Agoes Soehardjono Moesono Djojoatmodjo
Unknown Affiliation

Published : 12 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

ANALISIS PENGARUH KECEPATAN KENDARAAN TERHADAP FAKTOR BEBAN DINAMIS (FBD) PADA STRUKTUR JEMBATAN RANGKA BAJA Lalita Nurul Azizah; Agoes Soehardjono Moesono Djojoatmodjo; Wisnumurti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 (2024): Student Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jembatan menerima beban dinamis dari lalu lintas kendaraan yang melintasinya. Beban dinamis dari kendaraan tersebut akan memberikan efek amplifikasi atau perbesaran beban pada struktur jembatan. Berdasarkan SNI 1725:2016, beban lalu lintas kendaraan didesain sebagai beban statis. Untuk memenuhi nilai amplifikasi tersebut, maka ditetapkan Faktor Beban Dinamis (FBD) berkisar 30% - 40% dan hanya ditinjau terhadap bentang jembatan. Oleh karena itu, dilakukan pemodelan struktur jembatan rangka baja untuk menganalisis pengaruh kecepatan kendaraan terhadap FBD. Hasil analisis didapatkan dari perbandingan respon akibat gaya aksial tekan, gaya aksial tarik, dan lendutan antara beban kendaraan dinamis dengan beban kendaraan statis pada gelagar induk. Berdasarkan hasil analisis hubungan FBD dengan kecepatan kendaraan didapatkan nilai terbesar yaitu akibat respon gaya aksial tekan dengan nilai FBD direntang 2.5% - 4%. Persamaan regresi untuk hubungan FBD dengan kecepatan yaitu FBD = 0.0136 v 0.210, dengan syarat tipe jembatan rangka baja bentang 40 m. Berdasarkan SNI 1725:2016 pengaruh terbesar untuk FBD adalah bentang jembatan, maka dibuat persamaan regresi hubungan FBD dengan kecepatan kendaraan serta bentang jembatan dan didapatkan, FBD = 0.48 L -0277 v 0.210. Kata kunci: beban lalu lintas, beban dinamis, Faktor Beban Dinamis (FBD), jembatan rangka baja
ANALISIS PENGARUH BEBAN KENDARAAN TERHADAP FAKTOR BEBAN DINAMIS (FBD) PADA STRUKTUR JEMBATAN RANGKA BAJA Badruz Zamanul Mughni; Wisnumurti; Agoes Soehardjono Moesono Djojoatmodjo
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 (2024): Student Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jembatan menerima beban dinamis akibat beban lalu lintas di atasnya. Beban dinamis akan memberikan efek amplifikasi pada beban lalu lintas jembatan. Pada SNI 1725:2016, terdapat Faktor Beban Dinamis (FBD) yang bernilai antara 30% sampai 40% untuk memperhitungkan efek tersebut. Namun FBD pada SNI hanya diperhitungkan berdasarkan bentang jembatan. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis untuk mengetahui pengaruh aspek lain yang mempengaruhi nilai FBD, salah satunya adalah beban kendaraan. Analisis dilakukan pada struktur jembatan rangka baja dengan bentang 40 meter. Kendaraan yang digunakan sesuai dengan model truk pada SNI 1725:2016 dengan berat antara 100 sampai 500 kN. Analisis dilakukan dengan cara membandingkan respon statis dan respon dinamis pada rangka induk jembatan. Dari analisis didapatkan bahwa pengaruh beban kendaraan terhadap FBD sangat kecil. Namun bisa didapatkan bahwa semakin besar beban kendaraan, nilai FBD akan semakin kecil. Dari hasil analisis didapatkan persamaan regresi hubungan beban kendaraan dengan FBD yaitu FBD = 0,0039 W-0,033, dengan syarat bentang jembatan yang digunakan adalah jembatan rangka baja dengan bentang 40 meter. Dari persamaan tersebut bisa dijabarkan kembali persamaan regresi hubungan antara FBD dengan bentang jembatan dan beban kendaraan, yaitu FBD = 1,32 L-0.277 W-0,033. Kata Kunci: beban dinamis, beban lalu lintas, Faktor Beban Dinamis (FBD), jembatan rangka baja.
