Cases of violence committed by adolescents are quite high, indicating that violence behavior in adolescents often occurs. One of many causes of violent behavior is unmanaged anger. Acts of violence are considered as a crime, hence the perpetrators could be punished and put in a Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Class II Jakarta. This study aims to investigate the effectiveness of the Teen Anger Management and Education (TAME) intervention program to improve anger management on perpetrators in Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Class II Jakarta. The sampling technique used for this research is purposive sampling with the criteria of adolescents aged 17-19 years old who are the perpetrators of violence. The method used is a mixed method, an approach that combines quantitative and qualitative research methods. Data collected through a State-Trait Anger Expression Inventory - 2 (STAXI-2) questionnaire are analyzed by paired sample t-test using the SPSS program. The result is that the value of Sig. (2-tailed) is 0.170 > 0.05, which explains that the TAME intervention program given to perpetrators at LPKA Class II Jakarta is less significant in increasing anger management on participants. Meanwhile, the qualitative result shows changes in participant’s anger management through activeness and changes in behavior while participating in the program. Data kasus kekerasan yang dilakukan oleh remaja terbilang cukup tinggi, menandakan bahwa perilaku kekerasan pada remaja marak terjadi. Salah satu penyebab perilaku kekerasan adalah karena emosi marah yang tidak dikelola dengan baik. Tindakan kekerasan merupakan pelanggaran hukum sehingga pelakunya dapat dikenakan hukuman yang membuatnya berada di Lembaga Pembinaan Khusus Anak. Penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat efektivitas program intervensi Teen Anger Management and Education (TAME) untuk meningkatkan anger management pada remaja pelaku kekerasan yang berada di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Jakarta. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan kriteria anak binaan yang menjalani masa pidananya karena kasus kekerasan dan berumur 17-19 tahun. Metode yang digunakan adalah mixed-method, yakni pendekatan yang menggabungkan antara metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Data yang tertampung melalui kuesioner alat ukur State-Trait Anger Expression Inventory - 2 (STAXI-2) dianalisis dengan uji paired sample t-test menggunakan program SPSS. Diperoleh hasil bahwa nilai Sig. (2-tailed) adalah sebesar 0.170 > 0.05 sehingga dapat dijelaskan bahwa program intervensi TAME yang diberikan kepada pelaku kekerasan di LPKA Kelas II Jakarta kurang signifikan dalam meningkatkan anger management partisipan. Sedangkan berdasarkan hasil metode kualitatif, menunjukkan bahwa anger management dari partisipan menunjukkan adanya perubahan melalui keaktifan dan perubahan perilaku selama mengikuti kegiatan.