Ulya Sesa Febriani
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Asuhan Kebidanan Continuty Of Care (CoC) pada Ny. “J” Umur 33 Tahun G2P1A0 Ulya Sesa Febriani; Windayanti, Hapsari
Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo Vol. 3 No. 1 (2024): Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper Kebidanan Universitas Ngudi Waluy
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Continuity of care (COC) midwifery care is continuous midwifery care provided to mothers and babies starting during pregnancy, childbirth, newborns, postpartum and family planning. COC midwifery care is one effort to    reduce the Maternal Mortality Rate (MMR) and InfantKeywords:Continuty Of Care, midwifery care Mortality Rate (IMR) (Diana, 2017). Based on the description above, the author monitored Mrs. J pregnant, giving birth, postpartum, neonate and family planning at the Ken Saras Hospital. Because the clinic has met midwifery care standards and has an MOU with educational institutions based on Decree of the Minister of Health of the Republic of Indonesia No.938/MENKES/SK/VIII/2007. Regulation of the Minister of    Health    of    the    Republic    of    Indonesia    No.1464/MENKES/PER/X/ 2010 concerning licensing and implementation of midwife practice. So the author is interested   in   carrying   out   midwifery   care   entitled "Continuity of care Midwifery Care for Mrs. J 33 years old at the Candirejo " providing ongoing   Midwifery   Care   for   pregnant,  maternity,postpartum, newborn (BBL) and family planning mothers.The method used is descriptive, data collection techniques use secondary data and primary data. After providing care, we have provided comprehensive midwifery care starting from Pregnant Women, Childbirth, Postpartum, Babies and the results are normal pregnancies, normal births, normal babies, and up to family planning. There is no gap between theory and cases in Comprehensive Midwifery Care for Mrs.J and By. Mrs.J at the Candirejo.   Abstrak Asuhan Kebidanan Continuity of care (COC) merupakan asuhan kebidanan berkesinambungan yang diberikan kepada ibu dan bayi dimulai pada saat kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan keluarga berencana. Asuhan kebidanan secara COC adalah salah satu upaya untuk menurunkan Angka kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) (Diana, 2017). Berdasarkan uraian diatas, maka penulis melakukan pemantauan pada Ny.   hamil bersalin, nifas, neonatus dan keluarga berencana di RS Ken Saras. Dikarenakan RS tersebut sudah memenuhi standart asuhan kebidanan dan telah memiliki MOU dengan institusi pendidikan menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 938/MENKES/SK/VIII/2007. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesi No. 1464/MENKES/ PER/ X/ 2010 tentang izin dan penyelenggaraan praktik Bidan. Sehingga penulis tertarik untuk melakukan asuhan kebidanan yang berjudul “Asuhan Kebidanan Continuity of care pada Ny. J umur 33 tahun di Desa Candirejo” dengan melakukan Asuhan Kebidanan secara berkelanjutan pada Ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir (BBL) dan keluarga berencana Metode yang digunakan adalah deskriptif, teknik Pengumpulan data mengunakan data sekundar dan data primer. Setelah melakukan asuhan telah memberikan asuhan kebidanan secara Komprehensif mulai dari Ibu Hamil, Bersalin, Nifas, Bayi dan hasilnya hamil dengan normal, bersalin dengan normal, bayi dengan normal, dan sampai dengan KB. Tidak terdapat kesenjagan antara teori dan kasus pada Asuhan Komprehensif kebidanan pada Ny. J dan By. Ny. J di Desa Candirejo.
Pendidikan Kesehatan Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) bagi Ibu Nifas di RS PKU Muhammadiyah Temanggung Ucia Rorin; Ilya Wanawati; Ulya Sesa Febriani; Windayanti, Hapsari; Salafas, Eti; Cahyaningrum
INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) Vol. 6 No. 2 (2024): Indonesian Journal of Community Empowerment November 2024
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/ijce.v6i2.3309

Abstract

Congenital hypothyroidism is a deficiency of thyroid hormones in the womb. The incidence of hypothyroidism worldwide is close to 1:3,000. The prevalence in East Asia currently varies from 1:1,000 to 1:6,467, so when viewed from the population, the number of babies with congenital hypothyroidism born each year is close to 40,000. The incidence of congenital hypothyroidism in Indonesia with a birth rate of around 5 million per year, is estimated at 1,765 to 3,200 babies with congenital hypothyroidism and 966 to 3,200 babies with transient congenital hypothyroidism due to iodine deficiency, born every year. Based on interviews conducted with postpartum mothers in the Shofa 1 Room at PKU Muhammadiyah Temangung Hospital, it was found that most postpartum mothers did not know about Congenital Hypoteroid Screening (SHK). The method of community service carried out is health education on Congenital Hypothyroidism (SHK) Screening with leaflet media and filling out pre and post-test questionnaires for postpartum mothers' knowledge about SHK, conducted from March 7-14, 2024 with a total of 25 respondents in the Shofa 1 Room. From this community service, it was found that most of the postpartum mothers had good knowledge as many as 22 people (95%), postpartum mothers with sufficient knowledge as many as 3 people (5%), and postpartum mothers with less knowledge as many as 0 people (0%).   ABSTRAK Hipotiroid kongenital merupakan kekurangan hormon tiroid sejak dalam kandungan. Kejadian hipotiroid di seluruh dunia prevalensinya mendekati 1 : 3.000. Prevalensi di Asia Timur saat ini bervariasi dari 1 : 1.000 sampai 1 : 6.467, sehingga bila dilihat dari jumlah penduduk maka bayi dengan hipotiroid kongenital yang lahir tiap tahun mendekati 40.000. Angka kejadian hipotiroid kongenital di Indonesia dengan angka kelahiran sekitar 5 juta per tahun, diperkirakan sebanyak 1.765 sampai 3.200 bayi dengan hipotiroid kongenital dan 966 sampai 3.200 bayi dengan hipotiroid kongenital transien karena kekurangan iodium, lahir setiap tahunnya. Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan  ibu nifas di Ruang Shofa 1 di RS PKU Muhammadiyah Temangung, didapatkan sebagian besar ibu nifas tidak mengetahui tentang  Skrining Hipoteroid Kongenital (SHK). Metode pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan adalah pendidikan kesehatan Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) dengan media leaflet dan melakukan pengisian kuesioner  pre dan post test pengetahuan ibu nifas tentang SHK, dilakukan dari tanggal 7–14 maret 2024 dengan jumlah 25 responden di Ruang Shofa 1. Dari pengabdian masyarakat ini didapatkan sebagian besar ibu nifas memilki pengetahuan yang baik sebanyak 22 orang (95%), ibu nifas dengan pengetahuan yang cukup sebanyak 3 orang (5%) dan ibu nifas dengan pengetahuan kurang sebanyak 0 orang (0%).