Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

ANALISIS FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI PUSKESMAS PENGARAYAN KECAMATAN TANJUNG LUBUK KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR TAHUN 2021 Noveria, Fitri; Kardewi, Kardewi
Jurnal Kesehatan Bina Husada Vol 15 No 04 (2023): Jurnal Kesehatan Bina Husada
Publisher : Stikes Bina Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58231/jkbh.v15i04.234

Abstract

Masalah stunting terkait dengan masalah gizi dan kesehatan ibu hamil dan menyusui, bayi yang baru lahir dan anak di bawah dua tahun (baduta). Stunting ditandai dengan terhambatnya pertumbuhan anak yang mengakibatkan kegagalan dalam mencapai tinggi badan yang normal dan sehat sesuai usia anak. Dampak dari stunting diantaranya perkembangan kognitif, motorik, dan verbal pada anak tidak optimal, anak akan mengalami postur tubuh yang tidak optimal saat dewasa dan menurunya kesehatan reproduksi serta meningkatkan resiko penyakit. Tujuan penelitian ini untuk diketahuinya faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif menggunakan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh balita yang berkunjung ke Puskesmas Pengayaran dari bulan Juni s.d Desember 2020 sebanyak 41 balita. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 41 responden diambil dengan teknik total sampling. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah kuisioner. Analisis data bivariat menggunakan uji statistik Chi-square dengan tingkat kemaknaan (?= 0,05). Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 25 s.d. 28 Juni 2021 di Puskesmas Pengayaran Kecamatan Tanjung Lubuk Kabupaten Ogan Ilir Timur. Hasil penelitian didapatkan nilai p dari masing masing variabel yaitu pengetahuan (p-value=0,008), tingkat ekonomi keluarga (p-value=0,011), jumlah anggota keluarga (p-value=0,021), ASI ekslusif (p-value=0,015). Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan, tingkat ekonomi keluarga, jumlah anggota keluarga dan ASI eksklusif dengan kejadian stunting pada balita. Diharapkan petugas puskesmas dapat meningkatan promosi kesehatan tentang faktor resiko yang dapat menyebabkan stunting kepada masyarakat sehingga dapat menurunkan angka kejadian stunting.