Rububiah
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Yoga untuk Mengurangi Nyeri Disminorhea pada Remaja Putri RT. 07 RW 01 Kelurahan Genuk Ungaran Barat Maselkossu, Kharista Welhelmina; Kartika Sari; Asraria; Dina Hastiana; Vivin Mustikawati; Yuli Nur Asiyah; Rububiah; Maiyanisa
Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo Vol. 2 No. 2 (2023): Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper Kebidanan Universitas Ngudi Waluy
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Adolescence is a transition period from childhood to adulthood and is characterized by the encouragement of changes in physical, endocrinal, emotional and mental growth. Adolescence with an age range of 11-21 years (Aboushady, 2016). One of the characteristics of adolescence is the occurrence of menstruation in women. During adolescence, physiological changes occur, starting with the onset of menarche, which is often associated with irregular menstruation, excessive menstrual bleeding and dysmenorrhea. Dysmenorrhea can have an impact on activities or activities in teenagers, such as not being able to concentrate on studying and decreased motivation to study because of the pain felt. Adolescents who are experiencing dysmenorrhea must be able to find the right solution to eliminate or reduce menstrual pain, both pharmacologically and non-pharmacologically (Aboushady, 2016). The aim of this activity is to provide complementary Yoga therapy to young women to overcome dysmenorrhea. The problem that often arises is that there are still many young women who do not know how to deal with dysmenorrhea. So when young women experience dysmenorrhea, no action is given to reduce the pain of dysmenorrhea. Realizing this, the community service team felt they could facilitate it through counseling and demonstrations for young women so that they learn to understand and be able to practice and apply Yoga techniques when experiencing dysmenorrhea independently in their respective homes and can re-demonstrate the Yoga method techniques, so that Dysmenorrhea in teenagers can be achieved. Reduce. This community service was carried out in 3 stages, namely the First Stage, selecting a group of young women who experienced pain during menstruation and were willing to be taught about dysmenorrhea yoga. Second Stage Conducting counseling and demonstrations of Yoga to treat dysmenorrhea. The third stage of evaluation uses posttest. The results of this activity were evaluated using post tests on teenage participants who took part in the community service program. There were 13 respondents who answered this post test. Based on this, it can be seen that there are no respondents who have a low level of knowledge (<50%), while all respondents, namely 13 people (100%) have a high level of knowledge (>50%).   Abstrak Masa remaja adalah masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa dan ditandai oleh dorongan perubahan fisik, endokrinal, emosional, dan pertumbuhan mental. Masa remaja dengan rentang usia 11- 21 tahun (Aboushady, 2016). Salah satu ciri masa remaja adalah terjadinya menstruasi pada perempuan. Pada masa remaja telah terjadi perubahan fisiologis yang awal perkembangannya mengalami menarche yang sering dikaitkan dengan masalah menstruasi yang tidak teratur, pengeluaran darah menstruasi yang berlebihan, dan dysmenorrhea. Dysmenorrhea dapat menimbulkan dampak bagi kegiatan atau aktivitas pada remaja, seperti tidak dapat berkonsentrasi dalam belajar dan motivasi belajar menurun karena nyeri yang dirasakan. Remaja yang sedang mengalami dysmenorrhea harus dapat mencari solusi yang tepat untuk menghilangkan atau menurunkan nyeri haid, baik secara farmakologis dan non farmakologis (Aboushady, 2016). Tujuan kegiatan ini adalah memberikan terapi komplementer Yoga pada Remaja putri untuk mengatasi Dismenore. Masalah yang sering muncul adalah masih banyaknya Remaja Putri yang belum mengetahui mengenai cara mengatasi Dismenore. Sehingga saat remaja putri mengalami dismenore tidak diberikan tindakan untuk mengurangi nyeri disminore . Menyadari hal tersebut tim pengabdian masyarakat merasa dapat memfasilitasi  melalui penyuluhan dan demonstrasi kepada remaja putri agar belajar memahami dan mampu mempraktekkan serta menerapkan Tehnik Yoga saat mengalami dismenore secara mandiri di rumah masing- masing dan dapat mendemonstrasikan ulang teknik metode Yoga tersebut, sehingga Disminorhea pada remaja bisa berkurang. Pengabdian masyarakat ini dilaksanakan dalam 3 tahap yaitu Tahap Pertama  Pemilihan kelompok remaja putri yang mengalami nyeri saat menstruasi dan bersedia diajarkan tentang Yoga dismenore. Tahap Kedua Melakukan Penyuluhan dan demonstrasi Yoga  untuk menangani dismenore. Tahap ke Tiga Evalusi menggunakan Postest . Hasil dari kegiatan tersebut dilakukan evaluasi menggunakan post tes terhadap peserta remaja yang mengikuti program pengabdian masyarakat. Terdapat 13 responden yang menjawab post test ini. Berdasarkan hal tersebut, dapat dilihat bahwa tidak ada responden yang memiliki tingkat pengetahuan rendah (<50%), sedangkan semua responden yaitu 13 orang (100%) memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi (>50%).
