Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Peningkatan Kesehatan Masyarakat Melalui Program Pemeriksaan Lansia di Kelurahan Wonotirto Kecamatan Samboja Aulia Fitri Andriani; Endras Amirta Hanum; Nur Afni Shafina; Linda Fatmasari; Septia Lestari; Vitrotul Kivtiyah; Zainab Inayah Al Huda
Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo Vol. 3 No. 1 (2024): Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper Kebidanan Universitas Ngudi Waluy
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Community service in the form of free elderly examinations is carried out in Wonotirto Village RT.03 with a KKN activity scheme carried out by group 03 Incarrying ut this community service, one of the most Study,Free Elderly important aspects in human life is health, so one of the Checkup     main work programs is elderly examinations, community service activities in the form of checking Kata Kunci : Kuliah     uric acid, blood pressure, cholesterol, weighing, blood Kerja   Nyata, Pemeriksaan Lansia Gratis sugar and administering medication from the village police midwife. Elderly (elderly) is someone who is more than 55 years old. Changes in the "aging" process are a period when an individual tries to continue living a happy life through various changes in life. By definition, an individual who has passed the age of 45 years or 60 years is called an elderly person. Elderly people who are 60 years old are an age group of humans who have entered the final stages of their life. Changes that occur in the elderly, the process of change is characterized by visible and invisible physiological changes. Visible physical changes include skin that starts to wrinkle and sag, gray hair, missing teeth, and fat accumulation in the waist and stomach. Physical changes that are not visible include changes in organ hearing, bone density.   Abstrak Masalah kesehatan masyarakat merupakan masalah yang multi kausal, maka pemecahannya harus secara multi disiplin. Kesehatan masyarakat sebagai seni/praktek mempunyai bentangan yang luas. Semua kegiatan baik yang langsung maupun yang tidak langsung untuk mencegah penyakit (preventif), meningkatkan kesehatan (promotif), terapi (terapi fisik, mental, sosial) adalah upaya kesehatan masyarakat. Dengan bertambahnya usia, bukan berarti kita tidak perlu memerhatikan kondisi kesehatan dan mental. Karena seiring dengan pertambahan usia, kita akan mengalami perubahan baik secara fisik maupun mental. Mungkin kita perlu melakukan penyesuaian gaya hidup agar kesehatan sebagai lansia tetap terjaga. Pasalnya setiap manusia berhak memiliki kesempatan untuk hidup sehat dalam waktu yang lama. Semakin tua, fungsi otak mengalami penurunan sehingga lansia menjadi lebih mudah lupa. Penyakit yang menyerang sistem saraf pusat pun banyak berkembang, seperti penyakit alzheimer, demensia vaskular, atau penyakit Parkinson. Pengabdian dalam bentuk pemeriksaan lansia gratis dilakukan di Kelurahan wonotirto RT.03 dengan skema kegiatan KKN yang dilaksanakan oleh kelompok 03. Pada pelaksanaan pengabdian masyarakat ini, salah satu aspek yang sangat penting dalam kehidupan manusia adalah Kesehatan sehingga salah satu program kerja utama adalah Pemeriksaan lansia ,kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa pemeriksaan asam urat,tekanan darah,kolestrol,penimbangan berat badan,gula darahdan pemberian obat dari bidan polindes. Lanjut usia (lansia) adalah seseorang yang memiliki usia lebih dari 55 tahun. Perubahan-perubahan dalam proses “aging” atau penuaan merupakan masa Ketika seorang individu berusaha untuk tetap menjalani hidup dengan Bahagia melalui berbagai perubahan dalam hidup. Secara definisi, seorang individu yang telah melewati usia 45 tahun atau 60 tahun disebut lansia. Lansia yang memasuki usia 60 tahun merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Perubahan yang terjadi pada lansia, Proses perubahan ditandai dengan perubahan fisiologis yang terlihat dan tidak terlihat. Perubahan fisik yangterlihat seperti kulit yang mulai keriput dan mengendur, rambut yang beruban, gigi yang ompong, serta adanya penumpukan lemak di pinggang dan perut. Perubahan fisik yang tidak terlihat seperti diantaranya perubahan fungsi organ, seperti pengelihatan, pendengaran, kepadatan tulang.
PERTANGGUNG JAWABAN PIDANA TERHADAP PENYALAHGUNAAN DANA DESA UNTUK KEPENTINGAN PRIBADI YANG DILAKUKAN OLEH MANTAN KEPALA DESA LONTAR DI KABUPATEN SERANG Nyimas Ratih Zahnur Annisa; Neni Kusuma Dewi; Marito Yolanda Tampubolon; Septia Lestari
ADMIN: Jurnal Administrasi Negara Vol. 2 No. 3 (2024): Mei
Publisher : CV. ADIBA AISHA AMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The number of criminal acts of corruption continues to increase from year to year, especially losses to state finances and other cases that often occur. Corruption has spread to almost all elements of society, one of which is the village head whose object is village budget funds. The research method used is a normative juridical approach and an empirical approach. This research aims to determine the motives for corruption offenses committed by the former head of Lontar village, Serang Regency, as well as the criminal liability of perpetrators of corruption crimes committed by the former head of Lontar village, Serang Regency. The results of this research show that the motive for violations of corruption and misuse of village funds committed by the former head of Lontar village, Serang Regency was to create village activity plans aimed at obtaining budget support from the center for implementing these activities. However, in reality, this activity was not carried out and was only a fictitious activity so that the funds received were used for the perpetrator's personal interests. Not only that, it turned out that the perpetrator also did not provide honoraria or salaries to village staff and allowances to the BPD were also not paid. Then, the criminal responsibility for the criminal act of corruption and misuse of village funds committed by the former head of Lontar village, Serang Regency, the perpetrator was found guilty and sentenced to 6 years' imprisonment and a fine of idr. 250,000,000 subsidiary 3 months in prison. Then he was sentenced to pay compensation equal to the value of the state losses he had caused.