Campuran dari agregat yang digabungkan dengan semen dan air akan menghasilkan beton. Kadang-kadang, bahan tambahan diberikan untuk mencapai karakteristik tertentu seperti mempermudah proses pengerjaan, meningkatkan daya tahan, dan mengatur waktu pengerasan. Sudah menjadi rahasia umum bahwa beton adalah salah satu material yang paling sering digunakan dalam proyek konstruksi. Beton lebih sering dipilih dibandingkan material lainnya karena memiliki beberapa keunggulan, seperti memiliki kekuatan yang tinggi, Namun, peningkatan kebutuhan beton telah berdampak negatif terhadap lingkungan dalam beberapa tahun terakhir. Menurut International Journal of Science, setidaknya 8% dari emisi global yang disebabkan oleh aktivitas manusia berasal dari pabrik semen.Oleh karena itu, diperlukan solusi tambahan untuk mengatasi permasalahan kualitas penggunaan RCA. Salah satu solusi adalah penggunaan geopolimer sebagai bahan dasar untuk beton daur ulang. Geopolimer merupakan larutan yang memanfaatan bahan alternatif pengganti semen, seperti abu terbang (fly ash), abu sekam padi (rice husk ash), dan bahan lainnya yang memiliki kandungan tinggi silika dan aluminium. Dengan proses polimerisasi yang ada di dalam geopolimer, penambahan fly ash sebagai coating pada RCA diharapkan dapat menjawab beberapa permasalahan terkait kualitas yang mempengaruhi penggunaan beton daur ulang. Namun, masih ada banyak masalah yang harus diperhatikan secara teliti sehingga perlu melalui beberapa tahap penelitian diantaranya angka kuat tekan dan Cepat Rambat Gelombang beton. Kuat tekan beton merupakan karakteristik beton yang didapatkan dari perbandingan antara beban runtuh yang dapat diterima dengan luas bidang tekan.