Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Herlyn-Werner-Wunderlich: A Rare Disease Yoki Citra Perwira; Jeffy Winarya Wahyudi
MEDICINUS Vol. 36 No. 3 (2023): MEDICINUS
Publisher : PT Dexa Medica

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56951/b65m7m40

Abstract

Herlyn-Werner-Wunderlich (HWW) is a rare Mullerian disorder characterized by uterine didelphys, hemivaginal obstruction, and ipsilateral renal agenesis. This paper aimed to describe a rare case of HWW in order to give better understanding of the disease, as well as diagnosis and treatment. Then urgent action is taken in the form of incision and drainage of pus. Methods: We searched medical record of a 17-year-old girl complaining of vaginal pain since menarche. Ultrasound examination found hematocolpos and vaginal septum, pelvic MRI found uterus didelphys and left renal agenesis, then the septal incision was performed to facilitate pus drainage. Conclusion: Herlyn-Werner-Wunderlich is a rare condition with varying age of onset. Anamnesis, physical examination, ultrasonography, and MRI are needed to confirm diagnosis. As an urgent measure, a septal incision and pus drainage are performed to reduce symptoms and complications that could occur in the future. In addition, the patient needs to undergo septal resection as a follow-up treatment which can only be done in a hospital where urogenital and reconstruction divisions are available.
Pencitraan untuk Diagnosis Sindrom Mayer-Rokitansky-Küster-Hauser: Laporan Kasus Bella Negustin; Yoki Citra Perwira; Jeffy Winarta Wahjudi; Taufik Wirayudi
MEDICINUS Vol. 38 No. 3 (2025): MEDICINUS
Publisher : PT Dexa Medica

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56951/3n9j4319

Abstract

Sindrom Mayer-Rokitansky-Küster-Hauser (MRKH) adalah kelainan pada wanita yang memiliki ciri-ciri seks sekunder dan kariotipe wanita normal (46,XX), yang ditandai dengan vagina bagian atas tidak berkembang dan rahim hanya berkembang sebagian atau tidak berkembang sama sekali (aplasia uterus). Kasus ini tergolong sangat jarang terjadi, dan diagnosisdapat dilakukan dengan pemeriksaan menggunakan magnetic resonance imaging (MRI). Kasus: Seorang wanita berusia 25 tahun dengan keluhan kesulitan berhubungan seksual melalui vagina karena penetrasi tidak sempurna dan tidak pernah menstruasi (amenore). Hasil pemeriksaan MRI menunjukkan adanya hipoplasia uterus yang mengarah pada MRKH tipe A.Selanjutnya pasien dirujuk ke rumah sakit yang mampu melakukan tindakan neovagina. Kesimpulan: MRKH merupakan penyakit yang jarang terjadi. Keluhan sulit berhubungan seksual melalui vagina dan tidak menstruasi merupakan salah satu tanda kelainan agenesis vagina. Diagnosis dapat ditegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang seperti MRI untuk mendapatkan gambaran struktur dan anatomi saluran reproduksi beserta organ sekitarnya.
Efficacy of Nintedanib for Idiopathic Pulmonary Fibrosis and Its Safety for Breastfeeding and Pregnancy Santoso, Resyana; Yoki Citra Perwira; Stevia Ariella Pasande
SCRIPTA SCORE Scientific Medical Journal Vol. 6 No. 2 (2025): SCRIPTA SCORE Scientific Medical Journal
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32734/scripta.v6i2.16475

Abstract

Background : An interstitial lung disease called pulmonary fibrosis can cause breathing difficulties by leaving scars in the lungs. IPF is the most prevalent kind of PF. A multiple tyrosine kinase inhibitor called nintedanib received approval for use in antifibrotic treatment. There are two dosage forms for nintedanib: 100 mg and 150 mg for oral use. Two times a day, 150 mg should be taken with food. The FVC decrease was effectively reduced with nintedanib. In INPULSIS-1, INPULSIS-2, and a data set , the yearly rate of FVC decrease was considerably reduced in nintedanib users than in placebo users. The mortality rate from respiratory causes was 3.8% for patient received nintedanib as opposed to 5.0% for patient received placebo. In this review, we mainly reviewed reports on efficacy of nintedanib for IPF and its safety for breastfeeding and pregnancy. Method : This review extracted the resources from PubMed using the boolean method [”Efficacy of nintedanib” OR "nintedanib efficacy”] AND "pulmonary fibrosis”. Compared to people who used placebo in the INPULSIS-1 and INPULSIS-2 trials, nintedanib recipients showed significantly decreased annual rates of FVC. Before beginning nintedanib and as needed throughout treatment, confirm your pregnancy status. Women should be informed that breastfeeding is not advised due to the possibility of harmful side effects in nursing babies from nintedanib. Conclusion, patients treated with nintedanib observed a decreased rate of Interstitial Lung Disease development compared to who treated with placebo and it's not recommended for pregnant and breastfeeding women. latarbelakang: Penyakit paru interstisial yang disebut fibrosis paru dapat menyebabkan kesulitan bernapas dengan meninggalkan bekas luka di paru-paru. Fibrosis paru idiopatik merupakan jenis fibrosis paru yang paling banyak. Nintedanib merupakan inhibitor tirosin kinase yang digunakan dalam pengobatan antifibrotic. Ada dua bentuk sediaan nintedanib untuk dikonsumsi secara oral : 100 mg dan 150 mg. Dosis 150 mg dikonsumsi dua kali sehari bersama dengan makanan. Penggunaan nintedanib sangat efektif dalam penurunan Forced Vital Capacity(FVC) dalam INPULSIS-1, INPULSIS-2, dan kumpulan data, tingkat penurunan Forced Vital Capatcity(FVC) tahunan sangat berkurang pada pengguna nintedanib daripada pengguna plasebo. Tingkat kematian akibat penyebab pernapasan adalah 3,8% untuk pasien yang menerima nintedanib dibandingkan dengan 5,0% untuk pasien yang menerima plasebo. Dalam ulasan ini, kami meninjau laporan tentang kemanjuran nintedanib untuk fibrosis paru idiopatik  dan keamanannya untuk menyusui dan kehamilan. Metode: Ulasan ini mengambil sumber dari PubMed menggunakan metode boolean ["Efikasi nintedanib" ATAU "kemanjuran nintedanib"] DAN "fibrosis paru". Dibandingkan dengan orang yang menggunakan plasebo dalam uji coba INPULSIS-1 dan INPULSIS-2, penerima nintedanib menunjukkan tingkat Forced Vital Capacity (FVC) tahunan yang menurun secara signifikan. Sebelum memulai nintedanib dan sesuai kebutuhan selama perawatan, konfirmasikan status kehamilan Anda.