Puspa Anjani, Ayu Diah
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Jagat Nirmala: Tradisi Mebuug-Buugan Dalam Busana Style Feminine Exotic Berkolaborasi Dengan Butik Luh Jaum Puspa Anjani, Ayu Diah; Sudharsana, Tjok Istri Ratna Cora; Mudarahayu, Made Tiartini
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 3 No. 1 (2023): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/bhumidevi.v3i1.2228

Abstract

Tradisi Mebuug-buugan merupakan Tradisi Sakral yang dilaksanakan sehari setelah Hari Raya Nyepi oleh masyarakat Desa Adat Kedonganan, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung. Menurut umat Hindu, tradisi ini bertujuan untuk menetralisir sifat buruk manusia. Dalam tradisi ini, lumpur menjadi simbol dosa yang melekat pada manusia dan saat tahun baru Caka dibersihkan. Secara etimologi bahasa mebuugbuugan berasal dari kata “Buug“ yang berarti tanah/lumpur dan “bhu” yang artinya ada atau wujud, sehingga berafiliasi 8 menjadi kata “Bhur ” yang artiya Bumi, tanah atau pertiwi sehingga awalan memenjadi sebuah kata kerja atau aktivitas.Dapat diartikan mebuug-buugan berarti sebuah interaktivitas dengan menggunakan tanah/ lumpur (buug) sebagai media. Oleh karena itu penulis ingin memperkenalkan tradisi mebuug-buugan a kepada masyarakat luas melalui penciptaan busana feminine exotic. Dalam penciptaan busana feminine exotic ini mempergunakan teori FRANGIPANI yaitu 8 tahapan penciptaan busana dan gaya ungkap analogi. Dari sepuluh metode tahapan FRANGIPANI hanya delapan metode penciptaan dijadikan sebagai landasan dalam penciptaan koleksi busana dengan ide pemantik tradisi mebuug-buugan kedalam tiga jenis busana meliputi ready to wear busana pria, ready to wear deluxe busana wanita, dan semi couture busana wanita. Hasil dari penciptaan busana ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam bidang fashion.
Jagat Nirmala: Tradisi Mebuug-Buugan Dalam Busana Style Feminine Exotic Berkolaborasi Dengan Butik Luh Jaum Puspa Anjani, Ayu Diah; Sudharsana, Tjok Istri Ratna Cora; Mudarahayu, Made Tiartini
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 3 No. 1 (2023): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/bhumidevi.v3i1.2228

Abstract

Tradisi Mebuug-buugan merupakan Tradisi Sakral yang dilaksanakan sehari setelah Hari Raya Nyepi oleh masyarakat Desa Adat Kedonganan, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung. Menurut umat Hindu, tradisi ini bertujuan untuk menetralisir sifat buruk manusia. Dalam tradisi ini, lumpur menjadi simbol dosa yang melekat pada manusia dan saat tahun baru Caka dibersihkan. Secara etimologi bahasa mebuugbuugan berasal dari kata “Buug“ yang berarti tanah/lumpur dan “bhu” yang artinya ada atau wujud, sehingga berafiliasi 8 menjadi kata “Bhur ” yang artiya Bumi, tanah atau pertiwi sehingga awalan memenjadi sebuah kata kerja atau aktivitas.Dapat diartikan mebuug-buugan berarti sebuah interaktivitas dengan menggunakan tanah/ lumpur (buug) sebagai media. Oleh karena itu penulis ingin memperkenalkan tradisi mebuug-buugan a kepada masyarakat luas melalui penciptaan busana feminine exotic. Dalam penciptaan busana feminine exotic ini mempergunakan teori FRANGIPANI yaitu 8 tahapan penciptaan busana dan gaya ungkap analogi. Dari sepuluh metode tahapan FRANGIPANI hanya delapan metode penciptaan dijadikan sebagai landasan dalam penciptaan koleksi busana dengan ide pemantik tradisi mebuug-buugan kedalam tiga jenis busana meliputi ready to wear busana pria, ready to wear deluxe busana wanita, dan semi couture busana wanita. Hasil dari penciptaan busana ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam bidang fashion.