ABSTRAK Penelitian dalam skripsi ini dilatarbelakangi oleh adanya permasalahan yakni stigma negatif tentang tradisi budaya ruwatan bumi di kampung adat banceuy, yang dinilai bertolak belakang dengan ajaran agama Islam, peneliti bertujuan untuk menganalisis ketidakbenaran tersebut dan apabila keliru peneliti ingin meluruskan stigma yang dinyatakan tidak benar, kemudian menganalisis nilai-nilai Ketuhanan didalamnya, dengan melakukan penelitian secara langsung dan mendalam ke kampung tersebut, dengan wawancara ke beberapa narasumber warga asli disana, peneliti berkeyakinan penelitian ini harus dilaksanakan karena Kampung Adat Banceuy sendiri merupakan keberagaman wisata yang Subang miliki bahkan Indonesia miliki yang berasal dari tanah pasundan dan etnis sunda, yang patut dijaga image atau nama baiknya, dan diluruskan apabila terdapat berita yang simpang siur dan hoaks terhadap isi daripada tradisi-tradisi yang selama ini dilaksanakan di kampung adat banceuy yaitu salah satunya ruwatan bumi dengan mengetahui adanya fakta yang sesungguhnya dari masyarakat disana diharapkan penelitian ini dapat meluruskan hal yang tidak benar, namun semuanya kembali lagi ke prinsip dan keyakinan daripada masyarakat manapun. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat nilai-nilai ketuhanan yang maha esa dalam tradisi budaya ruwatan bumi yakni ijab rosul, sholawatan, dakwah, pertunjukan seni gembyung, pertunjukan wayang golek, nyawer dewi sri, kemudian terdapat hoaks yang berhasil diluruskan oleh warga sana yakni mengubur kepala kerbau yang pada kenyataan nya tidak, kepala kerbau dibagikan dan dimakan tidak dikubur sama sekali. Kata kunci: kebudayaan, nilai-nilai ketuhanan, tradisi ABSTRACT The research in this thesis is motivated by the existence of a problem, namely the negative stigma regarding the cultural tradition of Ruwatan Bumi in the Banceuy traditional village, which is considered to be contrary to the teachings of the Islamic religion. divine values in it, by conducting direct and in-depth research into the village, by interviewing several sources from native residents there, the researcher believes this research must be carried out because the Banceuy Traditional Village itself is a tourist diversity that Subang has, even Indonesia has, which originates from the land. Pasundan and Sundanese ethnic groups, who should maintain their image or good name, and straighten out if there is confusing news and hoaxes regarding the contents of the traditions that have been carried out in the Banceuy traditional village, one of which is Ruwatan Bumi. By knowing the real facts from the community There is hope that this research can straighten out things that are not true, but it all comes back to the principles and beliefs of any society. The results of this research show that there are one and only divine values in the Ruwatan Bumi cultural tradition, namely Ijab Rosul, sholawatan, da'wah, gembyung art performances, wayang golek performances, nyawer Dewi Sri, then there is a hoax that has been successfully corrected by the residents there, namely burying their heads. buffalo which in reality is not, the buffalo head is distributed and eaten, it is not buried at all. Keywords: culture, divine values, earth ruwatan, tradition