Perilaku Pola Retak dan Lebar Retak Maksimum pada Pelat Perkerasan Kaku dengan Variasi Nilai CBR Duta Ariza Pratama Putra; Agoes Soehardjono Moesono Djojoatmodjo; Roland Martin Simatupang
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 (2024): Student Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Saat ini banyak penggunaan jalan tipe perkerasan kaku sebagai pilihan di Indonesia. Pelaksanaan perkerasan kaku kerap dilakukan secara padat karya terutama pada daerah pedesaan. Alhasil aspek pelaksanaanya tidak memenuhi standar sehingga pemadatan tanah subgrade tidak maksimal yang mengakibatkan variasi nilai CBR subgrade. Selain itu, sering kali terjadi overloading pada musim panen akibat jalan yang ramai dilalui kendaraan pengangkut hasil panen. Akibat pengaruh-pengaruh tersebut, perkerasan kaku dapat mengalami kerusakan seperti keretakan. Penelitian ini menggunakan spesimen pelat dengan mutu beton 35 MPa dan variasi nilai CBR subgrade sebesar 5,77% ; 8,12% ; 12,83%. Pada penelitian ini, nilai CBR subgrade mempengaruhi terhadap lebar retak pelat perkerasan kaku. Pada pembebanan 200 kN, lebar retak maksimum terjadi pada spesimen CBR 5,77% sebesar 0,4617 mm yang berada di daerah as, disusul spesimen CBR 8,12% sebesar 0,3478 mm, dan spesimen CBR 12,83% sebesar 0,1329 mm. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin besar nilai CBR maka lebar retak yang terjadi akan semakin kecil. Pada setiap spesimen dengan variasi CBR subgrade, muncul tiga garis retakan. Rata-rata jarak antar retak untuk setiap variasi spesimen sebesar 180 mm. Garis retak yang paling panjang pada setiap variasi spesimen berada di daerah as. Kata kunci : Beam on Elastic Fondation, CBR subgrade, Lebar Retak Pelat, Perkerasan Kaku, Pola Retak Pelat.
Perilaku Pola Retak dan Lebar Retak Maksimum pada Pelat Perkerasan Kaku dengan Variasi Mutu Beton Indra Wahyu Prasetyo; Agoes Soehardjono Moesono Djojoatmodjo; Roland Martin Simatupang
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 (2024): Student Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Saat ini sudah banyak infrastruktur jalan pada wilayah perkotaan maupun pedesaan di seluruh Indonesia yang menggunakan jenis perkerasan kaku (rigid pavement). Namun, seringkali proses pelaksanaan konstruksi perkerasan kaku tidak sesuai dengan standar yang berlaku, terutama di wilayah pedesaan dimana pelaksanaanya masih menggunakan metode padat karya. Sehingga untuk mencapai kekuatan struktur yang direncanakan akan sulit tercapai. Ditambah dengan adanya overloading yang terjadi saat musim menyebabkan kerusakan pada struktur perkerasan seperti retak. Oleh sebab itu, diperlukan penelitian mengenai pola retak dan lebar retak maksimum pada pelat perkerasan kaku dengan variasi mutu beton. Penelitian ini menggunakan variasi mutu beton 9.13 MPa, 20.23 MPa, dan 35.06 MPa pada CBR 12.83%. Berdasarkan hasil eksperimen, mutu beton berpengaruh terhadap pola retak dan lebar retak maksimum pelat perkerasan kaku. Ditinjau pada beban 200 kN, variasi mutu beton 9.13 MPa, 20.23 MPa, dan 35.06 MPa menghasilkan lebar retak maksimum eksperimen berturut-turut sebesar 0.3883 mm, 0.3069 mm, dan 0.1329 mm. Selain itu, jumlah retakan yang terjadi berturut-turut sebanyak 6 retakan, 5 retakan dan 3 retakan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi mutu beton maka lebar retak maksimum akan semakin kecil dan jumlah retakan yang terjadi juga akan semakin sedikit. Kata kunci: BoEF (Beam on Elastic Foundation), lebar retak maksimum pelat, mutu beton, perkerasan kaku, pola retak pelat
