Melani, Komang Ayu
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pemanfaatan Kain Perca Dalam Fesyen Melani, Komang Ayu
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 1 No. 1 (2021): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/bhumidevi.v1i1.299

Abstract

Limbah kain merukapan salah satu permasalahan limbah yang masih dihadapi masyarakat saat ini. Limbah kain sulit diolah karena merupakan limbah anorganik yang sulit terurai, sedangkan jika dibakar dapat menumbulkan asap dan gas beracun yang membahayakan lingkungan. Hal tersebut menjadikannya masalah karena berdasarkan data tahun 2020 (mediaindonesia.com), limbah kain menempati urutan ke-6 presentase limbah terbanyak yakni 5% ditambah masa pandemi yang membuatnya bertambah akibat limbah dari sisa sisa pebuatan masker kain. Tujuan dari penelitian ini adalah memanfaakan kain perca menjadi suatu karya yang bernilai artistik dan estetis. Metode yang dgunakan adalah eksperimental, dengan menggunakan peralatan pengolah yang sederhana, yang dikemas menarik agar layak dijual, Sudah ada beberapa orang/industri yang mengolahnya menjadi beberapa produk hiasan, keset, taplak meja dan sebagainya, namun kain perca tersebut mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi produk fesyen yang digemari oleh kalangan remaja maupun masyakarat modern. Salah satunya adalah tas sebagai akeseoris fesyen yang trendi dan sering digunakan. dengan demikian diharapakan dapat mengurangi pencemaran limbah kain yang sekaligus berpontensi menjadi sumber ekonomi bagi masyarakat.
Kucing Tersembunyi dari Tanah Borneo Analogi Fauna Kucing Merah sebagai Inspirasi Penciptaan Busana Exotic Dramatic Melani, Komang Ayu; Priatmaka, I Gusti Bagus; Radiawan, I Made
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 2 No. 2 (2022): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/bhumidevi.v2i2.1768

Abstract

Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragam faunanya. Di Pulau Kalimantan terdapat sebuah hewan endemik yang keberanaannya sangat langka dan terancam punah yaitu kucing merah. Kucing merah memiliki bulu berwana merah kastanye yang gelap dan berbintik samar, kepala yang pendek bulat dengan warna coklat oranye. Telinga kucing ini berwarna hitam atau cokelat tua, dan pada ekor bergaris putih dengan bintik hitam diujung ekor. Populasi kucing ini sampai sekarang tidak diketahui dan dikategorikan dalam status konservasi endangered (terancam punah) oleh IUCN (International Union for Conservation of Nature's) Redlist. Metode yang digunakan dalam proses penciptaan busana ini diwujudkan dengan “Frangipani”, Tahapan – tahapan Rahasia dari Seni FashionArt. Proses penciptaan yang digunakan yaitu design development, prototype, sample and construction, alat dan bahan. Kucing Merah dipilih sebagai ide pemantik dalam penciptaan karya busana ready to wear dan semi couture yang diimplementasikan dengan gaya ungkap analogi berdasarkan 6 kata kunci terpilih, yaitu bulat, wajah, kulit, bintik hitam, bulu dan ekor. Pada busana ini menggunakan exotic dramatic sebagai style dan dituangkan pada beading serta aksesoris busana. Dari penciptaan karya ini diharapkan khususnya pelaku fesyen menjadi salah satu referensi agar dapat menciptakan busana yang terinspirasi dari fauna fauna endemik yang keberadaanya sudah hampir punah dan harus dikenang.
Pemanfaatan Kain Perca Dalam Fesyen Melani, Komang Ayu
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 1 No. 1 (2021): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (776.456 KB) | DOI: 10.59997/bhumidevi.v1i1.299

Abstract

Limbah kain merukapan salah satu permasalahan limbah yang masih dihadapi masyarakat saat ini. Limbah kain sulit diolah karena merupakan limbah anorganik yang sulit terurai, sedangkan jika dibakar dapat menumbulkan asap dan gas beracun yang membahayakan lingkungan. Hal tersebut menjadikannya masalah karena berdasarkan data tahun 2020 (mediaindonesia.com), limbah kain menempati urutan ke-6 presentase limbah terbanyak yakni 5% ditambah masa pandemi yang membuatnya bertambah akibat limbah dari sisa sisa pebuatan masker kain. Tujuan dari penelitian ini adalah memanfaakan kain perca menjadi suatu karya yang bernilai artistik dan estetis. Metode yang dgunakan adalah eksperimental, dengan menggunakan peralatan pengolah yang sederhana, yang dikemas menarik agar layak dijual, Sudah ada beberapa orang/industri yang mengolahnya menjadi beberapa produk hiasan, keset, taplak meja dan sebagainya, namun kain perca tersebut mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi produk fesyen yang digemari oleh kalangan remaja maupun masyakarat modern. Salah satunya adalah tas sebagai akeseoris fesyen yang trendi dan sering digunakan. dengan demikian diharapakan dapat mengurangi pencemaran limbah kain yang sekaligus berpontensi menjadi sumber ekonomi bagi masyarakat.
Kucing Tersembunyi dari Tanah Borneo Analogi Fauna Kucing Merah sebagai Inspirasi Penciptaan Busana Exotic Dramatic Melani, Komang Ayu; Priatmaka, I Gusti Bagus; Radiawan, I Made
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 2 No. 2 (2022): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (829.782 KB) | DOI: 10.59997/bhumidevi.v2i2.1768

Abstract

Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragam faunanya. Di Pulau Kalimantan terdapat sebuah hewan endemik yang keberanaannya sangat langka dan terancam punah yaitu kucing merah. Kucing merah memiliki bulu berwana merah kastanye yang gelap dan berbintik samar, kepala yang pendek bulat dengan warna coklat oranye. Telinga kucing ini berwarna hitam atau cokelat tua, dan pada ekor bergaris putih dengan bintik hitam diujung ekor. Populasi kucing ini sampai sekarang tidak diketahui dan dikategorikan dalam status konservasi endangered (terancam punah) oleh IUCN (International Union for Conservation of Nature's) Redlist. Metode yang digunakan dalam proses penciptaan busana ini diwujudkan dengan “Frangipani”, Tahapan – tahapan Rahasia dari Seni FashionArt. Proses penciptaan yang digunakan yaitu design development, prototype, sample and construction, alat dan bahan. Kucing Merah dipilih sebagai ide pemantik dalam penciptaan karya busana ready to wear dan semi couture yang diimplementasikan dengan gaya ungkap analogi berdasarkan 6 kata kunci terpilih, yaitu bulat, wajah, kulit, bintik hitam, bulu dan ekor. Pada busana ini menggunakan exotic dramatic sebagai style dan dituangkan pada beading serta aksesoris busana. Dari penciptaan karya ini diharapkan khususnya pelaku fesyen menjadi salah satu referensi agar dapat menciptakan busana yang terinspirasi dari fauna fauna endemik yang keberadaanya sudah hampir punah dan harus dikenang.