multikultural. Terdapat beberapa alat yang digunakan untuk menganalisis konflik, salah satunya penahapan konflik yang dikemukakan oleh Nulhaqim. Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui penggunaan penahapan konflik sebagai alat untuk melakukan analisis konflik etnis Lampung dan Bali Provinsi Lampung yang berada di bagian selatan pulau Sumatera. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dengan metode pengumpulan data yang digunakan dalam yakni studi literatur. Hasil penelitian ini adalah terdapat pemicu serta penyebab dari konflik Lampung dan Bali, akibat dari konflik tersebut menyebabkan beberapa kerugian sebagai dampak dari terjadinya konflik. Dalam penanganan kasus konflik Bali dan Lampung ini, terdapat beberapa upaya resolusi konflik yang dilakukan oleh berbagai pihak. Diversity is a characteristic of the country's wealth. This diversity is of course a strength, but it cannot be denied that wealth also appears as a threat to division. These divisions are often triggered by conflicts that occur due to various differences in society. Conflict cannot be separated from social life, therefore, there is a need for tools to help reduce the negative impacts of conflict itself. South Lampung Regency is a multicultural district. In this area there is ethnic and cultural diversity. Several tribes inhabit the district, such as the Lampung, Javanese, Sundanese, Balinese and there are several Batak tribes, therefore South Lampung is often referred to as a multicultural district. There are several tools used to analyze conflict, one of which is conflict phasing proposed by Nulhaqim. The purpose of writing this article is to determine the use of conflict staging as a tool for analyzing the ethnic conflict in Lampung and Bali, Lampung Province, which is in the southern part of the island of Sumatra. This research uses a descriptive qualitative approach. The data used in this research is secondary data with the data collection method used in namely literature study. The results of this research are that there are triggers and causes of the Lampung and Bali conflicts, the consequences of these conflicts cause several losses as a result of the conflict. In handling the Bali and Lampung conflict cases, there were several conflict resolution efforts carried out by various parties.
UPAYA LEMBAGA PELAYANAN SOSIAL DALAM MENGHAPUS STIGMA TERHADAP ODHIV/ODHA: STUDI KASUS DI RUMAH CEMARA Faijah, Anisa Safaátul; Sulastri, Sri
Share : Social Work Journal Vol 14, No 2 (2024): Share : Social Work Journal
Publisher : University of Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/share.v14i2.46248

Abstract

Stigma merupakan atribut yang diberikan oleh lingkungan sosial terhadap individu yang belum tentu kebenarannya. Stigma memiliki konotasi yang negatif dan memiliki dampak yang luar biasa merugikan bagi mereka kelompok yang terstigma. Pada orang dengan HIV/AIDS, stigma seperti pembawa penyakit, orang yang terkutuk, pelaku seks bebas, dan pengguna narkoba membuat mereka sering kali mendapatkan diskriminasi di lingkungan masyarakat. Maka dari itu, upaya untuk menghilangkan stigma menjadi penting untuk dilakukan. Penelitian ini melihat bagaimana upaya-upaya menghilangkan stigma dilakukan oleh Rumah Cemara selaku Lembaga pelayanan sosial yang bergerak di bidang HIV/AIDS. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan melakukan wawancara kepada manager program, staff program, dan koordinator lapangan,  Rumah Cemara serta masyarakat umum sebagai target sasaran dari upaya yang dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya penyebaran informasi mengenai HIV/AIDS dalam rangka menghilangkan stigma terhadap ODHIV/ODHA di Rumah Cemara dilakukan dengan berbagai cara meliputi; kasus per kasus; melalui olahraga; melalui foodcourt; melalui media sosial; dan melalui advokasi. Upaya yang dilakukan oleh Rumah Cemara telah berkontribusi dalam penghapusan stigma terhadap ODHIV/ODHA jika dilihat dari perubahan dalam sikap dan pengetahuan masyarakat yang menjadi target sasaran, meskipun belum terdapat pengukuran yang pasti untuk mengukur efektifitas upaya yang telah mereka lakukan, namun upaya-upaya tersebut patut untuk dihargai kehadirannya. Suatu upaya akan lebih bisa dikembangkan dari waktu ke waktu apabila terdapat alat untuk mengukur efektifitas dari upaya tersebut, maka akan lebih baik apabila upaya yang dilakukan Rumah Cemara memiliki indikator pengukuran tertentu. Stigma is an attribute from outside the individual whose truth is not certain. Stigma has a negative connotation and has a tremendous detrimental impact on those groups who are stigmatized. For people with HIV/AIDS, stigma such as carriers of the disease, people who are condemned, free sex offenders, and drug users make them often discriminated against in society. Therefore, efforts to eliminate stigma are important to do. This research will look at how efforts to eliminate stigma are carried out by Rumah Cemara. This study uses a qualitative approach by conducting interviews with members of Rumah Cemara as a social service institution working in the field of HIV/AIDS. The results showed that efforts to disseminate information about HIV/AIDS in order to eliminate the stigma against PLHIV/ODHA at Rumah Cemara were carried out in various ways including; case by case; through sports; through food courts; via social media; and through advocacy. The efforts made by Rumah Cemara have contributed to eliminating the stigma against PLHIV/ODHA, although there is no definite measure to measure the effectiveness of the efforts they have made, their presence deserves to be appreciated. An effort will be more developed from time to time if there are tools to measure the effectiveness of these efforts, so it will be better if the efforts made by Rumah Cemara have certain measurement indicators.