ANALISIS LEBAR RETAK PELAT BETON BERTULANG SATU ARAH DENGAN VARIASI RASIO TULANGAN MENGGUNAKAN PERMODELAN NUMERIK Winda Setya Widyasari; Agoes Soehardjono Moesono Djojoatmodjo; Bhondana Bayu Brahmana Kridaningrat
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 (2024): Student Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu bagian infrastruktur yang memanfaatkan beton pracetak adalah pelat lantai kendaraan pada jembatan. Dalam perencanaan beton pracetak untuk pelat lantai jembatan, perlu diperhatikan jumlah dan mutu tulangan serta beban yang bekerja pada pelat tersebut untuk mencegah keretakan. Oleh karena itu, diperlukan penelitian mengenai pengaruh rasio tulangan terhadap lebar retak pada pelat beton bertulang satu arah. Analisis dilakukan dengan software ABAQUS dengan memodelkan benda uji serta memasukkan mutu material sesuai pengujian di laboratorium. Variasi rasio tulangan yang digunakan adalah 0,0235 ; 0,0201 ; 0,0168. Hasil analisis ABAQUS selanjutnya divalidasi dengan hasil perhitungan SNI 03-2847-2002 dan hasil eksperimen laboratorium.Berdasarkan hasil analisis ABAQUS, perhitungan SNI, dan eksperimen, terdapat pengaruh variasi rasio tulangan terhadap lebar retak pelat beton bertulang satu arah, dimana semakin besar rasio tulangan maka lebar retak akan semakin kecil. Pada rasio tulangan (ρ) 0,0126, lebar retak (w) analisis ABAQUS dan perhitungan SNI menunjukkan nilai yang sama. Pada ρ < 0,0126, nilai lebar retak ABAQUS lebih kecil dibandingkan lebar retak SNI, sedangkan pada ρ > 0,0126, nilai lebar retak ABAQUS lebih besar dibandingkan lebar retak SNI. Nilai lebar retak hasil eksperimen lebih besar dibandingkan hasil analisis ABAQUS dengan perbandingan wEks = (1,82-2,49) wAba. Kata kunci : Software ABAQUS, Lebar retak, Rasio tulangan, Pelat beton bertulang
ANALISIS NUMERIK LEBAR RETAK PADA PELAT BETON BERTULANG SATU ARAH MENGGUNAKAN DUA LAPIS TULANGAN TARIK DENGAN VARIASI LUAS TULANGAN Dzulkharyan Hatmaja Palezha; Bhondana Bayu Brahmana Kridaningrat; Agoes Soehardjono Moesono Djojoatmodjo
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 (2024): Student Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada konstruksi jembatan, pelat lantai merupakan elemen struktur yang penting dalam menerima beban untuk disalurkan kebawah. Bahan yang digunakan untuk membuat pelat lantai umumnya adalah beton bertulang. Dalam beberapa kasus, tulangan tarik yang digunakan bisa jadi lebih dari satu lapis. Akibatnya, akan mempengaruhi lebar retak yang terjadi. Salah satu software yang dapat digunakan adalah ABAQUS. Hasil lebar retak maksimum tersebut akan dibandingkan dengan persamaan teoritis SNI 2847:2002 dan JSCE 2007. Pada penelitian ini digunakan pelat beton dengan ukuran 200 cm x 60 cm x 20 cm dengan dua lapis tulangan tarik berdiameter 13 mm. Variasi luas tulangan yang digunakan adalah 8-D13 (As = 1061.86 mm2), 9-D13 (As = 1194.59 mm2), dan 11-D13 (As = 1460.06 mm2). Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa semakin besar luas tulangan tarik, maka lebar retak maksimum yang terjadi akan semakin kecil. Dengan kata lain, lebar retak maksimum berbanding terbalik dengan luas tulangan.Kata kunci: Pelat Satu Arah, Tulangan Tarik Dua Lapis, Lebar Retak Maksimum, Luas Tulangan, software ABAQUS
Analisis Numerik Lebar Retak pada Pelat Beton Bertulang Satu Arah Menggunakan Tiga Lapis Tulangan Tarik dengan Variasi Luas Tulangan Ferdy Bagas Dharmansyah; Agoes Soehardjono Moesono Djojoatmodjo; Bhondana Bayu Brahmana Kridaningrat
