p-Index From 2020 - 2025
0.444
P-Index
This Author published in this journals
All Journal JURNAL AGROTEKNOSAINS
Marpaung, Posman HP
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALISIS PEMASARAN MEMASUKI PASAR PERSAINGAN ARABIKA KOPI DESA TALIMBARU BARUS JAHE Siburian, Fandri; Marpaung, Posman HP
JURNAL AGROTEKNOSAINS Vol 7, No 2 (2023): Jurnal Agroteknosains
Publisher : Universitas Quality

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36764/ja.v7i2.1210

Abstract

Coffee plants are one of the plantations that play an important role in the Indonesian economy. Important roles include a source of income for small scale coffee farmers, while large ones, earning foreign exchange, providing employment opportunities and other economic actors involved in cultivation, processing and the marketing chain.Indonesia is called the largest coffee producing country in the world, the main target of coffee export activities is to market coffee products produced directly by Indonesian farmers.European countries, America and Japan are the largest consumer countries for coffee exports. Progress and developments over time have ultimately led to increased welfare and changes in the lifestyle of the Indonesian people, leading to increased coffee consumption. It was concluded from the marketing analysis and consumption levels that the balance in meeting coffee needs for (export) foreign and domestic markets (national level) must be increased by national coffee production. Coffee production in Indonesia is estimated at around 1.2 million hectares, spread across Java, North Sumatra and Sulawesi.Indonesia is one of the countries where the productivity of Arabica coffee is higher than the productivity of Robusta coffee, which is starting to be popular with farmers and coffee connoisseurs in Indonesia. Arabica coffee is one of the world's high demand coffees, which has contributed to Indonesia becoming the largest coffee producer to increase the production and productivity of Arabica coffee, which has a fairly high price.In improving knowledge, skills and attitudes with the aim of increasing coffee productivity, farmer groups have begun to be embraced and formed through deliberations or seminars as a means of learning for their members so that the problems faced by coffee farmers in Talimbaru Village regarding coffee productivity can no longer make mistakes in farming and lack of knowledge in the workforce and the operation of coffee processing equipment to achieve higher production.With this background, the author conducted research on marketing analysis entering the Arabica Coffee Competition Market in Talimbaru BarusJahe Village.
Produktivitas Kopi Arabika Melalui Perangkap (Trap) Berbasis Sumberdaya Lokal Marpaung, Posman HP; Siburian, Fandri; Sitepu, Alim
JURNAL AGROTEKNOSAINS Vol 9, No 1 (2025): Jurnal Agroteknosains
Publisher : Universitas Quality

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36764/ja.v9i1.1526

Abstract

Kopi merupakan salah satu tanaman perkebunan penting di Indonesia, dan menjadi sumber pendapatan bagi jutaan petani dan keluarganya. Kita semua sebagai petani maupun para konsumen yang biasa meminum kopi dari Indonesia tentu berharap bahwa produksi kopi masih akan berlanjut terus di masa depan. Kita menyadari bahwa praktek produksi yang diterapkan para petani kopi saat ini sebagian telah mendukung pertanian berkelanjutan, tetapi masih ada beberapa praktek pertanian kopi yang belum sesuai dengan prinsip pertanian berkelanjutan. Tanaman Kopi (Coffee Sp) merupakan salah satu tanaman utama di Sumatera Utara yang banyak diusahakan oleh rakyat termasuk Kabupaten Karo. Tanaman ini merupakan komoditi perkebunan yang penting dalam perekonomian daerah Kabupaten Karo karena dapat menyumbangkan devisa untuk daerah ini. Secara umum tanaman kopi tumbuh pada ketinggian 500 m dari permukaan laut dengan suhu rata-rata 21-24 0C dan menghendaki curah hujan 2000 - 3000 mm. Jenis komoditi unggulan yang dibudidayakan masyarakat Kabupaten Karo tahun 2020 adalah tanaman kopi (Reza dan Tri, 2023). Komasti merupakan varietas bahan tanam unggul baru kopi Arabika yang telah dilepas oleh Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia pada tahun 2013. Varietas ini mempunyai potensi hasil mencapai ±2,1 ton greenbean per hektar dengan populasi 2.000 tanaman tentu dengan perawatan yang intensif. Untuk menjaga tanaman kopi tetap sehat dan produktif, dianjurkan untuk melakukan pencegahan serangan hama dan penyakit serta mengendalikanya secara benar apabila tanaman telah terserang. Pengendalian hayati dapat dilakukan dengan penyemprotan spora jamur Beauveria bassiana. Biakan Beauveria dapat dibuat sendiri oleh petani atau membeli dari dinas setempat. Sistem pertanian berkelanjutan menawarkan alternatif praktek produksi kopi yang ramah lingkungan dan secara sosial ekonomi menguntungkan. Sistem ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan para petani saat ini tanpa mengabaikan kepentingan anak cucu yang akan datang.