Talas (Colocasia Esculenta (13 Schott) digunakan sebagai bahan pokok beberapa olahan makanan di Indonesia maupun di dunia. Selain itu Talas juga sering dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan obat-obatan dalam masyarakat Talas mengandung banyak senyawa kimia yang diperoleh dari proses metabolisme sekunder seperti alkaloid, glikosida, saponin, kalsium oksalat, dan senyawa organik lainnya. Metabolisme sekunder yang terdapat di dalam talas berpotensi sebagai antioksidan berdasarkan masing-masing mekanisme dari senyawa tersebut. Tujuan penelitian ini untuk menghitung nilai IC, ekstrak etanol umbi talas Dengan cara mengukur aktivitas antioksidan metode DPPH Desain penelitian menggunakan eksperimen semu dengan teknik pengambilan sampe menggunakan purposive sampling. Penelitian ini menggunakan pelarut etanol sebagai pelarut polar untuk menarik senyawa sesuai dengan sifatnya dan menggunakn metode maserasi. Metode yang digunakan dalam mengukur aktivitas antioksidan adalah metode DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil). Sampel yang digunakan pada Penelitian ini yaitu ekstrak etanol umbi talas konsentrasi 500, 750, 1000, 1250 dan 1500 ppm dengan pengulangan sebanyak tiga kali sehingga banyaknya sampel adalah 15 sampel. Hasil skrinning fitokimia didapatkan ekstrak etanol umbi talas mengandung senyawa golongan alkaloid, glikosida, saponin, tanin, triterpenoid, flavonoid dan fenol. Dari hasil penelitian didapatkan nilai ICs ekstrak etanol sebesar 763 ppm. Disimpulkan bahwa ekstrak etanol umbi talas memiliki aktivitas antioksidan meskipun tergolong rendah karena nilai IC su 200 ppm.