Nada, Athiya Rihadatul ‘Aisy Qothrun
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Formulation and Characterization of Urea Slow-Release Fertilizer Based on Disposable Diaper Waste with Activated Carbon as Additives Kusumaningrum, Maharani; Rengga, Wara Dyah Pita; Hibatullah, Ridwan Dani; Nanggala, Pragusti Lintang Adhi; Ichwan, Rizky; Nada, Athiya Rihadatul ‘Aisy Qothrun
Sainteknol : Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 23 No. 1 (2025): June 2025
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/sainteknol.v23i1.24961

Abstract

Disposable diapers are non-biodegradable waste that can pollute the environment. Disposable diapers contain super absorbent polymer (SAP) which has an absorption capacity of up to 1,000 times. SAP can be combined with activated carbon as a coating agent in urea slow-release fertilizer (SRF) production. This research aims to analyze the effect of urea SRF formulation (FA, FB, FC, and FD), with the combination of SAP and activated carbon, on the characteristics and nitrogen release behavior. SRF was characterized by Scanning Electron Microscope (SEM), Fourier Transform Infra-Red (FTIR), and Water Retention (WR) testing to determine the morphological structure, functional groups, and the ability of the sample to retain water during observation. The percentage of nitrogen release from SRF was calculated using the Kjeldahl method. The results of SEM characterization show that the thickness of the layer formed is about 63.5 µm. Different sample formulations affect the intensity of the functional groups produced. From all formulations, FD showed the highest WR and the lowest nitrogen release percentage with values of 80.2% and 20.4%, respectively. In general, it can be concluded that the combination of SAP from disposable diapers and activated carbon can be used as a coating agent in SRF production.
MENGUBAH TANTANGAN MENJADI PELUANG: PENGELOLAAN LIMBAH POPOK BAYI MENJADI PUPUK ORGANIK UNGGULAN Kusumaningrum, Maharani; Imani, Nadya Alfa Cahaya; Wulansarie, Ria; Handayani, Prima Astuti; Hibatullah, Ridwan Dani; Nanggala, Pragusti Lintang Adhi; Ichwan, Rizky; Nada, Athiya Rihadatul ‘Aisy Qothrun
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2024): Volume 5 No 1 Tahun 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v5i1.24767

Abstract

Semakin banyaknya limbah rumah tangga yang dihasilkan khususnya limbah popok bayi memerlukan penanganan khusus agar limbah popok tersebut bisa mempunyai nilai guna yang lebih tinggi. Limbah popok menjadi salah satu limbah terbesar yang membutuhkan usaha yang besar dalam pengolahannya karena sebagian besar masyarakat masih mempunyai kesadaran yang kurang akan adanya timbunan limbah popok bayi. Kandungan dalam limbah popok bayi seperti kotoran dan air kencing balita akan memberikan dampak negatif kepada masyarakat jika tidak segera ditangani. Oleh karena itu, perlunya pengolahan lebih lanjut agar limbah popok tidak semakin menumpuk. Lahan di Kelurahan Mangunsari, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang masih banyak yang digunakan sebagai lahan pertanian. Para petani lebih sering menggunakan metode sebar pupuk di atas tanah untuk metode pemupukannya. Hal ini telah dikaji bahwa nitrogen dari pupuk mudah terbawa ke aliran sungai dan menguap ke udara sehingga menurunkan efektivitas pemupukan dan biaya pemupukan yang diperlukan lebih tinggi. Kegiatan pengabdian telah dilaksanakan dengan cara metodologis dimulai dari identifikasi, sosialisasi, pelatihan, program aksi dan diakhiri dengan evaluasi. Dengan adanya pelaksanaan pegabdian terkait pengolahan limbah popok bayi menjadi pupuk organik yang ramah lingkungan dan media tanam akan membantu agar pemupukan pada tanaman menjadi lebih efektif. Adanya kandungan SAP pada limbah popok bayi yang bercampur dengan tanah juga dapat mempertahankan kadar air, sehingga menjaga ketersediaan air bagi tanaman pada musim kemarau.