p-Index From 2020 - 2025
0.817
P-Index
This Author published in this journals
All Journal JURNAL AGROTEKNOSAINS
Siburian, Fandri
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

ANALISIS PEMASARAN MEMASUKI PASAR PERSAINGAN ARABIKA KOPI DESA TALIMBARU BARUS JAHE Siburian, Fandri; Marpaung, Posman HP
JURNAL AGROTEKNOSAINS Vol 7, No 2 (2023): Jurnal Agroteknosains
Publisher : Universitas Quality

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36764/ja.v7i2.1210

Abstract

Coffee plants are one of the plantations that play an important role in the Indonesian economy. Important roles include a source of income for small scale coffee farmers, while large ones, earning foreign exchange, providing employment opportunities and other economic actors involved in cultivation, processing and the marketing chain.Indonesia is called the largest coffee producing country in the world, the main target of coffee export activities is to market coffee products produced directly by Indonesian farmers.European countries, America and Japan are the largest consumer countries for coffee exports. Progress and developments over time have ultimately led to increased welfare and changes in the lifestyle of the Indonesian people, leading to increased coffee consumption. It was concluded from the marketing analysis and consumption levels that the balance in meeting coffee needs for (export) foreign and domestic markets (national level) must be increased by national coffee production. Coffee production in Indonesia is estimated at around 1.2 million hectares, spread across Java, North Sumatra and Sulawesi.Indonesia is one of the countries where the productivity of Arabica coffee is higher than the productivity of Robusta coffee, which is starting to be popular with farmers and coffee connoisseurs in Indonesia. Arabica coffee is one of the world's high demand coffees, which has contributed to Indonesia becoming the largest coffee producer to increase the production and productivity of Arabica coffee, which has a fairly high price.In improving knowledge, skills and attitudes with the aim of increasing coffee productivity, farmer groups have begun to be embraced and formed through deliberations or seminars as a means of learning for their members so that the problems faced by coffee farmers in Talimbaru Village regarding coffee productivity can no longer make mistakes in farming and lack of knowledge in the workforce and the operation of coffee processing equipment to achieve higher production.With this background, the author conducted research on marketing analysis entering the Arabica Coffee Competition Market in Talimbaru BarusJahe Village.
ANALISIS SISTEM AEROPONIK TERTUTUP PADA BUDIDAYA TANAMAN KENTANG (Solanum Tuberosum L.) DI UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT) BENIH INDUK HORTIKULTURAL (BIH) KUTAGADUNG BERASTAGI. Marpaung, Posman H P; Siburian, Fandri; Sinaga, Nelly
JURNAL AGROTEKNOSAINS Vol 8, No 1 (2024): Jurnal Agroteknosains
Publisher : Universitas Quality

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36764/ja.v8i1.1360

Abstract

Agriculture plays an important role in economic, social and environmental development in Indonesia. As the main sector, agriculture contributes to food security, creates jobs, provides industrial raw materials, and is a source of foreign exchange for the country through exports of agricultural products. Apart from that, agriculture also plays a role in managing natural resources and the environment through sustainable agricultural practices. Agricultural development in rural areas can also strengthen rural development and improve community welfare (Septiana, 2019). controlling the plant's growing environment, aeroponic systems can ensure optimal growth throughout the year, increasing productivity and food security.Potatoes have always been one of the crucial food commodities in Indonesia. In fact, demand continues to increase from year to year. However, production is still fluctuating due to the unstable quality of the seeds. For this reason, it is hoped that a solution can help increase the amount of potato production by examining new discoveries in potato seed cultivation propagation techniques. Aeroponic technology is here to provide a solution to increase the quality of potato seed production. Aeroponics is a technique for cultivating seeds without soil and plant nutrition is obtained from water or a solution that is sprayed in the form of mist. The procedures carried out in the aeroponic technique are preparation of aeroponic equipment and boxes, preparation of potato seeds, planting potato plants, and maintenance (Febriansyah, 2020).
ANALISIS USAHA TANI WORTEL (Daucus carota L.) DI BPP BARUS JAHE DESA SUKANALU DINAS PERTANIAN KABUPATEN KARO Siburian, Fandri; Marpaung, Poman HP; Sitepu, Alim
JURNAL AGROTEKNOSAINS Vol 8, No 2 (2024): Jurnal Agroteknosains
Publisher : Universitas Quality

