Pembangunan infrastruktur yang pesat di Indonesia telah menyebabkan berkurangnya lahan konstruksi dengan kualitas tanah yang baik. Kualitas tanah sangat penting untuk menunjang beban infrastruktur, dan kondisi tanah yang kurang ideal dapat mempengaruhi proses konstruksi secara signifikan. Seringkali, kontraktor harus membangun di tanah yang kurang ideal, seperti tanah ekspansif, yang menggembung saat basah dan menyusut saat kering, sehingga memerlukan perlakuan khusus sebelum pembangunan. Cassagrande (1939) menunjukkan bahwa elektrokinetika dapat diterapkan pada tanah berbutir halus dengan kandungan air tinggi. Penggunaan elektrokinetika dapat meningkatkan tegangan efektif dengan cara menurunkan tekanan air pori tanah, membuatnya menjadi metode yang sering digunakan untuk memperbaiki tanah berbutir halus. Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki tanah ekspansif dan mengkaji pengaruh konsentrasi larutan dan tegangan terhadap kekuatan geser dan ekstensibilitas tanah ekspansif dengan menggunakan metode electrospray. Metode ini melibatkan elektroosmosis (pergerakan air melalui bahan padat dalam medan listrik) atau aliran larutan yang dapat terpolarisasi oleh tegangan atau arus. Dalam penelitian ini, larutan kalsium klorida (CaCl2) dengan konsentrasi 5%, 10%, dan 15%, serta tegangan 15V, 18V, dan 24V diinjeksikan ke dalam tanah. Penyuntikan berlangsung selama 9 hari, dilanjutkan dengan masa penyembuhan 7 hari. Sampel tanah berukuran 150x150x400 mm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan konsentrasi larutan dan tegangan mempengaruhi hasil pengujian. Nilai kekuatan geser tertinggi diperoleh pada sampel dengan penurunan kemampuan pengembangan terbesar, yang terjadi pada sampel X39 dengan konsentrasi larutan CaCl2 5% dan tegangan 24V, dimana kemampuan pengembangannya menurun dari 6,48% menjadi 0,03%. Kata Kunci: injeksi elektrokimia, larutan CaCl2, lempung ekspansif, kuat geser, potensi pengembangan.