Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

OPTIMIZATION OF DETAINEE ELECTRONIC WRISTBAND (DEWA) AS AN EFFORT TO MONITOR DETAINEE ACTIVITIES IN ORDER TO IMPROVE IMMIGRATION DETENTION HOUSE SECURITY Gibran, Atsil Syah; Zuhri, M. Rizky; Ardiansyah, Andika; Hidayat, Anastasya Tri Andriani; Manalu, Abellya
TEMATICS: Technology Management and Informatics Research Journals Vol 5 No 2 (2023): TEMATICS: Technology ManagemenT and Informatics Research Journals
Publisher : Polteknik Imigrasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52617/tematics.v5i2.499

Abstract

Direktorat Jenderal Imigrasi merupakan instansi yang berhadapan langsung dengan pergerakan keluar masuknya orang dari Indonesia yang mana imigrasi memiliki tanggung jawab sebagai penjaga pintu gerbang negara Indonesia, pengawasan lalu lintas dan keberadaan orang asing di wilayah Indonesia. Sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia yakni melindungi segenap bangsa dan tanah air Indonesia, memajukan kepentingan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara, dan ikut serta dalam mewujudkan kemerdekaan tercapainya suasana yang aman, tentram dan tertib baik pada lingkungan nasional maupun internasional merupakan hal yang krusial agar terhindar dari hal-hal yang berpotensi mengganggu stabilitas nasional. Oleh karena itu, dalam menciptakan suasana aman dan tentram, Imigrasi melakukan pengawasan bagi orang asing dengan aturan dan standar prosedural yang berlaku sesuai dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian. Pengawasan tersebut merupkanan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengumpulkan, mengolah, serta menyajikan data dan informasi keimigrasian warga negara Indonesia dan warga negara asing dalam memastikan dipatuhinya ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang keimigrasian. Imigrasi dalam mengawasi tentu mendapati beberapa orang asing yang melakukan pelanggaran yang ditindaklanjuti dengan menempatkan sementara orang tersebut pada rumah deteni. Namun, yang menjadi perhatian dalam penelitian ini adalah pengawasan orang asing di rumah deteni karena walaupun sudah dilakukan pengawasan, masih terdapat beberapa peluang yang tidak diinginkan seperti kaburnya deteni dari rudenim. Oleh karena itu, perlu dikembangkannya inovasi dalam mengawasi deteni agar dapat membantu pengawasan deteni. DEWA memudahkan monitoring deteni yang berada di Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim). Selain itu diharapkan inovasi ini mampu membawa dampak yang baik pada sistem manajemen deteni di Rumah Detensi Imigrasi yang berada di 13 lokasi di seluruh Indonesia.
STRATEGI KONSTRUKTIF DALAM MENCEGAH DAN MENDETEKSI SECARA DINI TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG DI WILAYAH PERBATASAN INDONESIA-MALAYSIA Qolby, Ajeep Akbar; Manalu, Abellya; Pratama, Andre Milen
Journal of Law and Border Protection Vol 7 No 1 (2025): JLBP : Journal of Law and Border Protection
Publisher : Polteknik Imigrasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52617/jlbp.v7i1.685

Abstract

Tindak Pidana Perdagangan orang merupakan salah satu dari Transnational Organized Crime yang marak di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia. Data dari Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan mencatat terdapat 698 korban TPPO pada periode Januari-Juli 2024, dengan provinsi Kepulauan Riau dan Kalimantan Utara menjadi yang terbanyak. Pengawasan yang lebih fokus pada aspek keamanan mengabaikan kesejahteraan masyarakat, sehingga membentuk sikap masyarakat yang tidak takut untuk melakukan aktivitas ilegal. Dalam rangka mengatasi hal tersebut, penulis mengusulkan strategi konstruktif kolaboratif yang melibatkan berbagai lembaga yang tergabung pada Badan Nasional Pengelola Perbatasan, dengan integrasi kebijakan, data, dan pengawasan administratif serta lapangan terpadu. Pengawasan administratif dilakukan oleh Imigrasi, BP2MI, dan Dinas Ketenagakerjaan di pos lintas batas dan Kantor Imigrasi, sementara pengawasan lapangan dilaksanakan oleh TNI dan Polri melalui sweeping jalur tidak resmi yang berpotensi menjadi jalur tikus kasus perdagangan orang. Selain itu, edukasi oleh Petugas Imigrasi Pembina Desa (PIMPASA) yang bekerja sama dengan BP2MI untuk mencegah perekrutan ilegal dan eksploitasi pekerja migran. Strategi ini bertujuan mengatasi hambatan dalam pencegahan TPPO di perbatasan Indonesia-Malaysia, mendukung program akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, serta memastikan keamanan dan kesejahteraan masyarakat perbatasan.