Altri, Panji Satria
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PENGARUH VARIASI JUMLAH ARAK BALI SEBAGAI ZAT ADITIF BAHAN BAKAR PERTAMAX TERHADAP UNJUK KERJA MESIN DAN EMISI GAS BUANG HONDA VARIO 125CC DENGAN METODE DISTILLATION PROCESS Altri, Panji Satria; Sumarli, Sumarli; Kusuma, Fuad Indra
Jurnal Teknik Otomotif : Kajian Keilmuan dan Pengajaran Vol 7, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um074v7i22023p141-148

Abstract

Bahan bakar fosil saat ini menjadi permasalahan diseluruh dunia karena bahan bakar yang tidak diperbarui. Pengembangan bahan bakar alternatif menjadi penting saat ini. Arak diperoleh dengan cara menyuling sari buah nira yang memiliki sifat mudah terbakar. Jika proses penyulingan pada suhu 78°C menghasilkan arak berkadar alkohol tinggi. Alkohol konsentrasi tinggi dapat digunakan sebagai bahan bakar campuran dengan konsentrasi tertentu. Kombinasi alkohol dan bahan bakar menjanjikan pengurangan penggunaan bahan bakar fosil yang berbasis minyak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan bioetanol dan bensin terhadap performa mesin dan emisi gas buang kendaraan. Strategi eksplorasi yang digunakan terdiri dari uji daya dan torsi Honda Vario 125cc menggunakan campuran bioetanol dan Pertamax 92 pada putaran mesin yang berbeda dari 6.500 rpm hingga 9.000 rpm, dan pada pengujian gas buang HC dan CO pada putaran mesin menggunakan campuran bioetanol dan Pertamax 92 dengan variasi 3000 rpm hingga 6500 rpm. Hasil temuan menunjukkan bahwa bahan bakar yang mengandung bahan bakar Pertamax turbo atau campuran Pertamax dan bioetanol (sepuluh persen, dua puluh persen, dan tiga puluh persen) memiliki karakteristik yang berbeda. Misalnya, campuran bahan bakar Pertamax 92 dan bioetanol menghasilkan tenaga yang hampir sama dengan keluaran tenaga. Turbo Pertamax maka pada saat itu torsi yang tercipta pada kombinasi Pertamax 92 dengan bioetanol 10 persen Bali Arak lebih besar dibandingkan dengan Pertamax 92 yang dicampur dengan Bioetanol 30 persen Bali Arak. Kemudian, tidak ada bahan bakar yang menghasilkan emisi CO2 yang berbeda secara signifikan. Jenis bahan bakar kemudian berbeda secara signifikan karena emisi gas buang HC.