Widi Meilawati
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PERKAWINAN DI KAMPUNG NAGA DITINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM ADAT Rifqi Nayif Daniswara; Rinah Fahma Aulia; Siraj Fawwaz Fikri Madani; Widi Meilawati; Widiani Agustien Wiguna Mukti; Zaidi Hamzah Alfatih; Ende Hasbi Nassaruddin
Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan Vol. 1 No. 11 (2023): Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.3783/causa.v1i11.1532

Abstract

Perkawinan di Kampung Naga, sebuah desa di kaki Gunung Galunggung, Jawa Barat, Indonesia, bukan sekadar seremoni formal, melainkan lebih sebagai perayaan kebersamaan dan keharmonisan masyarakat. Tradisi perkawinan di desa ini melibatkan seluruh komunitas, mulai dari prosesi adat hingga upacara penyatuan roh dan jiwa. Tahapan perkawinan di Kampung Naga mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat. Prosesi adat yang diikuti oleh calon pengantin, keluarga, dan warga desa, memperlihatkan kekayaan budaya lokal dalam setiap detailnya. Upacara ini bukan hanya menjadi momentum penting bagi pasangan yang menikah, tetapi juga kesempatan bagi masyarakat untuk memperkuat ikatan sosial mereka. Perkawinan di Kampung Naga tidak lepas dari nilai-nilai kearifan lokal dan simbolisme budaya. Setiap elemen dalam upacara memiliki makna mendalam, dari busana adat hingga hiasan hulu keris yang dipakai oleh pengantin pria. Simbol-simbol ini menjadi bahasa yang menggambarkan warisan budaya yang dijaga dan diwariskan dari generasi ke generasi. Selain mengeksplorasi aspek kebudayaan, perkawinan di Kampung Naga juga memiliki dampak yang signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat. Solidaritas dalam perkawinan tidak hanya menciptakan kestabilan sosial, tetapi juga memengaruhi struktur ekonomi dan pendidikan di desa. Perkawinan di sini bukan hanya mengikat dua individu, melainkan juga menghubungkan keluarga dan memperkuat jaringan sosial di seluruh kampung. Secara keseluruhan, perkawinan tradisional di Kampung Naga bukan hanya sebuah seremoni, melainkan sebuah kisah panjang kebersamaan, keberagaman, dan kearifan lokal yang terus diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.