Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Hubungan Tuhan dan Manusia dalam QS. Al-Alaq Ayat 1-5 Tafsir Lenyepaneun Karya Moh. E. Hasim Permana, Asep Amar
Jurnal Iman dan Spiritualitas Vol. 3 No. 4 (2023): Jurnal Iman dan Spiritualitas
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jis.v3i4.31044

Abstract

Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui tentang hubungan Tuhan dan manusia yang terdapat dalam QS. al-Alaq ayat 1-5 penafsiran Moh. E. Hasim dalam tafsirnya Ayat Suci Lenyepaneun. Metode penelitian yang dilakuakan dalam penulisan ini adalah kualitatif yang bersifat deskriptif analitis. Langkah awal melakukan penelusuran mengenai ayat al-Quran yang berkaitan dengan ketauhidan yakni yang berhubungan antara Tuhan dengan manusia, kemudian ditemukan QS. al-Alaq ayat 1-5 dan ditafsirkan dengan menggunakan kitab tafsir ayat suci lenyepaneun yang dikarang oleh Moh. E. Hasim, kemudian menganalisis penafsirannya, selanjutnya penulis menyimpulkan ke dalam beberapa kalimat. Penemuan pertama bahwa hubungan Tuhan dengan manusia, Allah sebagai pencipta yakni sang khaliq sedangkan manusia adalah makhluq, yakni yang diciptakan-Nya. Baik alam sekitar maupun manusia adalah ciptaan Allah Tuhan yang maha Esa. Ciptaan Tuhan yang paling khas adalah manusia, yang masing-masing mempunyai kepribadian dan kecenderungan keagamaan yang berbeda. Dimaana manusia adalah makluq yang Allah ciptakan dari segumpal darah. Allah SWT melimpahkan martabat manusia dibandingkan dengan makhluk lain dan menciptakannya sebaik mungkin. Kedua, pernyataan akan Allah Tuhan yang maha mulia. Bahwasannya mulianya Allah adalah yang maha agung dan maha suci, agung tanpa ada tandingannya, dan suci tanpa ada yang menyerupainya. Sedangkan manusia, ia makhluq yang mulia karena Allah yang meninggikan derajatnya dan karena kesucian hatinya. Ketiga, Allah yang maha ilmu, hubungan Allah sebagai Tuhan yang mengajarkan dan manusia yang diajarkan. Dia yang mengajarkan manusia tentang apa-apa yang tidak diketahui manusia.
Pengalaman dan Hubungan Ritual Keagamaan dengan Aktivisme Politik pada Ritual Pemakaman di Amerika Serikat dalam Esai Ziad Munson Permana, Asep Amar
Jurnal Iman dan Spiritualitas Vol. 4 No. 1 (2024): Jurnal Iman dan Spiritualitas
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jis.v4i1.31045

Abstract

Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui pengalaman dan hubungan ritual keagamaan dengan aktivisme politik pada ritual pemakaman di amerika serikat dalam esai ziad munson “when a funeral isn’t just a funeral: the layered meaning of everyday action”. Dimana para sarjana pernah memperkirakan akan suramnya keberadaan agama di dunia modern. Kemajuan sosial, menurut mereka, berarti menghilangkan agama dan kendali kuno atas kehidupan. Namun, agama sebenarnya berkembang pesat dalam masyarakat yang majemuk dan kompleks, dan semangatnya yang terus berlanjut bahkan kebangkitannya menuntut evaluasi ulang gagasan tentang sekularisasi. Dengan demikian Nancy T. Ammerman telah mengumpulkan sekelompok sarjana yang beragam dan interdisipliner untuk memberikan pengamatan kritis terhadap masyarakat modern, agama dalam tindakan. Maka kumpulan esai yang belum pernah diterbitkan tersebut mendekati agama modern pada tingkat paling mendasar dan membawa pembaca pada kehadiran praktik keagamaan di tengah kompleksitas kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah Esai “When A Funeral Isn’t Just A Funeral: The Layered Meaning Of Everyday Action” dalam buku “Everyday Religion: Observing Modern Religious Lives” karya Nancy T. Ammerman. Hasil penelitiang ditemukan bahwa manusia dalam melakukan perubahan dapat ditempatkan pada ruang di mana banyak makna yang saling tumpang tindih, yakni tokoh-tokoh agama yang “tidak pada tempatnya” secara aktif memanipulasi, mengelola, mengendalikan, dan atau mempengaruhi peristiwa-peristiwa untuk mempengaruhi cara mereka melakukan perubahan. suatu situasi dipahami oleh orang lain. Namun, telah memanipulasi. Sebagaimana pada ritual pemakaman. Terkadang pemakaman lebih dari sekedar pemakaman. Dimana dalam kasus gerakan pro-kehidupan, ritual keagamaan dan aktivisme politik terkadang merupakan satu hal yang sama.