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 (2024): Student Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada konstruksi jembatan, pelat lantai menjadi salah satu struktur utama dalam menerima dan menyalurkan beban pada jembatan. Umumnya pelat lantai menggunakan material beton bertulang. Material beton bertulang merupakan gabungan antara dua material yang umum digunakan, yaitu beton dan baja. Pada penelitian ini berfokus pada analisis lebar retak yang terjadi pada pelat satu arah menggunakan tiga lapis tulangan tarik dengan variasi luas tulangan. Penelitian ini menggunakan pelat beton bertulang dengan tinggi 20 cm, panjang 200 cm, dan lebar 60 cm dengan kuat tekan beton 20 MPa. Mutu tulangan tarik yang digunakan adalah BjTS 420B, sedangkan mutu tulangan susutnya adalah BjTP 280. Pelat diletakkan di atas baja profil WF 300 × 150 × 5.5 × 8 pada kedua ujung pelat. Sisi bawah baja profil diasumsikan jepit-jepit. Beban diberikan menggunakan spreader beam ditengah bentang dengan dimensi tinggi 5 cm, panjang 60 cm, dan lebar 15 cm. Variasi luas tulangan yang digunakan yaitu variasi 1000 mm2, 1200 mm2, dan 1400 mm2. Sehingga dilakukan perbandingan lebar retak berdasarkan hasil analisis software ABAQUS dengan persamaan SNI 2847:2002 dan JSCE 2007. Didapatkan hasil semakin besar luas tulangan maka lebar retak maksimum yang terjadi akan semakin kecil. Pada saat luas tulangan lebih besar dari 25.96 mm2 maka lebar retak persamaan SNI 2847:2002 lebih besar dibanding hasil software ABAQUS. Sedangkan pada saat luas tulangan lebih besar dari 900.17 mm2 maka lebar retak persamaan JSCE 2007 lebih besar dibanding hasil software ABAQUS. Kata kunci: Pelat Satu Arah, Tulangan Tarik Tiga Lapis, Lebar Retak Maksimum, Software ABAQUS, Variasi Luas Tulangan.
STUDI EKSPERIMENTAL LEBAR RETAK PELAT PRACETAK BETON BERTULANG SATU ARAH SKALA PENUH MENGGUNAKAN TIGA LAPIS TULANGAN TARIK DENGAN VARIASI LUAS TULANGAN Mahardhika Raffi Al Farisy; Agoes Soehardjono Moesono Djojoatmodjo; Bhondana Bayu Brahmana Kridaningrat
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 (2024): Student Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jembatan berperan penting dalam meningkatkan aksesibilitas, terutama di jalan tol yang menghubungkan kota-kota besar. Penggunaan pelat beton pada jembatan sering digunakan karena menyediakan permukaan datar. Namun, retak pada beton dapat menyebabkan tulangan terbuka dan korosi, sehingga mengurangi umur layanan struktur. Penelitian ini melibatkan pembuatan tiga spesimen pelat beton bertulang satu arah dengan tiga lapis tulangan tarik D10 yang bervariasi luasnya, yaitu 1021 mm², 1178 mm², dan 1414 mm². Benda uji memiliki dimensi 200 x 20 x 60 cm. Pengujian menggunakan LVDT untuk mengukur lendutan dan Dinolite untuk mengukur lebar retak. Pelat diuji setelah berumur lebih dari 28 hari dengan cara memberikan beban garis yang bertambah setiap 100 kg sampai ditemukan retak pertama dan bertambah 200 kg secara bertahap hingga tegangan baja mencapai kuat layan. Dari studi literatur penelitian sebelumnya dengan pendekatan rumus ditemukan bahwa luas tulangan berpengaruh terhadap pola dan lebar retak maksimum pada pelat. Semakin besar luas tulangan, semakin kecil lebar retak maksimum dan semakin sedikit jumlah retak yang terjadi. Pada hasil penelitian, luas tulangan 1021 mm², memiliki lebar retak maksimum yaitu 0,3148 mm dengan jumlah 8 garis retak. Pada luas tulangan 1178 mm², lebar retak maksimum adalah 0,2598 mm dengan jumlah 7 garis retak. Pada luas tulangan 1414 mm², lebar retak maksimum adalah 0,2195 mm dengan jumlah 6 garis retak. Penelitian ini mengindikasikan bahwa peningkatan luas tulangan mengurangi lebar dan jumlah retak pada pelat beton multilapis sehingga diperoleh rumus eksperimental yaitu wmaks = 2,59 As-1,187 fs.
