Some Christian figures state that the exorcism service is only relevant in the era of the Ancient Church, which was still thick with the context of idol worship and is no longer relevant today. The deliverance service is generally also understood as one carried out only once in a prayer meeting per person, without any other deliverance prayers or further spiritual guidance. The purpose of this study is to find an explanation of the post-departure prayer service that is relevant. The research method used is descriptive qualitative. The study results showed three forms of post-delivery prayer services: observation of the causes of possession by the power of darkness, continued deliverance prayers, and spiritual guidance. A church that does only one deliverance prayer service for each person (without any follow-up service) is the same as allowing eight evil spirits to return and destroy that person.AbstrakAda tokoh Kristen yang menyatakan bahwa pelayanan pelepasan (eksorsisme) hanya relevan di masa Gereja Purba yang masih kental dengan konteks penyembahan berhala, dan tidak lagi relevan pada masa kini. Pelayanan pelepasan umumnya juga dipahami sebagai pelayanan yang dilakukan hanya satu kali pertemuan doa saja pada tiap pribadi, tanpa ada doa pelepasan lanjutan ataupun bimbingan rohani lanjutan. Tujuan penelitian ini adalah menemukan penjelasan tentang pelayanan pasca doa pelepasan yang relevan. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan adanya tiga bentuk pelayanan pasca doa pelepasan, yaitu observasi penyebab kerasukan kuasa kegelapan, doa pelepasan lanjutan dan bimbingan rohani. Gereja yang melakukan hanya satu kali pelayanan doa pelepasan pada tiap pribadi (tanpa ada pelayanan lanjutan), sama halnya dengan memberikan kesempatan delapan roh jahat untuk kembali dan menghancurkan orang itu