Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Exploration and Reintroduction of Orchid on the West Slope of Mount Lawu: Conservation Studies PT Pertamina Aviation Fuel Terminal Adi Sumarmo Soraya, Nova Dewi; Bagas Cesar Bastomi; Julia Rizki Jumas; Zaenal Abidin; Harya Ramadanu
ENVIBILITY: Journal of Environmental and Sustainability Studies Vol. 2 No. 1 (2024): March
Publisher : Prospect Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55381/envibility.v2i1.348

Abstract

This study aimed to inventory the taxonomic diversity of Orchidaceae on the western slopes of Mount Lawu, a conservation area managed by PT Pertamina Aviation Fuel Terminal Adi Sumarmo. Through exploratory methods, 51 orchid taxa were identified with a total of 230 individuals. The Eria, Dendrobium, and Liparis genera dominated the species composition, with their distribution influenced by microhabitat characteristics. The significant presence of epiphytic species suggests a healthy forest canopy. Vegetative propagation efforts through tissue culture were successfully conducted on five selected species: Eria sp, Liparis sp, Dendrobium sp, Malaxidinae sp, and Vanda tricolor, with Dendrobium sp demonstrating the highest potential for vegetative propagation (26%). These findings open avenues for reintroduction programs of rare species into their natural habitats. A conservation status assessment revealed that most species are not yet listed in the IUCN Red List, emphasizing the urgent need for further research and more intensive conservation efforts. Therefore, this study recommends the implementation of integrated in-situ and ex-situ conservation strategies to ensure the sustainability of orchid diversity within the Mount Lawu conservation area.
Etnobotani Tumbuhan Obat pada Gradien Ketinggian di Lereng Gunung Lawu, Jawa Tengah, Indonesia Budiatmadja, Sabda Apriliana; Muliawati, Aldina Himmarila; Soraya, Nova Dewi; Amri, Shoiful; Mada, Caesar Nobel Fairuz; Rifa'i, M. Aris Maulana; Suryono, Dhidhit; Setyawan, Haris
BioEksakta : Jurnal Ilmiah Biologi Unsoed Vol 7 No 3 (2025): BioEksakta
Publisher : Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.bioe.2025.7.3.17299

Abstract

Ekosistem hutan pegunungan Indonesia, seperti kawasan Tahura KGPAA Mangkunagoro I di Gunung Lawu, merepresentasikan lanskap bio-kultural yang unik dengan keanekaragaman hayati tinggi dan tradisi pengetahuan lokal yang berkelanjutan, sehingga menjadi sumber penting bagi kesehatan, kesejahteraan masyarakat, serta konservasi lingkungan. Penelitian ini mengkaji pemanfaatan etnobotani dan potensi farmakologis tumbuhan obat di sepanjang gradien ketinggian Tahura KGPAA Mangkunagoro I, Gunung Lawu, sebagai landasan ilmiah untuk konservasi dan pengembangan etnobotani tumbuhan obat. Metode transek sabuk sepanjang 8,6 km dengan lebar 10 m digunakan untuk inventarisasi spesies, dilengkapi wawancara semi-terstruktur dengan masyarakat lokal dan validasi literatur farmakologi. Hasil identifikasi menemukan 66 spesies tumbuhan obat dari 41 famili, dengan famili dominan yaitu Euphorbiaceae, Lauraceae, dan Moraceae. Zona Montana Bawah (1200–1500 mdpl) memiliki kekayaan spesies tertinggi (38 spesies, 57,58%), diikuti Zona Montana Atas (1501–2400 mdpl) dengan 22 spesies (33,33%), dan Zona Sub-Alpin (>2400 mdpl) dengan 6 spesies (9,09%). Habitus yang paling banyak dimanfaatkan adalah perdu (30,30%), diikuti herba (28,79%) dan pohon (18,18%). Daun merupakan bagian yang paling sering digunakan (44,19%), disusul akar (11,63%) dan buah (10,47%). Validasi ilmiah menunjukkan kesesuaian tinggi antara penggunaan tradisional dan khasiat farmakologis, seperti Centella asiatica untuk penyembuhan luka dan Clinacanthus nutans sebagai antidiabetik. Beberapa spesies, seperti Trevesia sundaica, masih memerlukan penelitian farmakologis lanjutan untuk membuktikan klaim tradisionalnya. Studi ini menegaskan pentingnya konservasi keanekaragaman hayati dan pengetahuan tradisional di kawasan pegunungan tropis serta membuka peluang pengembangan fitofarmaka berbasis kearifan lokal. Kata kunci : etnobotani, Gunung Lawu, Tahura KGPAA Mangkunagoro I, tumbuhan obat.