Saat ini sudah banyak infrastruktur jalan pada wilayah perkotaan maupun pedesaan di seluruh Indonesia yang menggunakan jenis perkerasan kaku (rigid pavement). Namun, seringkali proses pelaksanaan konstruksi perkerasan kaku tidak sesuai dengan standar yang berlaku, terutama di wilayah pedesaan dimana pelaksanaanya masih menggunakan metode padat karya. Sehingga untuk mencapai kekuatan struktur yang direncanakan akan sulit tercapai. Ditambah dengan adanya overloading yang terjadi saat musim menyebabkan kerusakan pada struktur perkerasan seperti retak. Oleh sebab itu, diperlukan penelitian mengenai pola retak dan lebar retak maksimum pada pelat perkerasan kaku dengan variasi mutu beton. Penelitian ini menggunakan variasi mutu beton 9.13 MPa, 20.23 MPa, dan 35.06 MPa pada CBR 12.83%. Berdasarkan hasil eksperimen, mutu beton berpengaruh terhadap pola retak dan lebar retak maksimum pelat perkerasan kaku. Ditinjau pada beban 200 kN, variasi mutu beton 9.13 MPa, 20.23 MPa, dan 35.06 MPa menghasilkan lebar retak maksimum eksperimen berturut-turut sebesar 0.3883 mm, 0.3069 mm, dan 0.1329 mm. Selain itu, jumlah retakan yang terjadi berturut-turut sebanyak 6 retakan, 5 retakan dan 3 retakan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi mutu beton maka lebar retak maksimum akan semakin kecil dan jumlah retakan yang terjadi juga akan semakin sedikit. Kata kunci: BoEF (Beam on Elastic Foundation), lebar retak maksimum pelat, mutu beton, perkerasan kaku, pola retak pelat