Self care management merupakan segala bentuk perawatan diri, pengambilan keputusan atau perilaku pencegahan dari keparahan suatu penyakit sehingga dapat dilakukan evaluasi dan penanganan gejala penyakit yang dialami dengan penatalaksanaan yang tepat dan penilaian perilaku penatalaksanaan. Berdasarkan Data World Health Organization (WHO) tahun 2019 menunjukkan sekitar 1,13 juta orang di dunia mengalami hipertensi dan paling banayak dialami oleh negara-negara dengan pendapatan rendah. Jenis penelitian ini menggunakan kuantitatif. Desain dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian adalah total jumlah seluruh responden yaitu 420, dengan jumlah sampel 79 responden. Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat menggunakan uji chi square untuk mengetahui variabel yang berpengaruh dan multivariat dengan menggunakan uji regresi logistik untuk mengetahui variabel yang memiliki pengaruh paling besar terhadap self care management. Hasil penelitian diperoleh nilai pvalue 0,275 artinya tidak ada pengaruh antara umur dengan self care management, nilai pvalue 0,254 artinya tidak ada pengaruh antara jenis kelamin dengan self care management, nilai pvalue 0,829 artinya tidak ada pengaruh antara pendidikan dengan self care management, nilai pvalue 0,008 artinya ada pengaruh antara lama menderita dengan self care management, nilai pvalue 0,000 artinya ada pengaruh antara pekerjaan dengan self care management, nilai pvalue 0,000 artinya ada pengaruh antara dukungan keluarga dengan self care management. Kesimpulan dari penelitian bahwa dukungan keluarga merupakan variabel yang memiliki pengaruh paling besar terhadap self care management. Penelitian ini menyarankan agar dilakukan sosialisai tentang pentingnya dukungan keluarga dalam membantu tatalaksana pada lansia penderita hipertensi.