Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PELATIHAN AKLIMATISASI ANGGREK BOTOLAN ASAL KULTUR JARINGAN KE SEEDLING POT DENGAN METODE SUNGKUP DI DESA PUNGGUR KECIL KABUPATEN KUBU RAYA Vivi, Dwi Zulfita; Rahmidiyani; Setia Budi; Surachman
Jurnal Abditani Vol. 7 No. 1 (2024): April
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ALKHAIRAAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31970/abditani.v7i1.253

Abstract

Desa Punggur Kecil kecamatan Sungai Kakap merupakan salah satu desa yang terletak di pinggiran hutan. Salah satu potensi yang ada di hutan Desa Punggur Kecil adalah banyak tumbuh aneka ragam anggrek species yang keberadaannya sudah hampir punah. Kelompok ibu-ibu Dasa Wisma Melati yang menjadi mitra pada kegiatan ini mempunyai kebiasaan mengambil tanaman anggrek di dalam hutan kemudian menjualnya dalam bentuk ikatan atau karungan untuk memenuhi keperluan hidup sehari-hari. Permasalahan yang dihadapi oleh mitra tersebut adalah 1) Komunitas anggrek alam di hutan hampir punah seiring dengan makin maraknya kebakaran hutan di musim kemarau, 2) Masyarakat belum mengerti bagaimana caranya melestarikan anggrek alam tersebut karena keterbatasan sumber daya manusia. Hasil kuisioner sebagai bentuk evaluasi proses pelatihan menunjukkan bahwa peserta setelah pelatihan agak memahami materi sebanyak 5% , paham 80% dan sangat paham 15% dan tidak ada yang kurang paham dan tidak paham. Dari khalayak sasaran peserta pelatihan menunjukkan bahawa 30% peserta menjawab akan berlanjut, 70 peserta menyatakan niat untuk mencoba dan tidak ada yang mempunyai keinginan tidak melanjutkan kegiatan ini.
Pelatihan Pembuatan Kompos Organik dengan Metode Takakura dan Cara Aplikasinya di Desa Punggur Kecil Vivi, Dwi Zulfita; Surachman; Setia Budi; Agus Hariyanti; Rahmidiyani; Siti Hadijah
Bakti Budaya: Jurnal Pengabdian kepada masyarakat Vol 5 No 2 (2022): 2022: Edisi 2
Publisher : Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/bakti.4659

Abstract

The data and results of field observations show that Punggur Kecil Village is identical to the economically weak community and depends on agriculture for its livelihood which is to cultivate plants using inorganic fertilizers. Inorganic fertilizers are widely used by farmers, this is because they are more efficient and effective than organic fertilizers. Whereas the continuous use of chemical fertilizers causes the land to be damaged and cannot provide the carrying capacity for human life. This happens because the community does not have the knowledge and skills in processing household waste into organic fertilizer which is more environmentally friendly. Therefore, the abundance of natural resources in Bilayuk Village from the agricultural aspect cannot be utilized optimally due to limited human resources. The results showed that the material for processing household waste into organic compost using the Takakura method could be understood by 68% of the target audience, overall the participants liked the use of Takakura compost in the cultivation of vegetable crops produced by the distribution of 14% of participants who preferred inorganic fertilizers, 27 % prefer Takakura’s organic compost, and 59% like both. ==== Data dan hasil observasi lapangan menunjukkan bahwa Desa Punggur Kecil identik dengan masyarakat ekonomi lemah dan menggantungkan hidupnya dari pertanian apa adanya, yang dalam melakukan budi daya tanamannya menggunakan pupuk anorganik. Pupuk anorganik banyak digunakan oleh petani karena lebih efektif dan efisien daripada pupuk organik. Padahal, penggunaan pupuk kimia yang terus-menerus dapat menyebabkan lahan menjadi rusak dan tidak dapat memberikan daya dukung bagi kehidupan manusia. Hal tersebut terjadi karena masyarakat tidak mempunyai pengetahuai dan keterampilan dalam mengolah limbah rumah tangga menjadi pupuk organik yang lebih ramah lingkungan. Oleh sebab itu, melimpahnya sumber daya alam di Desa Bilayuk dari aspek pertanian tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal karena keterbatasan sumber daya manusia. Hasil menunjukkan bahwa materi pengolahan limbah rumah tangga menjadi kompos organik dengan metode Takakura dapat dipahami oleh 68% dari khalayak sasaran. Secara keseluruhan peserta menyukai penggunaan kompos Takakura dalam budi daya tanaman sayur-sayuran yang dihasilkan dengan pembagian 14% peserta yang lebih menyukai pupuk anorganik, 27% lebih menyukai kompos organik Takakura, dan 59% menyukai keduanya.