Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Variasi Suhu Pada Pengolahan Limbah Slugde IPAL Tekstil dengan Teknologi Pirolisis 2 Fire Channel 500L M. Noviansyah Aridito; Endah Ayuningtyas; Yulanda K.P; Habib A N
Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol. 25 No. 1 (2025)
Publisher : Institut Teknologi Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37412/jrl.v25i1.384

Abstract

Pertumbuhan industri tekstil kian meningkat menghasilkan limbah sludge berupa lumpur dari IPAL tekstil. Limbah IPAL Industri Tekstil berupa Sludge atau lumpur yang harus dilakukan penanganan dan pengolahan. Volume timbulan limbah sludge pada beberapa industri tekstil bisa mencapai lebih dari 3 ton perbulan sehingga perlu dikelola oleh pihak ketiga. Pihak ketiga memerlukan upaya pengolahan limbah sludge dengan pendekatan teknologi. Teknologi termal merupakan salah satu pendekatan teknologi guna melakukan pengolahan sludge dari IPAL tekstil. Pirolisis merupakan salah satu teknologi termal untuk menguraikan limbah termasuk sludge IPAL tekstil. Pirolisis merupakan proses dekomposisi termal material tanpa kehadiran oksigen sehingga material terurai menjadi partikel yang lebih sederhana. Pirolisis beroperasi pada rentang suhu 250°C-600°C dan umumnya menghasilkan produk padatan arang (karbon), cairan (minyak), dan gas hidrokarbon mudah terbakar. Pada penelitian ini dilakukan upaya pengolahan limbah sludge IPAL tekstil dengan pendekatan teknologi pirolisis. Pirolisis yang digunakan yakni pirolisis dengan 2 fire channel yakni terdapat 2 jalur api sebagai pemanas dan ukuran reaktor 500 liter dengan tipe fixed bed. Variasi suhu dilakukan dengan suhu 400°C dan 600°C dengan waktu selama 4 jam (240 menit). Data yang diperoleh berupa profil suhu dan hasil produk cair dan gas yang dihasilkan serta rendemen padatan. Dilakukan pula pengukuran neraca massa pada proses pirolisis dari hasil dekomposisi sludge IPAL tekstil. Hasil menunjukkan bahwa proses pirolisis dengan suhu 600°C relatif lebih baik dalam memproses sludge tekstil dengan hasil berupa padatan karbon sebesar 19,2%; cairan 38,2% dan padatan tidak terproses sebesar 12,4% serta padatan tercampur sebesar 3,8%.
PENGARUH BIOAKTIVATOR MIKROORGANISME LOKAL TOMAT, KULIT PISANG DAN NASI BASI TERHADAP PENGOMPOSAN AMPAS KOPI Endah Ayuningtyas; Dewi Rahyuni; Julian Tri Anando
Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol. 25 No. 2 (2025)
Publisher : Institut Teknologi Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37412/jrl.v25i2.401

Abstract

Pemanfaatan limbah ampas kopi sebagai bahan baku kompos masih belum maksimal dan berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan akibat kandungan kafein yang tinggi. Upaya pemanfaatan ini penting dilakukan untuk mengurangi dampak negatif terhadap tanah sekaligus meningkatkan nilai guna limbah organik. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh mikroorganisme lokal (MOL) yang berasal dari tomat, kulit pisang, dan nasi basi terhadap proses pengomposan ampas kopi, serta menentukan jenis MOL paling efektif sebagai bioaktivator alami. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan MOL dan satu kontrol tanpa MOL, masing-masing diulang sebanyak tiga kali. Parameter yang diamati meliputi kandungan unsur hara nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), rasio C/N, pH, dan suhu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa MOL berpengaruh signifikan terhadap kandungan fosfor (P), karbon organik (C-organik), dan rasio C/N, tetapi tidak berpengaruh terhadap nitrogen (N) dan kalium (K). MOL dari buah tomat merupakan bioaktivator paling efektif, meningkatkan fosfor hingga 0,84% dan C-organik sebesar 52,17%, sesuai standar SNI 19-7030-2004.