Tapa’ul Habdin
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Metodologi Tafsir Marah Labid Karya Syaikh Nawawi Al-Bantani Niswatul Malihah; Tapa’ul Habdin
At-Tahfidz: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol. 4 No. 2 (2023): Juni 2023
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53649/at-tahfidz.v4i2.260

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk menelaah dan menganalisa lebih dalam tentang kitab tafsir yang ditulis oleh Syaikh Nawawi Al-Bantani yang mana telah merantau ke negara-negara Arab dan mengarungi lautan intelektual keislaman selama 30 tahun ini, agar dapat menjadi bahan dan rujukan dalam menafsirkan al-Qur’an. Penelitian ini menggunakan metode Library Research atau studi pustaka. Jenis penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dikaji menggunakan sumber data primer yaitu kitab tafsir Marah Labid atau al-Munir dengan sumber data sekunder dari kitab-kitab ilmu al-Qur’an, biografi dan lain lain. Hasil penelitian yang didapat bahwa kitab Marah Labid atau Al-Munir adalah salah satu kitab tafsir kebanggaan Nusantara yang hadir pada abad ke 19 atau disebut juga dengan masa pra-modern. Tafsir Al-Munir adalah kitab tafsir kedua setelah Turjuman Al-Mustafid yang menafsirkan Al-Qur’an 30 juz secara lengkap. Kitab tafsir ini ditulis dengan menggunakan bahasa Arab yang terdiri dari dua jilid dan menggunakan beberapa metode yaitu: tahlily (yang tergambarkan melalui susunan tafsirnya yang berurutan dari surat Al-Fatihah sampai surat An-Nas), ijmaly (pembahasannya global) dan muqaran (perbandingan antara ayat dengan ayat), di mana penafsirannya memiliki keistimewaan dan kelemahan.
Peran Imam Asy-Syathibi dalam Qira’at Al-Qur’an Niswatul Malihah; Tapa’ul Habdin
At-Tahfidz: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol. 3 No. 01 (2021): Desember 2021
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53649/at-tahfidz.v3i01.325

Abstract

Ilmu qira’at adalah salah satu ilmu yang mempunyai kedudukan tinggi dalam Islam, karena kaitannya dengan kitab suci al-Qur’an. Banyak ulama qira’at yang mendedikasikan diri dalam ilmu qira’at ini dengan mempelajari, mengkaji, mengajarkan dan mengamalkan ilmu qira’at serta memberikan karya terbaiknya, di antaranya adalah imam asy-Syathibi yang karyanya menjadi rujukan bagi para pencinta qira’at hingga saat ini. Berangkat dari latarbelakang di atas, peneliti ingin menggali tentang perjalanan imam asy-Syathibi dalam memperdalam ilmu qira’at hingga karyanya menjadi sandaran dan rujukan dalam mempelajari ilmu qira’at di penjuru dunia, oleh karena itu peneliti mengkajinya dengan menggunakan penelitian library research dengan fokus pada pembahasan peran Imam asy-Syathibi dalam qira’at al-Qur’an. Penelitian ini menggunakan sumber data primer berupa kitab matan Syathibiyyah karya imam asy-Syathibi dan didukung sumber sekundernya berupa buku qira’at, sejarah, terjemah dan buku-buku yang berkenaan dengan ilmu qira’at lainnya. Hasil penelitian yang didapat bahwa imam asy-Syathibi mempunyai kontribusi yang besar dalam perkembangan ilmu qira’at, terlebih karyanya yang fenomenal dan diterima oleh kalangan pecinta qira’at. Dengan demikian, ilmu qira’at mempunyai peranan penting dalam kehidupan imam asy-Syathibi sehingga karyanya dapat dilestarikan dan dinikmati hingga saat ini.
Kabilah Arab dan Dialeknya: Studi Dialek Dalam Al-Qur’an Tapa’ul Habdin
At-Tahfidz: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol. 1 No. 01 (2019): Desember 2019
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53649/at-tahfidz.v1i01.429

Abstract

Al-Qur’an telah menjelaskan hikmah adanya suatu bangsa dan lahirnya kabilah-kabilah yaitu untuk saling mengenal satu sama lain. Bangsa Arab merupakan bangsa yang sangat memperhatikan dan menjaga nasab, itu sebabnya mereka selalu mengaitkan nama mereka dengan nama ayah dan kakek-kakek mereka, seperti Fulan bin Fulan bin Fulan bin Fulan dan seterusnya. Dari tradisi Bangsa Arab dalam menjaga nasab, di sini peneliti melihat diperlukannya pemahaman tentang kabilah Arab dan dialeknya, khususnya yang terdapat dalam al-Qur’an, karena dengan mempelajari dialek kabilah-kabilah Arab dapat mengetahui taraf kehidupan kabilah-kabilah Arab, di mana faktor kehidupan mempengaruhi dialek suatu kaum. Oleh karena itu peneliti akan mengkajinya dengan menggunakan jenis penelitian kepustakaan dan metode penelitian kualitatif. Hubungan dialek dan bahasa adalah hubungan khas (khusus) dan `aam (umum). Setiap dialek adalah bahasa, tapi tidak sebaliknya, di mana kabilah-kabilah di jazirah Arab secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua, kabilah baaidah (yang sudah punah) dan baaqiah (yang masih ada) begitu juga dialek dikelompokkan menjadi dua, yaitu al-`arabiyah al-baaidah (bahasa Arab yang telah punah) dan al-`arabiyah al-baaqiyah (bahasa Arab yang masih lestari), sedangkan dalam jumlah dialek dalam al-Qur`an terdapat perbedaan, ada yang mengatakan lebih dari tujuh, ada juga yang mengatakan sampai empat puluh dan sab`atu ahruf diartikan dengan lahjah yang banyak.
Faktor-Faktor Kebinasaan Umat Terdahulu dalam Al-Qur’an Tapa’ul Habdin
At-Tahfidz: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol. 1 No. 02 (2020): Juni 2020
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53649/at-tahfidz.v1i02.435

Abstract

Hukum kausalitas (sebab-akibat) berlaku di muka bumi ini, umat-umat terdahulu mendapatkan azab dari Allah Swt., karena perbuatan mereka sendiri. Merekalah yang mengundang azab-Nya. Di antara sebab pengundang azab yang telah mereka lakukan adalah mendustakan Rasul, melakukan kemaksiatan, kedurhakaan dan berbagai macam dosa. Mengetahui sebab-sebab tersebut sangat penting, karena dengan mengetahui sebab maka kita tidak akan melakukan perbuatan yang sama dan agar sejarah tidak terulang kembali.