Pradana, Bhaladika Adhibrata
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Tinjauan Yuridis Terhadap Hak Cipta Karakter Sherlock Holmes Yang Di Kisahkan Dalam Novel dan Film Enola Holmes (Analisis Kasus Conan Doyle Estate Vs Nancy Springer) Pradana, Bhaladika Adhibrata; Suryasaladin, Ranggalawe
JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol 6, No 4 (2022): JISIP (Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pendidikan (LPP) Mandala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58258/jisip.v6i4.3831

Abstract

Sherlock Holmes merupakan Novel karya dari Sir Arthur Conan Doyle, Sir Arthur Conan Doyle memulai semua kisah mengenai karakter ini dengan novel A Study in Scarlet, yang terbit pada 20 November 1886. Sir Arthur Conan Doyle hanya pernah menulis empat novel dan 56 cerita pendek Sherlock Holmes. Setidaknya 54 dari karya-karya ini – dan karakter Sherlock Holmes ditampilkan dalam karya – tidak dapat disangkal dalam domain publik dan dengan demikian bebas untuk digunakan siapa saja. Enola Holmes karya Nancy Springer merupakan anggota terbaru dari tradisi pastiche fandom ini. Film adaptasi dari sebuah novel ciptaan Nancy Springer yang berjudul Enola Holmes, populer di kalangan masyarakat pada akhir-akhir ini, film tersebut di tonton masyarakat melalui aplikasi film dan serial yaitu Netflix Penggugat yaitu Conan Doyle Estate mengklaim pelanggaran hak cipta dan merek dagang terhadap Film Enola Holmes karena menampilkan karakter domain publik Sherlock Holmes dalam filmnya Enola Holmes. Penggugat mengklaim kepemilikan hak cipta atas karakteristik, seperti penggambaran kehangatan dan kebaikan oleh Sherlock Holmes. Beberapa doktrin dapat digunakan untuk mengetahui apakah ada sebuah peniruan (copying) dalam pembuatan karaker fiksi Literatur Sherlock Holmes dalam novel Enola Holmes buatan Nancy Springer dan Film adaptasinya yang di rilis oleh Netflix, diantaranya adalah doktrin originalitas, dan doktrin merger. Doktrin tersebut kemudian digunakan untuk mengidentifikasi peniruan-peniruan yang terjadi dalam sebuah karya