Permasalahan sampah di Surabaya yang semakin meningkat, memberikan dampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat. Volume sampah yang besar dan iklim tropis di Indonesia membuat sampah yang dihasilkan cenderung basah dan lebih sulit untuk dikelola. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah bekerja sama dengan sektor swasta dalam mengelola sampah menjadi energi listrik. Penelitian bertujuan untuk menganalisis model kerja sama antara sektor publik dan swasta dalam program Waste to Energy di PLTSa Benowo. Penelitian menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Informan penelitian adalah Bidang Sarana dan Prasarana Pemanfaatan Limbah dari Dinas Lingkungan Hidup dan HSE PT. Sumber Organik. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menjelaskan bahwa public private partnership dalam pelaksanaan program waste to energy di PLTSa Benowo menggunakan Build Operate Transfer sebagai model kerja sama. Berdasarkan unsur perjanjian BOT oleh Anjar Pachta Wirana, sebagai berikut: 1) Build, lahan seluas 37,4 hektar disediakan Pemkot Surabaya untuk dikelola PT. Sumber Organik. Pemkot Surabaya berperan sebagai pengawas sekaligus perantara kepada pemerintah pusat mengenai perizinan pengelolaan sampah; 2) Operate, PT. Sumber Organik bertanggung jawab atas pengelolaan sampah dan pemeliharaan fasilitas di PLTSa Benowo; dan 3) Transfer, setelah kontrak berakhir, kepemilikan atas aset PLTSa Benowo akan dikembalikan kepada Pemerintah Kota Surabaya.