Inner child adalah sebuah konsep yang digunakan untuk menggambarkan “sifat kekanak-kanakan” dalam diri seseorang. Konsep ini juga merujuk pada sikap kekanakan pada diri seseorang, terutama orang dewasa. Setiap manusia umumnya memiliki inner child yang berbeda, karena hal ini terbentuk dari pengalaman saat masih anak-anak. Inner child adalah bagian dari diri seseorang yang berperan dalam membentuk karakternya. Trauma masa anak meliputi beberapa aspek, yaitu: kekerasan fisik, kekerasan seksual, kekerasan emosional, penolakan fisik, penolakan emosional, dan menyaksikan kekerasan. Kejadian yang berkaitan dengan aspek-aspek tersebut, sangat berpengaruh terhadap trauma pada masa anak, dan kehidupan individu tersebut. Anak yang seharusnya mendapatkan rasa aman dari orang-orang terdekatnya, namun nyatanya orang-orang terdekat itu yang memberikan luka pada anak. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini untuk meningkatkan peran kader dan orang tua melalui GEMATI (Gerakan Memantau Anak dengan Hati) memberikan edukasi pola asuh yang tepat untuk menghindari dampak innerchild, dan cara mendeteksi gangguan emosional pada anak di Kelurahan Ngijo Gunungpati. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah hasil pengetahuan ibu tentang innerchild sebelum dan sesudah diberikan edukasi menunjukkan peningkatan rerata dari skor 8,46 menjadi 8,54. Kader dan orangtua mendapatkan edukasi tentang konsep tumbuh kembang anak, pola asuh dengan GEMATI (Gerakan Memantau Anak dari Hati), tantrum, dan innerchild. Hal ini merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya kekerasan pada anak yang dapat memberikan dampak negatif untuk perkembangan emosional anak