Realitas di lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar guru Bahasa Jawa belum banyak menerapkan Project-based Learning (PjBL) dalam pembelajaran yang mereka lakukan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang menghambat penerapan PjBL dalam pembelajaran Bahasa Jawa pada Kurikulum Merdeka di SMP. Project-based Learning (PjBL) sendiri memiliki keterkaitan erat dengan teori pembelajaran konstruktivisme. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Penelitian ini dilakukan di beberapa SMP yang tersebar di Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Mojokerto, dan Kota Malang, dengan subjek penelitian berupa empat guru Bahasa Jawa pada jenjang SMP yang dipilih secara acak dari masing-masing wilayah tersebut. Penelitian dilaksanakan selama satu bulan dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara semi-struktur. Data dalam penelitian ini kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis tematik berdasarkan model Braun & Clarke (2006) yang meliputi enam tahapan, yaitu familiarisasi, pengkodean, identifikasi tema, peninjauan dan pengembangan tema, penamaan tema, dan penyajian hasil analisis. Hasil penelitian menemukan bahwa penerapan Project-based Learning (PjBL) dalam pembelajaran Bahasa Jawa di jenjang SMP menghadapi empat hambatan utama yaitu kompetensi guru, motivasi guru, beban kerja guru, dan kebijakan kurikulum. Kompetensi guru yang belum memadai dalam merancang proyek, rendahnya motivasi akibat kurangnya apresiasi, tingginya beban kerja baik dalam melakukan pengajaran ataupun tugas administratif, serta kurangnya pedoman implementasi yang relevan untuk mata pelajaran Bahasa Jawa menjadi faktor-faktor penghambat yang diidentifikasi dalam penelitian ini.Kata Kunci: Bahasa Jawa, Project-based Learning, PjBL, Kurikulum Merdeka