Abstrak : Kurangnya kemampuan tanah dasar dapat menyebabkan kerusakan pada perkerasan jalan, seperti retak, lubang dan jalan bergelombang. Kasus serupa ditemukan di Desa Dalisodo, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang. Berdasarkan hasil uji pendahuluan, diketahui bahwa tanah di lokasi tersebut merupakan jenis tanah berlempung dengan penilaian buruk sebagai tanah dasar menurut AASHTO. Selain itu, tanah ini termasuk tanah dengan potensi pengembangan yang sangat tinggi dan nilai IP yang tinggi sehingga kuat gesernya rendah. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui perubahan potensi pengembangan tanah lempung Desa Dalisodo setelah distabilisasi dengan abu sekam padi; (2) Mengetahui perubahan kuat geser tanah tanah lempung Desa Dalisodo setelah distabilisasi abu sekam padi. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Teknik Sipil dan Perencanaan UM menggunakan metode penelitian eksperimen. Kadar abu sekam padi yang diujikan yaitu 10 percent, 12,5 percent, 15 percent dan 17,5 percent dengan masa pemeraman14 hari. Penelitian ini menggunakan Free Swell Index Test untuk menentukan nilai indeks pengembangan bebas dan Direct Shear Test untuk menentukan nilai kuat geser. Data dikumpulkan melalui observasi secara sistematis, kemudian dianalisis menggunakan persamaan sesuai standar. Hasil penelitian disajikan dalam tabel rekapitulasi dan grafik hubungan untuk mengetahui trend data. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa: (1) Perubahan nilai indeks pengembangan bebas pada tanah yang distabilisasi menghasilkan penurunan tertinggi pada kadar 17,5 percent ASP, yaitu dari 55 percent menjadi 20 percent sehingga potensi pengembangan tanah lempung tergolong rendah; (2) Perubahan kuat geser tanah menghasilkan peningkatan tertinggi pada kadar stabilisasi 12,5 percent ASP, yaitu dari 23,96 kPa menjadi 54,96 kPa sehingga konsistensi tanah tergolong tanah firm/kokoh.