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36764/ja.v8i2.1423

Abstract

Penduduk Negara yang berkembang adalah mayoritas petani. sebab itu, pembangunan pertanian merupakan tujuan utama dari setiap pemerintahan negara yang berkembang (Soetrisno, 1998:83).Sektor pertanian berperan penting di dalam perekonomian Indonesia terutama dalam bentuk penyediaan lapangan kerja dan kontribusinya terhadap pembentukan PDB dan ekspor (Tambunan, 2003:23). Sektor pertanian, masih banyak komoditi berpotensi yang belum ditangani secara serius. Salah satunya yang kini banyak dilirik para eksportir ialah sayuran komersial karena memiliki peluang pasar, khususnya di luar negeri, yang tak kalah dengan komoditi lainnya (Tim Penulis PS, 1993:44-45). dampak  positif  bagi  kehidupan  masyarakat,  yaitu  memberikan  kesempatan kerja  yang  luas,  memberikan  penghasilan  bagi  masyarakat  pada  setiap  rantai agribisnis, dan meningkatkan perbaikan gizi masyarakat. Pengembangan budidaya wortel di Indonesia didukung oleh keadaan agroklimatologi dan agroekonomi wilayah yang sesuai (Cahyono, 2002 : 14).Hal tersebut menyebabkan rendahnya nilai keuntungan yang diperoleh petani. Kendala usahatani sayur-sayuran di beberapa negara berkembang, termasuk Indonesia, adalah rendahnya nilai pendapatan petani, keterbatasan pengetahuan petani, keterbatasan lahan yang dimiliki petani dan posisi penawaran pada pihak petani yang kurang kuat. (Ashari, 1995:11).Produktivitas dipengaruhi oleh suatu kombinasi dari banyak faktor, antara lain: varietas, tingkat kesesuaian lahan (termasuk luas dan kualitasnya), jenis teknologi yang digunakan, ketersediaan modal, kualitas pupuk dan input lainnya, ketersediaan dan kualitas infrastruktur pendukung (seperti irigasi) dan tingkat pendidikan/pengetahuan petani (Tambunan, 2003:47).Perbedaan pendapatan berkaitan erat dengan produktivitas para petani. Sementara produktivitas tidak dapat dilepaskan dari berbagai faktor antara lain: luas lahan yang dimiliki, kebijakan pemerintah dalam pemberian insentif pada petani, dan sebagainya (Soetrisno, 1998:5).Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik melaksanakan penelitian dengan judul " Analisis Usaha Tani Wortel (Daucus Carota L.)  Di BPP Barus Jahe Desa Sukanalu Dinas Pertanian Kabupaten Karo ".
Produktivitas Kopi Arabika Melalui Perangkap (Trap) Berbasis Sumberdaya Lokal Marpaung, Posman HP; Siburian, Fandri; Sitepu, Alim
JURNAL AGROTEKNOSAINS Vol 9, No 1 (2025): Jurnal Agroteknosains
Publisher : Universitas Quality

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36764/ja.v9i1.1526

Abstract

Kopi merupakan salah satu tanaman perkebunan penting di Indonesia, dan menjadi sumber pendapatan bagi jutaan petani dan keluarganya. Kita semua sebagai petani maupun para konsumen yang biasa meminum kopi dari Indonesia tentu berharap bahwa produksi kopi masih akan berlanjut terus di masa depan. Kita menyadari bahwa praktek produksi yang diterapkan para petani kopi saat ini sebagian telah mendukung pertanian berkelanjutan, tetapi masih ada beberapa praktek pertanian kopi yang belum sesuai dengan prinsip pertanian berkelanjutan. Tanaman Kopi (Coffee Sp) merupakan salah satu tanaman utama di Sumatera Utara yang banyak diusahakan oleh rakyat termasuk Kabupaten Karo. Tanaman ini merupakan komoditi perkebunan yang penting dalam perekonomian daerah Kabupaten Karo karena dapat menyumbangkan devisa untuk daerah ini. Secara umum tanaman kopi tumbuh pada ketinggian 500 m dari permukaan laut dengan suhu rata-rata 21-24 0C dan menghendaki curah hujan 2000 - 3000 mm. Jenis komoditi unggulan yang dibudidayakan masyarakat Kabupaten Karo tahun 2020 adalah tanaman kopi (Reza dan Tri, 2023). Komasti merupakan varietas bahan tanam unggul baru kopi Arabika yang telah dilepas oleh Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia pada tahun 2013. Varietas ini mempunyai potensi hasil mencapai ±2,1 ton greenbean per hektar dengan populasi 2.000 tanaman tentu dengan perawatan yang intensif. Untuk menjaga tanaman kopi tetap sehat dan produktif, dianjurkan untuk melakukan pencegahan serangan hama dan penyakit serta mengendalikanya secara benar apabila tanaman telah terserang. Pengendalian hayati dapat dilakukan dengan penyemprotan spora jamur Beauveria bassiana. Biakan Beauveria dapat dibuat sendiri oleh petani atau membeli dari dinas setempat. Sistem pertanian berkelanjutan menawarkan alternatif praktek produksi kopi yang ramah lingkungan dan secara sosial ekonomi menguntungkan. Sistem ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan para petani saat ini tanpa mengabaikan kepentingan anak cucu yang akan datang.