Asuhan Kebidanan Continuity of Care (COC) pada Ny.S Umur 21 Tahun di Praktik Mandiri Bidan Merdeka Rububiah; Heni Setyowati
Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo Vol. 2 No. 2 (2023): Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper Kebidanan Universitas Ngudi Waluy
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Maternal Mortality Rate (MMR) is one of the important indicators of public health status. AKI describes the number of women who die per 100,000 live births (KH), from a cause of death related to pregnancy disorders or their treatment (excluding accidents or incidental cases) during pregnancy, childbirth and in the puerperium (42 days after delivery) so that comprehensive care is carried out to prevent maternal mortality during pregnancy, childbirth and postpartum (Indonesian Health Profile, 2018). Neonatal Mortality Rate in Semarang Regency in 2017 was 5.44 per 1,000 KH (73 cases), with the highest causes being birth with Low Birth Weight, asphyxia, congenital abnormalities and other causes Among others, congenital heart disease, sepsis and others. Neonatal Mortality Rate in 2017 is lower than in 2016 (Semarang Regency Health Profile, 2017). Descriptive and the type of descriptive research used is a case study (Case Study). A single unit here can contain one person, a group of residents affected by a problem. After doing the care has provided comprehensive obstetric care starting from pregnant women, maternity, postpartum, babies and the results are pregnant normally, maternity normally, babies with normal, and up to birth control. There is no gap between theory and case in midwifery Comprehensive Care at Mrs. S and By. Mrs. S at PMB Merdeka.   Abstrak Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting dari derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang meninggal per100.000 kelahiran hidup (KH), dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) sehingga dilakukan asuhan komprehensif untuk mencegah kematian ibu selama kehamilan, persalinan dan nifas (Profil Kesehatan Indonesia, 2018). Angka Kematian Neonatal di Kabupaten Semarang Tahun 2017 sebesar 5.44 per 1.000 KH (73 kasus), dengan penyebab tertinggi adalah kelahiran dengan Berat Bayi Lahir Rendah, asfiksia, kelainan kongenital dan penyebab lainnya antara lain penyakit jantung bawaan, sepsis dan lain- lain. Angka Kematian Neonatal Tahun 2017 lebih rendah dibandingkan Tahun 2016 (Profil Kesehatan Kabupaten Semarang, 2017). Deskriptif dan jenis penelitian deskriptif yang digunakan adalah studi penelaahan kasus (Case Study), Laporan studi kasus yang dilakukan adalah asuhan kebidanan yang meliputi, asuhan pada ibu hamil, kemudian berlanjut ke asuhan ibu bersalin, asuhan pada bayi baru lahir serta asuhan pada ibu nifas dan KB. Setelah melakukan asuhan telah memberikan asuhan kebidan secara Komprehensif mulai dari Ibu Hamil, Bersalin, Nifas, Bayi dan hasilnya hamil dengan normal, bersalin dengan normal, bayi dengan normal, dan sampai dengan KB. Tidak terdapat kesenjagan antara teori dan kasus pada Asuhan Komprehensif kebidanan pada Ny. S dan By. Ny. S di PMB Merdeka.