Studi ini bertujuan untuk merancang pembuatan sistem Bill of Material departemen perlengkapan untuk mengatasi keterlambatan selama proses produksi. Proses produksi mengalami keterlambatan hingga 5-6 hari karena terdapat idle oleh operator yang disebabkan karena menunggu unit minibus yang belum datang dan menunggu datangnya komponen dari gudang. Pemesanan komponen hanya dapat dilakukan oleh operator karena hanya operator yang mengetahui kebutuhan apa saja yang akan digunakan dalam proses produksi. Tidak adanya data Bill of Material pada proses produksi akan membuat proses produksi tersebut menjadi tidak efektif karena perusahaan hanya bergantung pada operator untuk melakukan proses pemesanan. Pembuatan SOP baru juga diperlukan untuk memandu karyawan bisa mengikuti prosedur sistem Bill of Material yang baru. Tujuan studi ini adalah merancang Bill of Material yang efektif dan efisien. Hasil perancangan Bill of Material yaitu admin departemen perlengkapan dapat mengetahui keseluruhan kebutuhan proses produksi sehingga keterlambatan diestimasi berkurang menjadi 3 hari. Admin departemen perlengkapan harus mampu memahami Bill of Material yang telah dibuat agar membantu dalam proses pemesanan material. Dengan adanya Bill of Material proses produksi dapat menjadi efektif dan efisien dengan mengurangi kesalahan dalam pemesanan material ke gudang, baik kesalahan material yang harus dikirim maupun kesalahan dalam hal jumlah. Usulan Standard Operating Procedure (SOP) yang baru juga dapat membantu jika terjadi kekurangan material untuk proses produksi maka operator tidak perlu mengambil material ke gudang sendiri, melainkan akan dilakukan pemesanan material yang kurang oleh admin.