Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Bahasa Indonesia Sebagai Alat Untuk Memperjelas Konsep-Konsep Dasar Kalkulus Renata Ramadhani; Naafi ul Badii; Moch Zoelvan; Jerry Mardi; Raditya Dafa; Natalia Desy Anggraeni
Perspektif : Jurnal Pendidikan dan Ilmu Bahasa Vol. 2 No. 2 (2024): Juni : Perspektif: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Bahasa
Publisher : STAI YPIQ BAUBAU, SULAWESI TENGGARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59059/perspektif.v2i2.1266

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas penggunaan Bahasa Indonesia sebagai alat untuk menjelaskan konsep-konsep dasar kalkulus, seperti limit, turunan, dan integral, dalam pembelajaran di tingkat perguruan tinggi. Kalkulus sering dianggap sebagai mata pelajaran yang kompleks, dengan banyak mahasiswa menghadapi kesulitan dalam memahami berbagai konsep dan istilah yang sulit. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan sampel terdiri dari 65 mahasiswa dari berbagai universitas yang sedang mempelajari mata kuliah kalkulus. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini mencakup 10 pertanyaan yang dirancang untuk mengukur pemahaman dan persepsi mahasiswa terhadap penggunaan Bahasa Indonesia dalam pengajaran kalkulus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan Bahasa Indonesia dapat memperjelas konsep-konsep dasar kalkulus dan secara signifikan meningkatkan pemahaman serta hasil belajar mahasiswa. Sebagian besar responden melaporkan bahwa penjelasan dalam Bahasa Indonesia membantu mereka memahami materi dengan lebih baik dan mengurangi kebingungan terhadap istilah-istilah teknis. Kesimpulannya, penggunaan Bahasa Indonesia dalam pengajaran kalkulus memiliki potensi besar untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran dan mempermudah mahasiswa dalam memahami konsep-konsep dasar yang kompleks. Temuan ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi para pengajar dalam mengembangkan strategi pengajaran yang lebih efektif dan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa
PERSPEKTIF ISLAM TENTANG KESELARASAN ILMU SAINS DAN AGAMA Renata Ramadhani; Mummar Alawi; Naafi ul Badii; Moch.Zoelvan; Jerry Mardi
Relinesia: Jurnal Kajian Agama dan Multikulturalisme Indonesia Vol. 3 No. 2 (2024): Relinesia: Jurnal Kajian Agama dan Multikulturalisme Indonesia
Publisher : Anfa Mediatama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.572349/relinesia.v3i2.1896

Abstract

Artikel ini mengeksplorasi perspektif Islam mengenai keselarasan antara ilmu sains dan agama, dengan menekankan bagaimana kedua domain ini dapat saling mendukung dan memperkaya. Dalam pandangan Islam, tidak ada dikotomi antara sains dan agama; sebaliknya, keduanya dianggap sebagai sarana untuk memahami kebenaran yang lebih tinggi. Al-Qur'an sering mendorong umat manusia untuk mempelajari alam semesta sebagai tanda-tanda kebesaran Allah, yang mencerminkan keterpaduan antara pengetahuan ilmiah dan spiritualitas. Ulama dan cendekiawan Islam sepanjang sejarah telah berkontribusi secara signifikan dalam bidang sains sambil mempertahankan keimanan yang kuat. Artikel ini juga membahas prinsip-prinsip dasar dalam Islam yang mendukung penelitian ilmiah, seperti tawhid (keesaan Allah), hikmah (kebijaksanaan), dan ijtihad (usaha intelektual). Keselarasan ini berkontribusi pada perkembangan ilmu pengetahuan yang tidak hanya bertujuan untuk kemajuan teknologi, tetapi juga untuk meningkatkan pemahaman spiritual dan moral. Dengan demikian, pandangan Islam mendorong pendekatan holistik di mana sains dan agama berfungsi bersama untuk kebaikan umat manusia.
PERSPEKTIF ISLAM TENTANG KESELARASAN ILMU SAINS DAN AGAMA Renata Ramadhani; Mummar Alawi; Naafi ul Badii; Moch.Zoelvan; Jerry Mardi
Relinesia: Jurnal Kajian Agama dan Multikulturalisme Indonesia Vol. 3 No. 2 (2024): Relinesia: Jurnal Kajian Agama dan Multikulturalisme Indonesia
Publisher : Anfa Mediatama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.572349/relinesia.v3i2.1896

Abstract

Artikel ini mengeksplorasi perspektif Islam mengenai keselarasan antara ilmu sains dan agama, dengan menekankan bagaimana kedua domain ini dapat saling mendukung dan memperkaya. Dalam pandangan Islam, tidak ada dikotomi antara sains dan agama; sebaliknya, keduanya dianggap sebagai sarana untuk memahami kebenaran yang lebih tinggi. Al-Qur'an sering mendorong umat manusia untuk mempelajari alam semesta sebagai tanda-tanda kebesaran Allah, yang mencerminkan keterpaduan antara pengetahuan ilmiah dan spiritualitas. Ulama dan cendekiawan Islam sepanjang sejarah telah berkontribusi secara signifikan dalam bidang sains sambil mempertahankan keimanan yang kuat. Artikel ini juga membahas prinsip-prinsip dasar dalam Islam yang mendukung penelitian ilmiah, seperti tawhid (keesaan Allah), hikmah (kebijaksanaan), dan ijtihad (usaha intelektual). Keselarasan ini berkontribusi pada perkembangan ilmu pengetahuan yang tidak hanya bertujuan untuk kemajuan teknologi, tetapi juga untuk meningkatkan pemahaman spiritual dan moral. Dengan demikian, pandangan Islam mendorong pendekatan holistik di mana sains dan agama berfungsi bersama untuk kebaikan umat manusia.