Penelitian ini mengkaji penerapan pembelajaran berdiferensiasi di SMA Negeri 49 Jakarta, dengan fokus pada identifikasi kebutuhan belajar, implementasi strategi diferensiasi, tantangan, dan solusi yang diterapkan. Menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Guru penggerak menggunakan asesmen diagnostik kognitif dan non-kognitif untuk mengelompokkan siswa berdasarkan kemampuan awal guna meningkatkan efektivitas pembelajaran. Diferensiasi diterapkan melalui modifikasi konten, proses, produk, dan lingkungan belajar. Tantangan utama meliputi beban kerja guru, keterbatasan fasilitas, dan persepsi negatif siswa terhadap pengelompokan. Solusi yang diusulkan mencakup pemanfaatan media sosial, pemberian tugas berbobot, dan retest sebagai remedial. Guru juga melibatkan siswa dalam penyusunan kesepakatan kelas untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif. Hasil penelitian menegaskan pentingnya strategi diferensiasi yang fleksibel dan manajemen kelas yang efektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Implikasinya, keberhasilan pembelajaran berdiferensiasi bergantung pada kesiapan guru dan dukungan sekolah dalam penyediaan fasilitas yang memadai. Penelitian ini merekomendasikan pengembangan metode pembelajaran yang lebih adaptif dan berbasis kebutuhan siswa dalam konteks pendidikan modern, sehingga dapat menjadi acuan bagi sekolah lain dalam mengoptimalkan strategi pembelajaran berdiferensiasi.