Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

The Role of Systemic Steroid Administration in Meniere's Syndrome: A Case Report Krizdiana, Usqi
Sriwijaya Journal of Otorhinolaryngology Vol. 1 No. 1 (2023): Sriwijaya Journal of Otorhinolaryngology
Publisher : Phlox Institute: Indonesian Medical Research Organization

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59345/sjorl.v2i1.112

Abstract

Introduction: Meniere's syndrome is an inner ear disease characterized by episodes of spontaneous vertigo, tinnitus, hearing fluctuations, and a feeling of fullness in the ear. Treatment varies depending on severity, and systemic steroids may be an option in cases resistant to first-line therapy. This case report aims to present treatment for Meniere's syndrome. Case presentation: We report the case of a 35-year-old woman with Meniere's syndrome who did not improve with standard therapy. The patient was given oral prednisone 40 mg per day for 5 days, followed by tapering the dose for 2 weeks. Conclusion: Administration of systemic steroids to these patients resulted in significant improvement in symptoms of vertigo, tinnitus, and hearing fluctuations. The patient did not experience any significant side effects.
Characteristics of Sexually Transmitted Infection (STI) Patients at the Tanggul Health Center in Jember Regency in the January-June 2023 Period Krizdiana, Usqi
Scientific Journal of Dermatology and Venereology Vol. 2 No. 1 (2024): Scientific Journal of Dermatology and Venereology
Publisher : Phlox Institute: Indonesian Medical Research Organization

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59345/sjdv.v1i2.45

Abstract

Introduction: The incidence of sexually transmitted infections (STIs) can expand as the risk factors increase that increase the transmission of STIs, including having unprotected sexual contact with multiple partners, having a history of STIs, having a history of sexual violence, alcohol use, prostitution, having sexual partners who have sexual contact. additional and concomitant or have a history of previous STIs, drug use, and use of intravenous drugs. This study aimed to present the characteristics of sexually transmitted infections in Tanggul Health Center, Jember Regency, Indonesia. Methods: This study is a descriptive observational study. A total of 52 research subjects participated in this study. Analysis of variable characteristics was carried out univariately with SPSS version 25. Results: The highest prevalence of STIs was gonorrhea, namely 20 people (38.46%), the age group with the most STIs, namely 25-49 years, as many as 36 people (69.23%), sex of STI sufferers the most were men, 37 people (71.15%) and the risk factors for experiencing STIs that were most common were customers of sex workers, 31 people (59.61%). Conclusion: This study revealed the characteristics of STI patients at Tanggul Health Center. Gonorrhea was the highest prevalence STI and most of patients were male and had sexual contact history with prostitutes.
Efektivitas Penyuluhan untuk Kader Kesehatan terhadap Tingkat Pemahaman dan Deteksi Dini Gangguan Jiwa Krizdiana, Usqi
Mutiara: Multidiciplinary Scientifict Journal Vol. 3 No. 3 (2025): Multidiciplinary Scientifict Journal
Publisher : Al Makki Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57185/mutiara.v3i3.357

Abstract

Gangguan jiwa merupakan kondisi yang dapat mengganggu kehidupan sehari-hari seseorang, sehingga penting untuk melakukan deteksi dini yang efektif. Puskesmas Tanggul memiliki peran dalam mendukung deteksi gangguan jiwa melalui kader kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak penyuluhan terhadap pemahaman dan kemampuan deteksi dini gangguan jiwa oleh kader kesehatan di Desa Kramat Sukoharjo. Penelitian ini menggunakan desain quasi-experiment dengan pendekatan pre-test dan post-test pada kelompok kontrol dan perlakuan. Sebanyak 28 kader kesehatan berpartisipasi dalam penelitian ini, yang dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok perlakuan yang menerima edukasi dan kelompok kontrol yang tidak menerima edukasi. Analisis data dilakukan menggunakan uji paired t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok yang mendapatkan penyuluhan mengalami peningkatan signifikan dalam pemahaman (pre-test: 16,43; post-test: 18,86; p < 0,05) serta kemampuan deteksi dini gangguan jiwa (p < 0,05). Sementara itu, kelompok kontrol tidak mengalami perubahan yang berarti. Dari hasil tersebut, disimpulkan bahwa penyuluhan memiliki efektivitas dalam meningkatkan pemahaman serta keterampilan kader kesehatan dalam mendeteksi gangguan jiwa. Oleh karena itu, disarankan agar pelatihan kader kesehatan dilakukan secara berkelanjutan guna meningkatkan kualitas deteksi dini gangguan jiwa di masyarakat.
Efektivitas Penyuluhan untuk Kader Kesehatan terhadap Tingkat Pemahaman dan Deteksi Dini Gangguan Jiwa Krizdiana, Usqi
Mutiara: Multidiciplinary Scientifict Journal Vol. 3 No. 3 (2025): Mutiara: Multidiciplinary Scientifict Journal
Publisher : Al Makki Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57185/mutiara.v3i3.357

Abstract

Gangguan jiwa merupakan kondisi yang dapat mengganggu kehidupan sehari-hari seseorang, sehingga penting untuk melakukan deteksi dini yang efektif. Puskesmas Tanggul memiliki peran dalam mendukung deteksi gangguan jiwa melalui kader kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak penyuluhan terhadap pemahaman dan kemampuan deteksi dini gangguan jiwa oleh kader kesehatan di Desa Kramat Sukoharjo. Penelitian ini menggunakan desain quasi-experiment dengan pendekatan pre-test dan post-test pada kelompok kontrol dan perlakuan. Sebanyak 28 kader kesehatan berpartisipasi dalam penelitian ini, yang dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok perlakuan yang menerima edukasi dan kelompok kontrol yang tidak menerima edukasi. Analisis data dilakukan menggunakan uji paired t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok yang mendapatkan penyuluhan mengalami peningkatan signifikan dalam pemahaman (pre-test: 16,43; post-test: 18,86; p < 0,05) serta kemampuan deteksi dini gangguan jiwa (p < 0,05). Sementara itu, kelompok kontrol tidak mengalami perubahan yang berarti. Dari hasil tersebut, disimpulkan bahwa penyuluhan memiliki efektivitas dalam meningkatkan pemahaman serta keterampilan kader kesehatan dalam mendeteksi gangguan jiwa. Oleh karena itu, disarankan agar pelatihan kader kesehatan dilakukan secara berkelanjutan guna meningkatkan kualitas deteksi dini gangguan jiwa di masyarakat.