Biotilik is an uncomplicated method to monitor the stream quality and can be handled communally with the help of information technology. However, involving community in a monitoring, especially those based on applications, is a challenge that requires a comprehensive approach. Therefore, this research was conducted to measure how deep the community can be involved and the significancy of the community services. A collaborative approach has been done, starts with activity planning, mobile app developing, introducing the app to the community, until doing some collaborative regular monitoring activities through biomonitoring workshops. The communities involved in this study include KPLS, Waterforum Kalijogo, and the Entomology Study Group. The results show that mobile applications are successfully created and adopted by the community, although there are some community members who have difficulty accessing them, especially senior citizens. Biomonitoring workshops were conducted several times along with measurements of community knowledge and skills before and after the workshop. The result shows that the change in knowledge was not statistically significant because the public was already familiar with biomonitoring. Changes in skills occurred in this study because the community conducted biomonitoring workshops for some time and was assisted by mobile applications. ======================================= Metode biotilik adalah metode pemantauan kualitas air yang sederhana dan dapat dilakukan secara komunal dengan bantuan teknologi informasi. Walaupun begitu, pelibatan masyarakat dalam pemantauan air secara komunal apalagi yang berbasis pemanfaatan aplikasi merupakan tantangan yang membutuhkan pendekatan yang komprehensif. Untuk itu penelitian ini dilakukan untuk mengukur seberapa besar masyarakat dapat terlibat dalam pengembangan pengetahuan dan keterampilan pemantauan kualitas sungai dan bagaimana dampak yang dihasilkan oleh kegiatan tersebut. Pendekatan kolaboratif yang dimulai dengan perencanaan kegiatan, perancangan aplikasi mobile untuk membantu pemantauan kualias air, pengenalan aplikasi, sampai kepada kegiatan pemantauan secara berkala. Komunitas yang terlibat berasal dari Komunitas Pecinta Lingkungan dan Sungai (KPLS), Waterforum Kalijogo, dan Kelompok Studi Entomologi. Hasil menunjukkan bahwa aplikasi mobile yang dibangun dapat diadopsi oleh masyarakat, meskipun ada beberapa yang kesulitan mengaksesnya terutama warga senior. Selanjutnya, workshop biomonitoring dilakukan beberapa kali bersamaan dengan pengukuran terhadap pengetahuan dan keterampilan masyarakat sebelum dan sesudah workshop. Hasilnya, perubahan pengetahuan tidak signifikan secara statistik karena masyarakat sudah cukup mengenal biomonitoring. Perubahan keterampilan terjadi di dalam penelitian ini karena masyarakat melakukan workshop biomonitoring dalam beberapa waktu dan dibantu dengan aplikasi mobile.