Abstrak — Aspal umumnya dihasilkan dari proses penyulingan minyak bumi. Namun, dengan semakin berkurangnya ketersediaan dan meningkatnya harga minyak bumi, pengembangan aspal modifikasi polimer menjadi suatu kebutuhan mendesak. Penelitian ini difokuskan pada aspal polimer elastomer, yang melibatkan penambahan bahan polimer untuk mengurangi ketergantungan pada minyak bumi serta meningkatkan kualitas aspal. Kementerian PUPR melalui Dirjen Bina Marga telah menerapkan aturan terkait aspal modifikasi polimer, khususnya PG70 dan PG75, berdasarkan Spesifikasi Umum 2018. Metode penelitian yang digunakan mengadopsi pendekatan Bina Marga dengan menguji berbagai karakteristik aspal polimer elastomer, seperti berat jenis, penetrasi, titik lembek, titik nyala, dan daktilitas. Data primer dikumpulkan dari lapangan, sedangkan data sekunder digunakan untuk mendukung hasil penelitian. Lokasi penelitian berada di PT. Multi Bangun Indonesia, kecamatan Porong, kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, sesuai dengan Spesifikasi Umum Bina Marga dan standar SNI untuk pengujian aspal polimer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspal polimer elastomer memenuhi standar Bina Marga sebagai bahan ikat campuran beton aspal, dengan nilai penetrasi 34.50, titik lembek 56.00, daktilitas 81.50, titik nyala 322.00, dan berat jenis 1.032 sesuai dengan ketentuan. Temuan ini memberikan kontribusi pada pengembangan teknologi aspal berkelanjutan dengan mengurangi ketergantungan pada minyak bumi sambil tetap menjaga kualitas bahan ikat aspal. Studi ini juga membuka peluang penggunaan yang lebih luas dari aspal polimer elastomer dalam proyek konstruksi jalan dan infrastruktur.