Amril, Oslan
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KONSEP HONNE DAN TATEMAE DALAM DRAMA KOI WA TSUZUKU YO DOKO MADE MO KARYA MAKI ENJOJI Mulyani, Revita; Irma; Kania Izmayanti, Dewi; Kartika, Diana; Amril, Oslan
Hikari: Jurnal Bahasa dan Kebudayaan Vol. 3 No. 1 (2023): Hikari: Jurnal Bahasa dan Kebudayaan
Publisher : Program Studi Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Bung Hatta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Konsep honne dan tatemae yaitu honne (perasaan yang sebenarnya), tatemae (perasaan tidak sebenarnya) salah satu budaya komunikasi dalam kehidupan masyarakat Jepang. Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan konsep honne dan tatemae dalam drama Koi wa tsuzuku yo doko made mo eps 1-10. Metode yang digunakan kualitatif deskriptif. Data yang ditemukan sebanyak 14 data. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah konsep honne dan tatemae memiliki sinonim kata atau persamaan dengan tepa selira (tenggang rasa), basa-basi dan kepura-puraan. Dan diketahui bahwa dalam berkomunikasi masyarakat Jepang senantiasa menjaga perasaan lawan bicaranya dengan memperhatikan sikap dan kata-kata yang ingin diucapkan saat komunikasi.
REPRESENTATION OF JAPANESE CULTURE IN THE FILM NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO (A SEMIOTIC STUDY) MILENIA SEVTIANI; Izmayanti, Dewi Kania; Irma; Amril, Oslan
Hikari: Jurnal Bahasa dan Kebudayaan Vol. 3 No. 2 (2024): Hikari: Jurnal Bahasa dan Kebudayaan
Publisher : Program Studi Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Bung Hatta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract Japan has succeeded in maintaining its culture from traditional to modern culture. Thanks to its success, Japan has been highly regarded by other countries. The large number of enthusiasts outside Japan who watch anime films proves that Japanese culture is not only popular in Japan but also outside Japan. One example is the film "Nihonjin No Shiranai Nihonggo," which depicts the love of people outside Japan for Japanese culture. Zen, which represents the art of tranquility, is widely present in Japanese culture. This is the basis for this research, which aims to describe Japanese culture depicted in the film "Nihonjin No Shiranai Nihonggo." The researcher uses Roland Barthes' theory to describe Japanese culture in this film. According to the theory presented by Roland Barthes, meaning is divided into three types: denotation, connotation, and myth. To dissect these meanings, the author uses the literature review method with the note-taking technique. From the 12 episodes, 8 Japanese cultures were found: Furoshiki in episode 2, Hanafuda and Kendou in episode 3, Shouryuuma and kanji in episode 5, Natto in episode 7, the tea-drinking etiquette in episode 8, and omikuji fortune-telling in episode 10. Therefore, we can conclude that Japanese culture can be seen through films and interpreted in terms of connotation, denotation, and myth. Keywords: Nihonjin No Shiranai Nihonggo, Film, Denotative Meaning, Connotative Meaning, Mythical Meaning. Abstrak Jepang sukses menjadi negara yang mempertahankan kebudayaannya dari budaya tradisonal hingga budaya modern. Berkat keberhasilannya tersebut Jepang menjadi sangat disorot oleh negara lain. Banyaknya peminat masyarakat diluar Jepang yang menonton film anime membuktikan bahwa budaya Jepang tidak hanya populer di Jepang namun juga diluar Jepang. Salah satunya adalah Film Nihonjin No Shiranai Nihonggo yang menggambarkan kecintaan masyarakat diluar jepang terhadap budaya Jepang. Zen yang menggambarkan ilmu sebuah ketenangan banyak terkandung di dalam unsur budaya Jepang. Hal inilah yang mendasari penelitian ini dilakukan yaitu untuk mendiskripsikan budaya Jepang yang tergambar dalam film Nihonjin No Shiranai Nihonggo. Peneliti menggunakan teori Roland Barthes untuk menggambarkan budaya jepang yang terkandung di dalam film ini. Menurut teori yang disampaikan oleh Roland Barthes dikatakan bahwa makna terbagi menjadi 3 jenis yaitu makna denotasi, makna konotasi dan juga mitos. Untuk membedah makna tersebut penulis menggunakan metode kajian pustaka dengan teknik simak catat. Dari 12 episode ditemukan 8 budaya jepang yaitu Furoshiki di episode 2, Hanafuda dan Kendou di episode 3, Shouryuuumma dan kanji di episode 5,Natto di episode 7, tata cara minum the episode 8, ramalan omikuji di episode 10. Maka dapat kita simpulkan bahwa budaya Jepang dapat kita bisa melihatnya melalui film dan bisa memaknainya secara konotasi, denotasi, dan juga mitos. Kata Kunci : Nihonjin No Shiranai Nihonggo, Film, Makna Denotasi, Makna Konotasi, Makna Mitos.
COPING STRATEGIES OF WEST SUMATERA INTERNSHIP STUDENTS IN JAPAN TOWARDS 5S WORK CULTURE (SEIRI, SEITON, SEISO, SEIKETSU, SHITSUKE) Yosi, Fidia Elfi; Amril, Oslan; Irma; Izmayanti, Dewi Kania
Hikari: Jurnal Bahasa dan Kebudayaan Vol. 4 No. 1 (2024): Hikari: Jurnal Bahasa dan Kebudayaan
Publisher : Program Studi Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Bung Hatta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perbedaan budaya kerja antara negara asal dan negara Jepang menjadikan mahasiswa internship melakukan upaya atau strategi untuk bisa beradaptasi dengan budaya kerja 5S yang selanjutnya disebut dengan strategi coping. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kendala implementasi budaya kerja 5S yang dihadapi mahasiswa internship selama menjalankan magang di Jepang dan mengetahui solusi atas kendala tersebut dan mengidentifikasi strategi coping yang digunakan oleh mereka untuk bisa beradaptasi dengan budaya kerja 5S. Metode yang digunakan adalah kualitatif yang melibatkan 34 responden dimana responden merupakan mantan atau mahasiswa internship yang tengah melakukan magang ke Jepang. Dari penelitian ini didapatlah hasil bahwa mahasiswa internship memiliki kendala internal yakni perbedaan budaya yang cukup jauh dari negara asal dan eksternal yaitu tekanan dari atasan serta faktor bahasa. Peserta internship mampu mengatasi kendala yang dihadapi dengan melakukan strategi coping yang berfokus pada emosi (emotion-focused forms of coping) dan juga berfokus pada penyelesaian masalah masalah (problem-focused forms of coping). Berdasarkan dari jawaban responden, seluruh mahasiswa internship melakukan dua jenis strategi coping yang bersifat positif.