STUDI EKSPERIMENTAL PERILAKU LENTUR PELAT PRACETAK SATU ARAH SKALA PENUH MENGGUNAKAN TULANGAN TARIK TIGA LAPIS DENGAN VARIASI LUAS TULANGAN Ahmada Ilyas Arrosidi; Bhondana Bayu Brahmana Kridaningrat; Agoes Soehardjono Moesono Djojoatmodjo
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 (2024): Student Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Negara-negara berkembang seperti Indonesia menghadapi tantangan standar hidup yang rendah dan ketidakstabilan sektor ekonomi. Untuk meningkatkan kondisi ini, fokus pemerintah terhadap pembangunan infrastruktur, khususnya pembangunan jembatan, sangat penting. Jembatan berfungsi menghubungkan wilayah yang terpisah oleh hambatan geografis, meningkatkan arus lalu lintas dan logistik, serta mendukung pertumbuhan ekonomi. Oleh sebab itu, peneliti melakukan pengkajian perilaku lentur pelat beton bertulang dengan tiga lapis tulangan untuk menentukan kinerja struktur dalam perencanaan jembatan. Pada penelitian ini digunakan variasi luas tulangan yaitu 1000 mm², 1200 mm², dan 1400 mm². Pengujian dilakukan dengan pemberian beban spesimen pelat yang diletakkan diatas benda uji pada frame uji, pengkajian diujikan pada umur beton lebih dari 28 hari. Hasil penelitian menghasilkan bahwa semakin besar luas tulangan yang diberikan akan semakin kecil lendutan yang dihasilkan. Dan dari pernyataan tersebut didapat bahwa beton dengan pemberian luas tulangan yang besar memberikan ketahanan lendutan yang lebih baik. Kata kunci: Luas Tulangan, Tulangan Lapis, Pelat Satu Arah, Lendutan
STUDI EKSPERIMENTAL PERILAKU LENTUR PELAT PRACETAK SATU ARAH SKALA PENUH MENGGUNAKAN TULANGAN TARIK DUA LAPIS DENGAN VARIASI LUAS TULANGAN Muhammad Gymnastiar; Agoes Soehardjono Moesono Djojoatmodjo; Bhondana Bayu Brahmana Kridaningrat
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 (2024): Student Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jembatan dapat menjadi salah satu langkah pemerintah negara Indonesia untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian negaranya. Salah satu dari banyak elemen struktur pada jematan yang terpenting adalah pelat lantai kendaraan. Pelat lantai merupakan pelat beton bertulang yang digunakan untuk menopang beban tegak lurus yang diterapkan padanya. Diperlukan perkuatan pelat beton bertulang dengan salah satunya adalah tulangan tarik dua lapis dengan penggunaan luas tulangan yang tepat. Perlunya pengetahuan lebih lanjut untuk mengetahui terkait pengaruh luas tulangan pada tulangan tarik dua lapis terhadap kapasitas lentur dan lendutan pada pelat beton bertulang. Pada penelitian ini digunakan pelat beton dengan ukuran 200 cm x 60 cm x 20 cm dengan tulangan tarik dua lapis menggunakan diameter tulangan D13. Terdapat tiga benda uji yang masing-masing memiliki luas tulangan As = 1062,29 mm2, As = 1195,07 mm2, As = 1460,64 mm2. Hasil pada penelitian menunjukkan dari semakin besar luas tulangan, maka kapasitas lentur akan pada pelat semakin kecil dan lendutan yang terjadi juga semakin kecil. Kata kunci : Kapasitas Lentur, Lendutan, Luas Tulangan, Tulangan Tarik Dua Lapis, Pelat pracetak.