Otoman
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Kyai Abd. Rachman Bin Sopa Hamid: Jejak Keluarga Kesultanan Palembang Darussalam Di Tulung Selapan Ogan Komering Ilir Pria Harapan; Otoman
Tanjak: Sejarah dan Peradaban Islam Vol. 4 No. 2 (2024): Tanjak: Jurnal Sejarah dan Peradaban Islam
Publisher : Program Studi Sejarah Peradaban Islamm UIN Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/tanjak.v4i2.23923

Abstract

This research is the result of historical research with the title " Kyai Abd. Rachman Bin Sopa Hamid: Palembang Darussalam Sultanate Family in Tulung Selapan Ogan Komering ". This research was conducted to determine the journey and role of Kyai Abd. Rachman Bin Sopa Hamid in Tulung Selapan through the historical evidence left behind. In this research, Levinson's Role Theory is used. Through this theory, the traces, role and position of Kyai Abd can be analyzed. Rachman Bin Sopa Hamid in the Tulung Selapan village community, Ogan Komering Ilir Regency during the Palembang Darussalam Sultanate era until its current influence on the local community. Apart from that, the research method used is descriptive qualitative. From the results of his research, it is known that the fall of the Palembang sultanate into Dutch hands was marked by the capture of Sultan Mahmud Badaruddin II and his family who were then exiled to Ternate (North Maluku). At the same time, several imperial families and other Mujahid figures also fled to other areas, including Kyai Abdurachman bin Sopa Hamid, who at the time also fled to the Ogan Komering Ilir area, precisely in Tulung Selapan, until he died. The whereabouts of Kyai Abd. Rachman Bin Sopa Hamid in Tulung Selapan is marked by the presence of several relics in the form of a collection of swords and tenongs as well as the existence of Kyai Abd's food. Rachman Bin Sopa Hamid. During his escape in Tulung Selapan, Kyai Abdurachman bin Sopa Hamid then preached and broadcast the Islamic religion through education to the local community so that he was also known as a cleric and played a major role in politics such as leading the local community in facing the Dutch colonialists who came to Tulung Selapan to this day
Kontribusi Khalifah Mochammad Ya’qub bin Muhamad Atim Dalam Thoriqoh Shiddiqiyyah di Palembang (1970 – 2023 M) Mutiara Nursafitri; Otoman
Tanjak: Sejarah dan Peradaban Islam Vol. 4 No. 3 (2024): Tanjak: Jurnal Sejarah dan Peradaban Islam
Publisher : Program Studi Sejarah Peradaban Islamm UIN Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/tanjak.v4i3.24490

Abstract

This research discusses thoriqoh Shiddiqiyyah in Palembang. The arrival of the Shiddiqiyyah thoriqoh in Palembang in 1970 AD brought by the caliph Mochammad Ya'qub bin Muhamad Atim. Caliph Mochammad Ya'qub bin Muhamad Atim was one of the students who was given the mandate to broadcast the teachings of Thoriqoh Shiddiqiyyah precisely in Palembang. The teachings are conveyed through several methods such as the da'wah method, teaching Shiddiqiyyah teachings to the community, collective dhikr (Kautsaran), and with programs contained in Shiddiqiyyah, such as National Compensation, Construction of Livable Thankful Houses (commemoration of Indonesian National Independence and Youth Pledge Day) and others. other. Its followers have increased, with this increase in followers it can also be seen that the development of thoriqoh Shiddiqiyyah in Palembang is increasing, visible and known to the public. Caliph Mochammad Ya'qub bin Muhamad Atim arrived in Palembang alone at a young age at that time, there were no friends or students from other thoriqoh Shiddiqiyyah. At that time he lived in the Aryodilla area. With existing programs, you can increase followers of thoriqoh Shiddiqiyyah in Palembang. This research aims to determine the entry and development of thoriqoh Shiddiqiyyah and the contribution of the caliph Mochammad Ya'qub bin Muhamad Atim. This research is qualitative research that uses historical research methods utilizing a sociological approach. This research uses historical theory. Data collection techniques were obtained through a process of observation, interviews, documentation and literature study. Data sources were obtained through direct observation, interviews and documentation by the administrators and followers of Thoriqoh Shiddiqiyyah. and use books, journals or archives that are appropriate to the research.
Penamaan UIN Raden Fatah Palembang: Refleksi Ketokohan Prabu Brawijaya V dan Raden Fatah dalam Sejarah Dakwah Islam Antasari, Rr Rina; Renny Kurnia Sari; Otoman; Siti Dini Fakhriya
Intelektualita Vol 13 No 2 (2024): Jurnal Intelektualita: Keislaman, Sosial, dan Sains
Publisher : Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/intelektualita.v13i2.25227

Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisis kebijakan Prabu Brawijaya V terhadap Raden Fatah dan pola sistem pendidikan yang dikembangkan Raden Fatah hingga namanya menjadi simbol penting dalam sejarah Islam dan pendidikan di Indonesia. Fokus penelitian ini adalah memahami nilai historis dan simbolis yang melatarbelakangi penamaan Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang, serta peran Raden Fatah dalam proses islamisasi dan pengembangan pendidikan Islam di Kesultanan Demak. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan tinjauan sejarah dan konsep. Data primer diperoleh dari wawancara dengan alim ulama dan sejarawan di Palembang, sedangkan data sekunder berasal dari literatur terkait sejarah Raden Fatah dan Kesultanan Demak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan Prabu Brawijaya V terhadap Raden Fatah mencerminkan proses musyawarah yang melibatkan berbagai pihak, dengan penekanan pada ketertiban, keadilan, dan manfaat bagi masyarakat. Raden Fatah berhasil mengintegrasikan ajaran Islam ke dalam sistem pendidikan dengan menekankan pada pengembangan ilmu pengetahuan dan akhlak. Pola kebijakan ini menjadi dasar simbolisasi nama UIN Raden Fatah Palembang, yang mencerminkan perpaduan nilai historis dan religius. Kesimpulannya, keberhasilan Raden Fatah dalam mengembangkan pendidikan Islam pada masa Kesultanan Demak tidak lepas dari kebijakan yang visioner dan berbasis musyawarah. Nilai-nilai yang terkandung dalam kebijakan tersebut tetap relevan sebagai pedoman pengembangan pendidikan Islam di era modern. Penelitian ini memberikan kontribusi dalam memahami keterkaitan antara sejarah, pendidikan, dan kebijakan dalam membentuk identitas lembaga pendidikan Islam.