Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PERENCANAAN GIRDER JEMBATAN BETON PRATEGANG JL. RAYA SEMEMI BENOWO SURABAYA SECTION 0 - 152 Apriyanto, Dimas; Siswoyo, Siswoyo
axial : jurnal rekayasa dan manajemen konstruksi Volume 9, No. 1, April Tahun 2021
Publisher : Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30742/axial.v9i1.1700

Abstract

Abstrak. Pada perencanaan jembatan beton prategang menggunakan I girder sebagai struktur utamanya. Bentang jembatan section 0-152 adalah 80 m terbagi dalam jarak masing-masing 40 m. Dasar perencanaan struktur PCI Girder dan pembebanan jembatan mengacu pada Brigde Management System ( BMS, 1992), dengan tegangan ijin dari PCI girder mengacu pada SNI 03-2847-2002. Analisa pembebanan yaitu beban mati, beban hidup, beban angin dan analisa pengaruh waktu seperti rangkak, susut dan kehilangan prategang. Dari analisa perhitungan balok induk berbentu I diperoleh Lebar jembatan yang direncanakan 2 lajur 1 arah, dengan lebar per arah 3,5 meter. Disisi kanan kiri jalan terdapat concrete barrier dengan lebar 0,6 meter. Perencanaan ini dimulai dengan pengumpulan data-data teknis yang diperlukan dalam perencanaan. Kemudian dilanjutkan dengan penjelasan mengenai latar belakang pemilihan jembatan, perumusan tujuan perencanaan, pembahasan, dan dasar-dasar perencanaan yang mengacu pada peraturan perencanaan jembatan RSNI T-02- 2005, SNI T-12-2004, dan ASTM A-416. setelah itu barulah dilakukan preliminary design dengan menentukan dimensi-dimensi utama jembatan. Pada tahap awal perencanaan dilakukan perhitungan terhadap struktur sekunder jembatan seperti : pagar pembatas dan lantai kendaraan yang nantinya akan digunakan untuk analisa beban yang terjadi. Analisa beban yang terjadi seperti : analisa berat sendiri, beban mati tambahan, beban lalu lintas, dan analisa pengaruh waktu seperti creep dan kehilangan gaya prategang. Kemudian dari hasil analisa tersebut dilakukan kontrol tegangan yang terjadi pada struktur. Tahap yang terakhir dari perencanaan ini adalah perencanaan perletakan. Akhir dari perencanaan ini adalah didapat bentuk dan dimensi penampang I girder yang mampu menahan beban-beban yang bekerja pada jembatan, sehingga didapat suatu struktur jembatan yang aman.Kata kunci: Gedung, Beton Bertulang, SRPMK, Tahan Gempa
Tingkat Serangan Spodoptera frugiperda L pada Tanaman Jagung di Desa Batu Belang Dua, Kecamatan Muaradua Arsi, Arsi; Rahmi, Fadhila; Oclara, Elsa Chendy; Pratiwi, Yuliza Adhe; Apriyanto, Dimas; Indrajaya, Tri Aji; Alamsyah Alrifqi, Muhammad
Seminar Nasional Lahan Suboptimal Vol 11, No 1 (2023): Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal ke-11 “Optimalisasi Pengelolaan Lah
Publisher : Pusat Unggulan Riset Pengembangan Lahan Suboptimal (PUR-PLSO) Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Arsi, A., Rahmi, F., Oclara, E.C., Pratiwi, Y.A., Apriyanto, D., Indrajaya, T.A., & Alrifqi, M.A. (2023). Spodoptera frugiperda attack level on corn plants in Batu Belang Dua Village, Muaradua Distric. In: Herlinda S et al. (Eds.), Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal ke-11 Tahun 2023, Palembang 21 Oktober 2023.  (pp. 275–284). Palembang: Penerbit & Percetakan Universitas Sriwijaya (UNSRI).Corn (Zea mays L) is one of the food crops and the main source of income for Indonesian people, especially in South Sumatra, however, people's income has decreased due to a significant Spodoptera frugiperda attack. This research aimed to determine the percentage intensity of Spodoptera frugiperda pest attacks in Batu Belang Dua village. The research method used in this research is the survey method through direct observation in the field. The data collected is primary data in the form of direct observation of symptoms in the field and secondary data obtained from farmer interviews. The results obtained from five corn farmers were of productive age, the farmers ranged in age from 30 years to 50 years with a land area of 1 ha. The highest Spodoptera frugiperda L. attack was on land 3 owned by Mr. Ahyar with an average of 16.43% and the lowest was on land 2 owned by Kartini with an average of 9.92%. So, the intensity of Spodoptera frugiperda attacks in Batu Belang Dua village showed that the highest attack was on land 3 belonging to Mr. Ahyar with an average of 16.43%, while the lowest attack was on land 2 belonging to Mrs. Kartini with an average of 9.92%. Therefore, farmers in Batu Belang Dua village must pay attention to the level of Spodoptera frugiperda pest attacking corn crops so that they do not experience very high economic losses.