Andung Ni Si Boruadi dalam bahasa Batak Toba berarti ratapan seorang gadis adalah sebuah karya komposisi musik yang berangkat dari reinterpretasi terhadap budaya andung yang ada di masayarakat Batak Toba. Andung adalah nyanyian ratapan seseorang yang murni atau refleks saat sedang berduka. Dalam karya ini, aspek suasana, karakteristik dan teknik andung akan menjadi ide garapan yang digarap ke dalam sebuah komposisi musik fantasia tiga bagian. Karya komposisi ini digarap dengan menggunakan metode penciptaan yaitu: Interpretasi, orkestrasi dan improvisasi. Bagian penting dalam proses penggarapan karya ini terdiri dari ide tema garapan, tangga nada, sistem atonal, teknik pengembangan, motif sulim, motif hasapi dan motif taganing. Komposisi musik Fantasia Andung Ni Si Boruadi digarap ke dalam formasi full orkestra yang dikolaborasikan dengan penggunaan alat musik tradisonal Batak Toba yaitu sulim ( Seruling) dan pada bagian tertentu, penggarap memunculkan si pangandung (orang yang meratap) untuk menguatkan tema dari Andung tersebut. Hasil karya komposisi musik ini yaitu musik programa ideational dengan bentuk fantasia tiga bagian yang diberi judul Fantasia Andung Ni Si Boruadi.ABSTRACTAndung Ni Si Boruadi in the Toba Batak language means a girl's lament is a musical composition that departs from a reinterpretation of the Andung culture in the Toba Batak community. Andung is a pure or reflexive lamentation of someone when they are grieving. In this work, aspects of the atmosphere, characteristics and techniques of andung will be the ideas worked on into a three-part fantasia musical composition. This compositional work was worked on using creative methods, namely: interpretation, orchestration and improvisation. An important part of the process of creating this work consists of the theme ideas, scales, atonal systems, development techniques, sulim motifs, hasapi motifs and taganing motifs. The musical composition Fantasia Andung Ni Si Boruadi was worked on into a full orchestral formation which was collaborated with the use of traditional Toba Batak musical instruments, namely the sulim (flute) and in certain parts, the composers brought out si pandung (people who wail) to strengthen the theme of Andungthe. The result of this musical composition is ideational programmatic music in the form of a three-part fantasia entitled Fantasia Andung Ni Si Boruadi.